Pt. 10 : Catching The Fox

13 1 0
                                    

~Gary's POV~

Rencananya siap, semua perlengkapan juga udah dicek ulang, dan gue Cuma punya satu kali kesempatan. Kalo gue gagal maka akan terjadi perang besar – besaran antara SMA 46 dan Suzuran. Kemarin sore seperti yang lo tau gue berhasil menemukan tempat dimana Steve akan bertarung.

Tepat setelah itu Ve dan Anto baru dateng dirumah dan mereka bawa sebuah kabar baik dan sebuah kabar buruk. Kabar baiknya, Ve selesai menganalisa racun bunuh diri yang digunakan para pembunuh yang mengincar gue dicafe waktu itu. Dia berhasil menciptakan obat penawarnya yang akan menetralkan obat racun itu ketika masuk dalam darah. Selain obat penawar, Ve juga ngembangin racun itu jadi obat kejujuran. Jadi fungsi obat itu adalah membuat orang berbicara jujur. Dosis kecilnya dapat membuat orang bicara jujur selama 3 jam penuh, sedangkan dosis kerasnya bisa bikin orang mabok kayak narkoba. Disamping berguna, obat ini juga masuk kategori bahaya.

Itu baru kabar baiknya, kabar buruknya..... Dini hari nanti, Suzuran bakalan tempur All-Out sama SMA 46. SMA 46 didatengin Genji tadi siang dan dia ngajakin Sagha langsung ditempat. Mereka bakalan tempur diarea pabrik bekas didomain Genji. Mana si Sagha pake acara bilang Iya ke ajakannya Genji pula. Bersamaan dengan gue menerima kabal buruk itu tadi sore, Chuuta nelfon gue dan ngabarin gue untuk ngajak gue ikutan tempur dipihak Suzuran. Gue nggak bilang ya, gue Cuma bilang gue usahain dateng. Sama aja yak??.....

Anyway.... Hari ini gue bakalan mulai eksekusi rencana gue. Sagha yang kebetulan lagi bolos sekolah hari ini bersedia nemenin gue latihan di Gym buat persiapan nanti malem. Gue udah daftarin nama gue dan nomer entri gue adalah nomer 3. Sempet kepikiran lebih baik gue bius aja Steve diruang ganti dengan nyamar sebagai pegawai, tapi udah pasti gue bakalan ketahuan karena pegawai sana dikit dan security-nya juga ketat banget. Sepanjang siang ini gue berusaha fokus untuk nguatin fisik gue. Steve nggak boleh lepas lagi dan gue juga udah janji sama Shania untuk mencegah perang antar sekolah ini.

*BUK!! BUK!!! JDAKK!!!!!*

"Pukulan lo masih belum ada rasa Ger." –Sagha

"Jir.... Gue makin pesimis masalah nanti malem. Kalo emang gue nggak ada kesempatan buat menang ngelawan Steve, mending gue main curang aja kali yak?." –Gary

"Ayolah Ger, lo bisa. Jangan pesimis gitu napa?. Lo bisa nahan peluru revolver dan masih hidup sampe sekarang. Masa ngalahin orang kayak Steve aja lo kagak bisa?." –Sagha

"Wah Gha, lo belum pernah ketemu dia sih. Coba lo dah pernah tarung sama dia. Dia gak jauh beda sama si Genji. Level mereka diatas Hardcore." –Gary

"Nih gue kasih tau ya, lo mau tau kelebihan cowok yang orang – orang pada nggak tau?." –Sagha

"Apaan?." –Gary

"Cowok itu sebenernya makhluk yang gak punya limit, yang jadi limit dalam diri kita Cuma satu.... Rasa Takut. Lo liat Serizawa, karena nggak punya takut lo adu kepalanya sama tembok atau benda keras lainnya aja dia gak bakalan kesakitan. Sama kayak lo waktu nahan peluru waktu itu." –Sagha

Sagha ada benernya juga. Mungkin karena waktu itu gue nggak inget rasa takut makanya gue jadi lupa sama yang namanya rasa sakit pas nahan peluru itu. Gue berjalan sejauh ini bukan untuk gagal dengan orang macam Steve. Gue dan Sagha balik lagi ke ring dan mulai latihan lagi.

"Satu lagi yang harus lo inget Ger. Nanti pertandingan lo boxing, jadi mau teknik berantem kayak apapun yang lo keluarin diatas ring buat ngelawan Steve, gak boleh ada main kaki. Lo ketauan main kaki, langsung DO." –Sagha

"Slaw aja.... Gue udah biasa face-to-face tanpa kaki." –Gary

"Yaudah sip sini maju." –Sagha

X-World (Cross World)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang