thirty seven

2.8K 263 9
                                    

kalau bikin cerita ttg kehidupan mereka setelah cerita ini selesai, ada yang tertarik baca?

"Ketemu Suran?" Jennie terdengar memastikan ucapan Yoongi lewat telepon.

Yoongi menghela napas, "Iya. Katanya dia mau lanjut belajar di-luar negeri. Katanya gak guna kalau disini ujung-ujungnya jodoh dia bukan aku,"

Jennie terkekeh dari seberang sana. "Boleh, deh. Tapi aku ikut."

Yoongi mengangguk— sebelum menyadari betapa bodohnya pria itu karena mengangguk lewat telepon. "Iya, boleh. Aku jemput kamu jam satu siang nanti ya, cantik."

Tanpa pria itu ketahui, gadis bermarga Kim itu sudah memerah pipi-nya. "I-Iya. See you later Yoongs!"




Yoongi tertawa, setelah Jennie memutuskan sambungan telepon, pria itu menaruh handphone di-meja kecil sebelah tempat tidur pria itu lalu menghela napas.

Ada-ada aja sih, Pikirnya.

Tadi pagi, Suran menelpon Yoongi meminta agar pria itu— bersama Jennie ataupun tidak, untuk bertemu dengan-nya. Kata gadis itu, ia akan melanjutkan belajar di-luar negeri lagi saja. Tak ada gunanya kalau ujung-ujungnya, jodoh gadis itu bukan Yoongi. Well, setidaknya itu yang Suran sampaikan. Entah ada maksud tersembunyi atau bukan— tapi yang jelas, Yoongi akan datang. Sifat pria itu yang tidak enakan untuk menolak, membuat pria dingin itu tak bisa menolak.

Lagian, ia sudah izin kepada Jennie dan gadis-nya itu akan ikut. Untuk apa khawatir?







"Yang itu bukan, sih?" Jennie menunjuk-nunjuk pada seorang gadis yang tampak celingak-celinguk, dengan koper silver di-sebelah gadis itu.

Yoongi mengangguk, "Dia ngewarnain rambut jadi blonde, ya. Pantes daritadi gak kelihatan."

Jennie dan Yoongi berjalan kearah Suran yang tampak sudah menemukan mereka juga. Sekarang, pasangan itu sedang di-Bandara Incheon. Kata Suran, gadis itu ada flight ke-Amerika sekitar satu jam lagi, jadi waktu mereka untuk berbincang tak akan lama.

🦋🦋🦋

"Langsung aja. Abis ini, gue sama Jennie mau nge-date," Kata Yoongi, menekankan kata date begitu mereka bertiga duduk di-salah satu restoran bandara. Jennie menyenggol lengan pria itu— merasa tak enak. Entah lah, gadis itu terlalu baik.

"Maaf ya, kalau gue pura-pura jadi korban." Ucap Suran sambil tersenyum— setengah tulus dan setengah risih kepada Jennie.

Gadis itu hanya mengangguk sambil menyeruput hot chocolate yang ia beli tadi. "Mau di-gimanain lagi. Untung aja, Yoongi gak bego." Kata Jennie. Suran menghela napas.

"Maafin ya, Yoongi. Aku sayang banget sama kamu, beneran. Tapi.. Kalau emang jodoh kamu itu Jennie, aku bisa apa?" Suran tersenyum. Jennie hanya menatap Suran, sementara Yoongi mengangguk.

"Gue cuma mau lo berubah. Sayang sama orang itu gak gitu caranya," Ucap Yoongi. "Toh, lo bakal dapet jodoh yang bukan gue juga ujung-ujungnya. Harusnya lo sadar, dari pas lo tinggalin gue waktu itu, lo bukan siapa-siapa lagi." Lanjut Yoongi.

"Gue duluan. Safe flight," Kata Yoongi sambil mengenggam tangan Jennie. Niat hati ingin pergi, namun pria itu malah kembali di-panggil Suran.

"Sebentar, Yoongi." Ucap gadis itu. Yoongi menghela napas seraya menoleh, tatapan mata pria itu seolah mengatakan, "Apaan lagi sih?"

"A goodbye hug before i leave? One last time." Kata Suran. Yoongi berdecak, pria itu tak jago menolak! Ayo lah, kenapa sih harus seperti ini?

Pria itu menatap Jennie yang tampak acuh. Gadis itu menyibukkan diri memainkan aplikasi Instagram— pura-pura tak peduli. Padahal pria itu tahu sekali kalau di-dalam hatinya, Jennie sedang berucap, "Jangan peluk jangan peluk jangan peluk."

"Ayo lah, it's gonna be my last time seeing you this year. Aren't you gonna do what i please?" Tanya Suran lagi, kesan-nya memaksa kali ini. Jadi dengan cepat; kurang dari tiga detik, pria itu memeluk Suran dengan ogah-ogahan lalu berjalan menjauh setelah mengucapkan safe flight lagi.




"Marah?" Yoongi mengulum senyum ketika Jennie mengacuhkan diri-nya. Keduanya sedang berjalan ke-parkiran tempat mobil Yoongi di-parkir sekarang.

"Marah. Tapi aku juga harus ngertiin kalau mungkin dia mau di-peluk buat.. Yah, semoga terakhir kalinya. Yaudah lah males, cepetan aja kita makan." Ucap Jennie dengan mulut di-kerucutkan.

Pria itu tertawa, memberhentikan jalan-nya. Jennie yang sedang di-pegang tangannya oleh Yoongi automatis berhenti juga. "Kenapa, hah?" Tanya gadis itu— masih sok marah.

"I love you and only you." Yoongi memeluk Jennie lama, kurang lebih dua puluh detik. Lalu mengecup pipi gadis itu, dan dengan santai-nya berjalan lagi, mendahului Jennie yang pipinya sudah memerah.


700 words guys! aku lagi fast update buat nebus diriku yang gaperna update dari juli.. eh, atau juni ya? lupa. antara dua itu.

jangan lupa vomment / aku ga bakal lanjut.

Musuh Tapi Menikah | Yoongi & Jennie [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang