Suara las yang tengah menyambung potongan besi terdengar nyaring di dalam ruangan itu. Bau-bau cat juga bisa tercium seiring perempuan berambut pendek itu menekan tombol semprot pada kedua kaleng cat semprot yang ada di tangannya.
Mobil yang berada di depan perempuan itu mulai mendapat warna baru dari cat yang ia semprotkan. Perempuan itu berhenti sejenak untuk meregangkan badannya dan menenggak minuman dari botol air yang tergantung di sabuknya.
"Entah sudah berapa lama aku tidak melakukan hal ini." Ucap perempuan itu seraya ia meragangkan pinggangnya yang pegal.
"Sejak kapan lo jadi montir mobil?" Tanya laki-laki yang ternyata sedari tadi ada di sampingnya.
"Siapa bilang aku jadi montir? Maksudku, aku sudah lama tidak melakukan pekerjaan berat seperti ini." Perempuan itu kembali menenggak botol minum di tangannya.
"Lo liat Sagha gak, Vin?" Tanya si laki-laki.
"Nggak tau, To. Kayaknya masih di truk deh."
Laki-laki itu berjalan menuju pintu dan masuk ke dalam ruangan lain yang ada di dalam bangunan bekas bengkel itu. Sebuah truk besar yang hampir selesai dimodifikasi luar-dalam kini terpampang di depannya.
"Woy, To! Ada apaan?" Tanya seseorang yang ada di pojok ruangan itu, "Lo udah kelar nyambungin bemper mobil Viny sama Ve?"
"Udah." Jawab Anto singkat, "Eh, Gha, menurut lo semua ini perlu banget buat ngelawan Dena?"
"Yah, lo nanya gitu ke gue. Yang udah pernah ketemu Dena kan elo, To."
"Menurut gue sih," Anto berpikir untuk sesaat, "Mmm... Entah pas atau agak berlebihan. Gue juga bingung."
"Lah? Si kocak. Emang pertemuan pertama lo sama Dena kayak apaan? Gue denger, V-Mon sama Wormon sampe dibikin nggak berkutik. Berarti dia hebat banget dong?"
"Yang lo denger itu baru setengahnya, tapi ya, kurang lebih kayak gitu. Waktu pertama dateng, dia nggak sendirian. Dia dateng bawa pasukan mobil terbang yang dilengkapin sama senjata-senjata canggih gitu."
"Berarti jawaban untuk pertanyaan lo adalah PERLU dan semua ini nggak belebihan. Waktu Erron bilang kalo pertempuran kali ini udah beda level dari sebelumnya, dia bener."
Sagha berjalan masuk ke dalam truk yang ada di ruangan itu. Ia menyalakan mesinnya, dan kemudian menekan semua saklar pada dasbor. Mobil truk tersebut langsung mengeluarkan semua senjata mesin yang telah terpasang di bodinya.
"Kalo Dena pikir senjata dari masa depan bisa bikin dia menang mutlak ngelawan kita, dia salah besar. Dia belum tau aja kita yang dari masa lalu punya kejutan yang dia nggak tau sama sekali." Ucap Sagha yakin diiringi senyum khas miliknya.
**
"Gary...."
"Gary!"
"GARY!!!"
Suara panggilan itu terdengar di seluruh sudut kota. Si pemilik nama yang dipanggil tersebut tengah bersembunyi di dalam sebuah gang sempit, di balik tong sampah besar. Ia berusaha mengatur nafasnya yang hampir habis.
"Makhluk-makhluk itu... Kenapa mereka ngincer gue? Perasaan gue nggak pernah berbuat apa-apa sama mereka." Pikir Gary.
Ia berusaha mengintip dari balik tong sampah besar tersebut untuk melihat apa masih ada makhluk hijau aneh yang mengikutinya atau tidak. Nafas Gary mulai kembali teratur, ia pun berusaha kembali berdiri dengan bantuan GN-Swordnya.
"Gue harus bisa keluar dari sini secepatnya." Ucap Gary
*PLUK*
Suara batu yang baru saja jatuh persis di depan Gary sontak menarik perhatiannya. Matanya kini tertuju ke atap bangunan di depannya. Ia terkejut, sudah ada 3 orang makhluk hijau aneh berbentuk manusia yang menatapnya di atap bangunan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
X-World (Cross World)
AbenteuerBattleworld, sebuah arena dimana tiap semesta akan diadu untuk saling mempertahankan eksistensi masing-masing. Gary Muller, salah seorang yang selamat dari maut semestanya sendiri kini harus berpetualang di dalam Battleworld bersama Ve--yang berasal...