"K.O!!!"
Salah satu tim kembali tumbang di arena. Ketiga orang pemenang itu melihat nama mereka naik pada diagram di monitor utama. Mereka berjalan pergi meninggalkan arena menuju belakang panggung untuk makan siang, tapi di tengah perjalanan seorang wanita menghampiri mereka.
Wanita dengan blazer hitam itu memberitahu ketiga peserta bahwa ada seseorang ingin menemui mereka di ruang komite. Dituntun oleh wanita itu, mereka bertiga naik ke ruang komite melewati belakang tribun. Sesampainya disana, mereka disambut oleh seorang pria dengan jas merah.
"Selamat siang, tuan-tuan. Silahkan duduk."
Ketiga peserta itu duduk di sofa yang ada di depan pria dengan jas merah.
"Wah,wah, wah... Rugal Bernstein. Ada perlu apa seorang eksekutif serba bisa sepertimu dengan orang-orang seperti kami? Jelas itu bukan urusan biasa." Ucap salah satu peserta.
"Maaf tuan...?"
"Charlie." Jawab peserta itu.
"Ok, tuan Charlie. Jadi bagaimana pendapatmu tentang turnamen tahun ini?"
"Cukup menarik, dan aku lihat semakin banyak orang yang tertarik ingin mencoba bertarung di dalam turnamenmu. Banyak pendatang baru yang tangguh dan itu jadi tantangan tersendiri bagi kami para peserta lama." Jawab Charlie.
"Pendatang baru... Hmm... Seperti mereka bertiga?" Tanya pria dengan jas merah sambil menunjukkan rekaman salah satu pertandingan di babak pertama.
"Oh, mereka? Ya, mereka... Umm... Lumayan."
"Begini, Tuan Charlie. Ini bukan kemauanku, tapi salah satu sponsorku, sponsor yang menyumbang paling banyak dana dalam turnamen tahun ini. Mereka ingin agar ketiga orang ini tidak maju lebih jauh dalam turnamen tahun ini. Aku bisa saja mendiskualifikasi mereka, tapi tentunya para penontonku akan kecewa kalau aku melakukan hal itu."
"Lalu kau mau kami menjatuhkan mereka?" Tanya Charlie.
"Seandainya mereka maju ke babak ke-3, ya. Aku akan sangat berterima kasih kalau kau bersedia melakukannya untuk sponsorku. Jadi, bisa kita bicarakan 'Harga' untuk jasamu dan juga rekan-rekan satu timmu?"
"Tunggu, Rugal! Walaupun alasan kami bertarung di dalam turnamen ini untuk uang hadiah di akhir turnamen, tapi sebagai petarung kami masih punya kode etik," Rugal menatap Charlie dengan tatapan serius.
"Tidak ada jawaban 'Ya' ataupun 'Tidak' untuk tawaranmu itu. Kami akan kalahkan mereka tanpa harus kau bayar atau suruh, tapi satu hal yang perlu kau ingat! Kami akan kalahkan mereka bukan karena kau, sponsormu, atau bahkan bayaranmu. Kami akan kalahkan mereka, agar kami dapat maju ke final dan memenangkan turnamenmu."
Kedua rekan Charlie ikut mengangguk setelah ia menyelesaikan ucapannya. Mereka bertiga langsung berdiri dan pergi meninggalkan ruang komite. Rugal menatap kepergian mereka dengan tatapan kesal.
Walaupun ia tidak harus mengeluarkan uang untuk membuat mereka termotivasi mengalahkan Logan, Sima Zhao, dan juga Lidya, tapi ucapan mereka cukup untuk membuat Rugal jengkel.
"Huft... Aku mulai muak dengan masalah ini." Gerutu Rugal.
**
Logan membuka kaleng soda yang baru dibelinya dan langsung menghabiskannya dalam sekali teguk. Melihat sikap Logan, Lidya pun menjadi sedikit heran dengan orang tua itu.
"Haus, om?" Ledek Lidya.
"Hah... Baiklah, Zhao, siapa selanjutnya?" Ini bukan pertama kalinya Lidya diacuhkan dalam tim.
KAMU SEDANG MEMBACA
X-World (Cross World)
AbenteuerBattleworld, sebuah arena dimana tiap semesta akan diadu untuk saling mempertahankan eksistensi masing-masing. Gary Muller, salah seorang yang selamat dari maut semestanya sendiri kini harus berpetualang di dalam Battleworld bersama Ve--yang berasal...