SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 💙°°°
Semester telah usai, hari ini siswa di bebaskan untuk tidak mengikuti kegiatan KBM. Cino dan Lexy berencana ingin pergi menjenguk Renata, kabar yang Cino dapatkan dari Refi bahwa Renata sudah pulang dari rumah sakit semalam. Selama Renata di rawat Cino dan Lexy juga belum sempat menjenguk.
Mereka berdua telah sampai di depan gerbang tinggi rumah kediaman keluarga Jhonson. Cino mengklakson agar satpam membukakan gerbang. Setelah gerbang dibukakan, Cino dan Lexy pun masuk.
Mengetuk pintu beberapa kali, keluarlah seorang wanita paruh baya yang cantik, mirip dengan Renata. "Siapa yah?" Tanya Lisa.
Mereka berdua menyalimi punggung tangan Bunda Renata. "Kita berdua teman sekelas Renata, Tante. Pengen jenguk boleh?" Kata Lexy dengan senyum sopan.
Bunda tersenyum lebar, "Oh tentu boleh dong. Ayo masuk, Renatanya lagi dtiruang tamu. Biar Tante bikinin minuman untuk kalian dulu ya." Ucap Lisa merangkul bahu mereka berdua menuju ruang tamu.
Astagfirullah emaknya bae bener, ngapa anaknya galak amat ya. Batin Cino.
"Eh bocah tiduran mulu kerjaan lo." Seru Lexy melemparkan Renata dengan bantal kecil. Renata meringis saat lemaparan itu mengenai luka di kakinya yang diperban.
"Ahhhh, sakit bego!" Sungut Renata kesal.
"Calm down, baby" Ujar Cino mendekati Renata.
Renata menatap sinis dua makhluk di dekatnya. "Baby baby babi."
"Hehe, gimana nih keadaan lo?" Tanya Cino
"Gue gini, udah sehat cuma luka-luka gue belum kering."
"Dih bocah gak mulus lagi kakinya." Cibir Lexy, yang mendapat tatapan tajam dari Cino. Pasalnya Renata langsung diam mendengar cibiran dari Lexy. Mampus banget gue salah ngomong!
"Ehehe kan lo orang kaya bentar lagi luka sembuh juga perawatan, yakannnn?" Kata Lexy berusaha membuat Renata terhibur.
Renata mengabaikan kata Lexy membuat Lexy tak enak hati. "Nanti kaki gue gak cantik lagi ya, Cin?" Tanya Renata pada Cino.
Cino tertawa garing. "Apaan sih lo, Ren. Bekas luka banyak obatnya kali."
"Bohong, bilang aja nanti kaki gue udah gak cantik."
Cino memberikan tatapan membunuh pada Lexy, seakan-akan Cino bilang. Lo sih Lex, jadi murung gini. Emang lo bego!Lexy gelagapan melihat tatapan Cino, Lexy mendekati Renata, duduk dibawah karpet. Membuat Renata menunduk menatap Lexy. "Yang pentingkan muka tetap cantik, Ren. Kalau bekas luka bisa dikasih obat. Jaman sekarang, kan serba bisa." Kata Lexy merasa bersalah.
"Apaan sih bego! Gue juga cuma bercanda kali. Lagian gue juga ga takut ada bekas luka." Kata Renata di sertai tawa kecil.
Membuat Lexy dan Cino berpandangan, lalu ikut tertawa meski garing. "Bikin gue panik tau gak lo! Gue pikir lo marah." Kata Lexy membuat Renata semakin tertawa.
"Ini di minum sama dimakan ya, Tante mau ke atas dulu." Kata Lisa membawa nampan berisi dua gelas air jeruk di tambah dengan cheesecake. Sebelum Lisa ke atas Lexy dan Cino tak lupa mengucapkan terimakasih.
"Ren gue mau ngomong serius tentang kejuaraan taekwondo." Ucap Cino membuat Renata terdiam memikirkan keadaanya yang sekarang. Sedang luka seperti ini mana mungkin dia bisa mewakili sekolahnya ikut kejuaraan? Padahal kejuaraan tinggal tiga hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENALFA [Selesai]
Teen Fiction*** "Tapi kenapa? Alasannya apa?" tanya Renata menggenggam tangan Alfa. "Gak ada alasannya, intinya lupain gue." tegas Alfa lalu melepaskan genggaman tangan Renata yang cukup erat. Melepaskan genggaman dari seseorang yang selama ini membuatnya nyama...