SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 💙°°°
Renata bangun pagi sekali, entah apa yang membuat Renata bangun sepagi ini. Hari ini adalah hari ulang tahun Melfia, yang ke 17 tahun. Renata tidak sabar ingin pergi nanti malam. Renata keluar dari kamar, berjalan ke dapur. Di sana sudah ada Bunda yang sedang menyiapkan sarapan.
"Pagi Bunda, pagi Bi Riri." Ucap Renata duduk di pantry.
"Pagi." Balas Lisa berbarengan dengan Bi Riri.
"Tumben sekali sudah bangun?ini kan kamu masih libur." Tanya Lisa.
"Aku mau sarapan sama semuanya. Aku bosan sarapan sendiri terus." Keluh Renata memainkan telur di tangannya.
"Jangan mainin telur, nanti pecah sayang." Ucap Lisa, mengambil telur itu namun Renata menghalanginya dengan berlari mengelilingi meja makan. Karena tidak fokus kaki Renata tersandung kaki meja makan.
Brukkk
"Bunda sakit." Renata meringis mengurut kakinya. Lisa yang kaget menghampiri Renata.
Ralat, bukan menghampiri Renata lebih tepatnya menghampiri telur yang sudah pecah tak berbentuk.
"Yaampun, telur Bunda jadi pecah, kan. Kamu sih!" Lisa memandang Renata dengan kesal.
"Bunda kok malah kasihanin telurnya, bukan akunya."
Ini lho anaknya sedang meringis merasakan sakit di kakinya, tetapi Lisa malah mengkhawatirkan telur yang bahkan bisa di beli lagi.
"Ada apa ini?" Tanya Fernando turun bersamaan dengan Reihan. Mengernyit melihat anak bungsunya itu duduk dilantai.
"Aku jatuh kaki aku sakit, Yah. Tapi Bunda malah kasihanin telurnya yang pecah bukan akunya." Adu Renata pada Ayahnya.
Fernando menggelengkan kepalanya menatap istrinya itu. "Kamu ini anaknya lagi kesakitan, telur kan bisa dibeli lagi."
Reihan menghampiri Renata, berjongkok di depan Adiknya. "Mana yang sakit? Sini Abang lihat." Renata menaikan kakinya kepangkuan Reihan.
"Ini sakit." Tunjuk Renata kebagian pergelangan kakinya. Reihan memijitnya dengan pelan.
"Kalau kaki aku masih sakit, terus gak bisa jalan apalagi gak bisa nendang musuh aku salahin Bunda pokoknya!"
"Kok Bunda? Orang kamu yang lari-larian."
"Ish!" Renata mendesis kesal
"Yaudah, kita sarapan dulu." Kata Lisa menuangkan air putih ke gelas Reihan.
"Richard mana?" Tanya Fernando.
"Richard masih tidur, dia semalam sampai di rumah jam satu dini hari. Biarin dia istirahat dulu aja." Ucap Lisa duduk di samping Fernando.
Setelah sarapan selesai Ayah dan Reihan pamit ke kantor. Bunda hari ini tidak ikut menemani Ayah, karena hari ini Bunda ada acara dengan teman-temannya.
Renata duduk dengan Bunda di sofa. "Bun, nanti aku mau pergi ke acara ulang tahun Melfia." Kata Renata membuka pembicaraan.
Lisa mengalihkan tatapannya dari majalah ke arah putrinya. "Sama siapa?"
"Gak tau, mungkin sama Alfa."
"Ajak dia mampir ke rumah dulu." Renata hanya mengangguk. Renata mengambil ponselnya diatas meja. Dia akan mengirimi Alfa pesan.
Me :
Al?Renata bingung ingin mengetikan pesan apa, jadi hanya itu yang ia kirimkan kepada Alfa. Renata mengetuk-ngetukan kakinya di karpet bulu, berharap Alfa membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENALFA [Selesai]
Ficção Adolescente*** "Tapi kenapa? Alasannya apa?" tanya Renata menggenggam tangan Alfa. "Gak ada alasannya, intinya lupain gue." tegas Alfa lalu melepaskan genggaman tangan Renata yang cukup erat. Melepaskan genggaman dari seseorang yang selama ini membuatnya nyama...