Sinka (Side Story) : Loner

4 1 0
                                    

'Grimore'....

Itulah yang tertulis di sebuah papan tanda yang tertancap di depan sebuah patung malaikat maut. Sungguh sesuatu yang unik untuk sebuah tanda selamat datang bagi para turis yang ingin mengunjungi kota itu. Selain dapat menarik turis yang memang mempunyai jiwa petualang, patung malaikat mau itu juga dapat mengusir turis yang hanya datang untuk tujuan iseng.

2 orang perempuan baru saja melewati papan tanda itu. Kini mereka telah berada di dalam kota Grimore. Jalan setapak mereka lewati, dan jalan itu menuntun mereka langsung ke pemukiman warga. Kota ini lebih mirip sebuah perkampungan dibandingkan sebuah kota, tapi tidak bisa disebut perkampungan juga sih mengingat luasnya itu....

"Sin, Mungkin kita salah datang kemari." Ucap perempuan yang berjalan di belakang.

"Ada apa, Gre? Kamu takut?" Tanya perempuan yang berjalan di depan.

"Eh? Si-siapa yang takut? Aku kan hanya bilang, 'Mungkin kita salah'." Elak perempuan yang berjalan di belakang. Hmm... Padahal terlihat jelas daritadi tubuhnya terus bergetar semenjak ia melewati tanda selamat datang kota.

"Uh-uh, dan kenapa menurutmu kita salah datang kemari?"

"Tidak ada siapa-siapa disini. Kau bisa lihat sendiri kan, Sin? Tidak ada suara sama sekali. Kota ini benar-benar kota hantu."

"Itu kan menurutmu, Gre. Kita belum tau apa itu benar atau tidak." Ucap perempuan yang berjalan di depan.

"Memangnya apa yang membuatmu berpikir kota ini punya populasi?"

Tanpa membalikan badannya, wanita yang berjalan di depan, Sinka, memberikan selembar kertas pada Gracia yang berjalan di belakangnya. Gracia menerima kertas itu dan melihatnya. Ternyata kertas yang diberikan Sinka adalah sebuah poster buronan. Ada satu kejanggalan pada poster buronan itu.

"Poster buronan macam apa ini? Ciri-ciri buronan disebutkan, hadiah jelas, keterangan lain ada, tapi... Tanpa Foto? Apa ini benar-benar bisa disebut poster buronan?" Ucap Gracia.

"Apa kamu sudah membaca ciri-ciri dan juga keterangan tambahan di poster buronan itu?" Tanya Sinka.

"Tunggu sebentar... Hmm... Oke, aku sudah selesai membacanya." Ucap Gracia.

"Lalu? Apa yang kamu tangkap dari poster buronan itu?"

"Buronan di selebaran ini adalah sebuah monster." Jawab Gracia.

"Apa kau mengerti sekarang?" Tanya Sinka.

"Mengerti apa?" Sinka menepuk jidatnya begitu mendengar jawaban Gracia.

"Monster yang ada di poster buronan itu... jelas sekali dia bukan monster biasa. Bahkan penduduk disini tidak ada satupun yang bisa mendapat fotonya untuk diletakkan di poster itu." Mendengar penjelasan Sinka, Gracia membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O'.

"Jadi, kita kesini untuk memburu monster itu dan mengklaim hadiahnya dari warga kota ini, begitu?" Tanya Gracia.

"Hadiah apa? Tidak ada yang akan memberi kita hadiah. Tidak ada warga yang tersisa di kota ini. Semuanya lebih memilih pergi dari pada tetap tinggal dan menjadi sasaran teror dari si monster."

"Lalu untuk apa kita memburu monster itu? Oh, aku tahu. Untuk koleksi monster Ayah mu kan? Kau bilang, Ayahmu suka dengan makhluk-makhluk aneh."

"Umm... Aku tidak memikirkan itu, tapi bisa saja sih." Jawab Sinka. Perbincangan kedua perempuan itu telah membuat mereka hanyut. Tidak mereka sadari, mereka telah melewati daerah pemukiman warga dan tiba di area padang rumput yang sangat gelap.

Pencahayaan di area itu sangat minim, dan satu-satunya penerangan terdekat mereka berada jauh di depan, tepatnya sebuah pohon beringin yang menghasilkan cahaya terang. Wow, pohon yang ajaib.

X-World (Cross World)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang