Pt. 13 : The Brotherhood of Chaos

9 1 0
                                    

~Gary's POV~

"Ezio???." –Gary

"Wah, wah, wah.... Kebetulan sekali kau ada disini, Gary." –Ezio

"Kali ini apa yang lo rencanain?." –Gary

"Maaf saja, urusanku disini bukan denganmu." –Ezio

"Mau apa kau datang kemari?." –Viny

"Kau pasti sudah tau bukan? Laki – laki, 5 huruf, Deck naga hitam." –Ezio

"Jangan bercanda!! Arion sudah pasti tidak akan mau bergabung dengan organisasi busukmu itu. Dia bukan seorang pembunuh sepertimu!." –Viny

"Hey hey hey, yang aku ajak itu Arion bukan kau." –Ezio

".....Lo denger sendiri perkataan dia, GUE NGGAK MAU BERGABUNG DENGAN TIM LO!!." –Arion

"Baiklah, kalau kau tidak mau bergabung dengan cara baik – baik. Aku terpaksa membuatmu bergabung dengan cara kasar. HABISI MEREKA!!." –Ezio

Ezio menyuruh pasukannya masuk kedalam area markas Divisi dan menyerang kita. Beberapa anggota Divisi yang baru datang tidak diam ditempat, mereka juga ikut membantu kita melawan pasukan Templar Assassin yang dipimpin oleh Ezio. Beberapa dari tentara Divisi ini yang memiliki Advent Deck juga langsung berubah menjadi kesatria.

Gue yang nggak bawa senjata dan Cuma bermodal tangan kosong nggak bisa berbuat banyak, tapi gue liat para pasukan Templar Assassin ini rupanya membawa banyak senjata. Jadi begitu gue berhasil mengalahkan salah satu dari mereka, gue langsung rampas senjata yang mereka bawa dan gue gunakan untuk melawan mereka.

Lumayanlah, sebuah pisau kecil dan sebuah crossbow portable yang bisa dipasang seperti gelang ditangan. Bermodal kedua senjata curian ini, gue menerobos para Templar Assassin ini untuk mencapai Ezio.

Belum sempet nyari Ezio diantara kerumunan orang ini, gue denger suara Viny dan Arion nggak jauh dari tempat gue. Akhirnya gue batal mencari Ezio dan memutuskan untuk pergi menghampiri mereka. Sambil menerobos kerumunan, gue juga ngebantuin para tentara ini motong jumlah pasukan musuh dengan mengalahkan setiap Templar Assassin yang ada dideket gue.

Setelah mengalahkan beberapa musuh, gue akhirnya melihat Viny dan Arion. Dan mereka juga bersama dengan Ezio rupanya. Baguslah, ini menghemat waktu gue untuk menyelamatkan mereka dan mencari Ezio sekaligus.

Viny dan Arion yang bersenjatakan 2 buah pedang yang berbentuk sama melawan Ezio yang memegang sebuah kapak ditangan kanannya dan sebuah pedang ditangan kirinya. Tanpa berpikir lagi, gue langsung menerobos pertarungan mereka dan mengincar tubuh Ezio dengan pisau kecil yang gue pegang.

"HEAHH!!!!." –Gary

*TRANG!!*

"Kau pikir aku akan lengah begitu saja?." –Ezio

"Sial...." –Gary

*WHUP..... BUK!!*

Ezio berasil menangkis serangan gue dengan pedangnya. Dia mendorong gue dan begitu gue lengah dia menendang wajah gue. Tendangan Ezio sakit juga. Gue langsung bangun kembali dan kali ini gue menggunakan serangan jarak jauh dengan crossbow gue kearah Ezio untuk membantu Viny dan Arion yang sedang bertarung dengan Ezio dalam jarak dekat.

Lagi – lagi Ezio berhasil menghindari semua tembakkan gue, bahkan dia membuat Viny dan Arion kewalahan. Crossbow gue kehabisan peluru, alhasil senjata gue yang tersedia untuk saat ini Cuma pisau. Dengan nekatnya gue maju menyerang Ezio sendirian. Gue terus memfokuskan serangan gue kearah kepala Ezio, berharap salah satu pukulan gue dapat memberi dampak fatal padanya dan membuatnya mundur bersama dengan para pasukan Templar Assassin-nya.

X-World (Cross World)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang