62.

2.9K 144 7
                                    

"dimana?dimana obat itu?" Jemi menggeledah semua isi lacinya namun ia tidak mendapatkan obat yg ia cari."aku butuh obat itu.." Jemi kemudian menggeledah laci yg satunya lagi.iapun mendapatkan tempat obatnya,namun sayangnya saat ia membukanya tak ada satupun obat yg tersisa.
"Ahh obatnya sudah habis,ottokhae??" Jemi memegangi dadanya.

   Tiba-tiba cairan merah pekat kluar dari hidungnya.

"Ige mwoya??a~apa..sudah waktunya..??" Jemi meneteskan air matanya ia pikir hari ini sudah waktunya ia pergi."a~andwee..jangan sekarang" jemi segera mengusap darah di hidungnya dan segera berlari kelantai bawah.

"Jemi-ah.." panggil rose.
  Namun jemi tidak memperdulikannya,ia mengambil kunci mobilnya dilaci dan segera berlari keluar tanpa sepatah kata apa pun.

"Jemi-ah kau mau kemana?" Teriak rose.

  Jemi berlalu meninggalkan mereka dan meninggalkan kediaman keluarga park.

"Jemi mau kemana?" Tanya taehyung saat Keluar dari kamarnya.
"Molla... sepertinya dia ada urusan mendadak,dia juga kelihatannya buru-buru" ucap Rose.dibalas anggukan kepala dari taehyung.
"Apa ada hubungannya dengan Jhope" batin taehyung.

*****

"A~andwe...ini bukan harinya kan eoh...apa aku sudah harus pergi menghadapnya" jemi terus-menerus bertanya pada dirinya sendiri sembari meneteskan air matanya.ia benar-benar belum siap jika ia harus pergi meninggalkan dunia ini,meninggalkan orang yg ia sayangi.

    Jemi melajukan mobilnya menuju rumah sakit.saat sampai ia memarkirkan mobilnya kemudian berlari sempoyongan sembari memegang dadanya,menuju ruang dokter yg biasa menanganinya.

"Dokter.." Panggil jemi saat sudah masuk kedalam ruangan tersebut.
"Eoh.. jemi-ah gwaenchanayo.." tanya dokter tersebut.
"Minho-ssi bisa kau periksa aku sekarang,bisakah kau memberiku obat agar aku tak pergi sekarang?masih ada yg harus aku lakukan,jika semua itu selesai aku ikhlas jika aku harus pergi" ujar jemi memegang tangan dokter bernama Minho itu.

"Berbaringlah jemi-ah..aku akan memeriksa mu.." pinta dokter.
"Ne.." jawab jemi kemudian berbaring di bed stretcher yg ada di ruangan tersebut.
"Apa obat yg aku beri sudah habis jemi-ah.." tanya dokter sambil menyuntikkan obat pada jemi.
"Ne..." Jawab jemi sembari menahan rasa sakitnya.
"Ini belum waktunya jemi-ah,kau masih punya kesempatan" ucap dokter
"Huftt syukurlah,lantas kenapa tiba-tiba saja hidungku mengeluarkan cairan merah pekat,pertanda apa itu?" tanya jemi lagi.
"Harusnya kau perlu perawatan khusus sekarang,kau harunya menginap dirumah skit ini demi perawatanmu" ujar dokter
"Gk bisa,kalau aku dirawat,orang-orang akan curiga" ujarnya.

"Kalau begitu kau harus sering ke rumah sakit untuk memeriksa keadaanmu,arasseo" ujar Dokter
"Ne...akan kulakukan gomawo" ujar Jemi."minho-ssi...apa kau belum menemukan donor jantung untukku" ujar Jemi dengan mata berkaca-kaca menatap dokter yg berdiri didepannya.

   Dokter tersebut menggeleng..
"Mianhae jemi-ah...pihak rumah sakit ini belum mendapatkan donor jantung untukmu" ujar dokter tersebut.
"Ohh ne.." jemi menundukkan kepalanya.
"Tapi kau tak perlu khawatir,aku akan berusaha mencarikan Donor jantung itu.." ucap dokter berusaha membuat jemi kembali tegar.
"Gomawoyo.." ucap jemi.
"Kau tak perlu berterima kasih jemi-ah,kau ini sahabatku satu-satunya disini,jadi apapun itu akan kulakukan.." ucap dokter mengusap rambut jemi dengan lembut.
"bisakah aku memeluk minho-ssi" pinta jemi.
"Tentu.." ujar dokter itu.

   Jemipun memeluk sahabatnya,sekaligus dokter khusus untuknya itu.

"Uljima.. jemi-ah.." ujar dokter mengusap punggung jemi.
"Mianhae,aku jadi seperti ini.." jemi melepaskan pelukannya.
"Tak apa,aku mengerti keadaanmu sekarang" ucap dokter menatap jemi dengan tatapan penuh kasihan.
"Sebaiknya kau pulang,aku sudah menyiapkan catatan obat untukmu.." sambung dokter.
"Ne.." jemi turun dari bed stretcher.
"Hati-hati jemi-ah" ujar dokter.
"Ne.. gomawoyo.." jemi berjalan kluar dari ruangan dokter tersebut.
"Kau terlalu baik jemi-ah,sangat disayangkan kau mengidap penyakit berbahaya itu,sampai-sampai nyawamu jadi taruhannya" batin dokter.

Dijodohkan itu menyenangkan (JIROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang