RENALFA 38 - DROP

5.5K 213 3
                                    

SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN💙

°°°


Setelah memenangkan kejuaraan kemarin, Renata pagi ini di larikan kerumah sakit karena demam dan mimisan yang tak berhenti-henti. Sebenarnya sepulang dari kejuaraan Renata sudah mengeluh sakit pada orang rumah. Namun saat di ajak ke dokter Renata menolak dengan alasan capek dan mau tidur aja. Namun pagi ini nyatanya malah semakin parah.

"Kan Bunda udah bilang langsung ke dokter kamu itu keras kepala banget sih." Omel Lisa sembari mengelap darah yang tersisa di hidung Renata.

"Jangan di omelin dong, Bun. Kan Renata lagi sakit." Bela Richard sembari menyetir.

Renata diam saja tidak menanggapi perkataan Bunda ataupun Richard. Renata memejamkan matanya saat kepalanya berdenyut. Sekelebat bayangan tentang Alfa muncul membuat Renata dengan cepat membuka matanya.

"Bunda kabarin Alfa ya." Kata Bunda seraya mengotak-atik ponselnya. Renata menahan tangan Bunda.

"Jangan."

"Lho kenapa? Kamu kan lagi sakit."

Renata menghela nafas membuang pandangan keluar jendela. "Aku udah putus."

Lisa diam mendengar kata yang keluar dari bibir pucat Renata. Lisa pikir mood Renata yang buruk kemarin karena sekedar bertengkar dengan Alfa. Tapi nyatanya ini lebih dari sekedar bertengkar. Pantas saja Renata murung, pantas saja kemarin Lisa melihat Alfa dengan gadis lain, dan semalam saat Lisa mengganti kompresan di dahi Renata. Renata sempat bergumam menyebutkan nama Alfa di saat matanya terpejam.

"Udah sampai yuk." Ucap Richard mengalihkan perhatian. Richard tahu masalah Renata yang putus dari salah satu temannya yang bersekolah sama dengan Renata. Richard menggendong tubuh lemas Renata. Membaringkan di brankar yang di bawa suster.

Richard tidak ikut masuk ke dalam, ia izin pada Bundanya untuk memberi kabar pada Ayahnya dan Rama.

°°°

"Renata masuk rumah sakit." Ucap Rama pada Melfia, Refi, Cino dan Lexy. Mereka sekarang sedang duduk melingkar di kantin. Karena kemarin adalah kemenangan yang di bawa Renata untuk sekolah, pihak sekolah memberikan kompensasi untuk tidak belajar seharian ini.

"Apa gara-gara kemarin terlalu maksain ikut kejuaraan?" Tanya Lexy.

"Sebelum kejuaraan emang dia udah gak enak badan. Semenjak—Si bajingan itu mutusin hubungan secara sepihak." Kata Rama, tatapan matanya berubah saat menyebut Bajingan yang di tunjukan untuk Alfa.

Tidak jauh dari meja Rama dkk, ada Seno dan Kevin yang mendengar percakapan mereka. Seno dan Kevin juga kecewa dengan Alfa yang lebih memilih Sonya dan meninggalkan Renata dengan alasan yang tepat. Sampai Seno yang betakilannya minta ampun memasang wajah serius saat mengancam Alfa.

"Lo emang keterlaluan jadi orang! Lo tega-teganya nyakitin Renata." Bogeman kembali melayang untuk Alfa. Alfa diam tak melawan, karena Alfa tahu Alfa salah. Bukan hanya Renata yang kecewa tapi banyak orang. Sampai ke-adik kelas perempuan yang biasanya selalu tersenyum melihat Alfa dan Renata bersama. Sekarang posisi Renata di ganti oleh Sonya, adik kelas menatap tak suka, bahkan secara terang-terangan menyindir Alfa.

"Gue gak tau hati lo terbuat dari apa. Gue gak tau kalau lo tunduk dengan ancaman Sonya. Gue gak nyangka orang secerdas Alfa Haris Wiliam kalah sama orang berotak udang kayak Sonya."

Seno masih melayangkan bogeman tak berhenti meski Kevin memisahkan.

"Udah dia teman kita." Ujar Kevin.

"Gue gak nyangka aja punya teman sebrengsek dia!" Tegas Seno mengatur deru nafasnya.

"Lo ingat! Jangan pernah dekatin Renata lagi kalau seandainya lo sadar sama kesalahan lo. Jangan cari Renata gue Seno Gumira sahabat lo yang akan menjadi orang pertama melarang lo dekatin Renata lagi."

Setelah kejadian itu persahabatan antara Alfa dan Seno menjadi awkward sedangkan Kevin memilih menjadi penengah di antara mereka jika  lost control.

"Lo yang ngasih tau gih, gue malas mau ke toilet dulu." Ucap Seno acuh meninggalkan Kevin.

Kevin menghela nafas, sulit baginya mempersatukan Alfa dan Seno lagi. Seno yang mempunyai sifat tak mau kalah dan Alfa yang mempunyai sifat keras kepala cenderung masa bodo dengan sekitarnya. Kadang Kevin juga menyalahkan Alfa atas sikapnya pada Renata. Tapi Kevin tahu itu semua pasti ada alasan yang membuat Alfa mengambil keputusan seperti ini. Kevin percaya Alfa tidak sebrengsek yang semua orang kira.

Alfa hanya sedang di permainkan oleh keadaan yang mendesak. Alfa hanya sedang memilih jalan terbaik untuk semuanya. Kevin yakin seratus persen jika Alfa tidak mungkin memutuskan Renata lantas berbalik arah berpacaran dengan Sonya jika tidak ada udang di balik batunya.

"Al, Renata drop masuk rumah sakit." Tutur Kevin pelan agar tidak ada yang mendengar kecuali Alfa.

"Gak ada urusannya sama gue."

Jawaban Alfa sadis Alfa membuat Kevin tertawa. Kevin manggut-manggut menatap Alfa.

"Gak usah sok gak perduli kalau nyatanya lo masih perduli, bahkan sangat perduli." Ejek Kevin.

Alfa menyipitkan matanya menatap Kevin. "Gak usah sok tau. Dia bukan siapa-siapa gue. Berhenti ngomongin dia karena gue harus jaga hati Sonya." Setelah mengucapkan hal yang membuat Kevin semakin tertawa Alfa pergi begitu saja keluar kelas.

"Dasar manusia banyak bohongnya." Cibir Kevin namun tertangkap oleh pendengaran Alfa yang sangat tajam.

Alfa mendudukkan dirinya di bangku belakang sekolah. Sebelum ke sini untuk menghabiskan waktu istirahat Alfa menyempatkan diri untuk membeli minuman dingin di kantin.

Alfa kembali kepikiran dengan Renata, kenapa kekasihnya bisa sampai masuk rumah sakit seperti ini? Ralat, mantan kekasih lebih tepatnya.

Sehebat apapun aku berusaha menutupi rasa ketidak perdulianku.
Namun rasa sayang ini tetap mengalahkan
rasa itu.
Maafkan atas segala kesalahanku.
Aku menyerah atas segalanya, tanpa berusaha mempertahankannya.

°°°

KOMEN KALAU KALIAN LIHAT TYPO.
FOLLOW INSTAGRAM AKU : @radiinar15

RENALFA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang