Sedikit ramai, begitu sempit terhimpit, namun masih saja tetap terbilang bahwa ini sangatlah sunyi. Hati ini merangkai kata jadi kalimat penuh makna yang begitu dalam, sesungguhnya. Namun entah keadaan atau suasana saja menjadi terasa sesak, seakan terikat begitu penat, terlalu penat karena mungkin terlalu dalam hati terpikat. Beginilah lantunan hati yang banyak ditimbun resah yang sumbernya saja masih dalam arti entah. Bukankah ini mungkin bila ikatan hati itu menjadikan rasa yang cenderung hampir atau bahkan sama persis. Begitulah mungkin ikatan hati yang sudah kuat nyatanya. Ini hanyalah perumpamaan belaka, namun tidak jauh bahwa ini adalah keadaan yang memang sesuai dengan fakta. Hati resah, mungkin dia itu juga sama resah. Hati bahagia berkepanjangan, bisa jadi juga dia sedang bahagia juga tanpa adanya alasan. Bukan tak ada alasan, dia tahu senyumnya karena seseorang, namun logika terus menepisnya, karena belum adanya ungkapan yang terbilang jelas. Alasan itulah agar rasa tidak jatuh ke dalam hati yang salah. Bila memang prasangka dari hati dan logika ku tepat, benar saja mungkin, bila hatiku dengannya memang sudah dalam satu ikatan yang kuat, ini masih mungkin ya. Memang sulit menahan resah yang di sebabkan hanya karena rindu yang berlebihan. Aku doakan saja, pada waktu sujudku di pagi, sampai malam hariku. Juga supaya hati ini dan hatinya pun menjadi tenang tidak seperti saat ini. Aku paham manusia memiliki sisi hati yang sulit mengungkapkan akan sebuah masalah yang sedang di alami dirinya. Dia saat ini sedang mencari apa itu ketenangan demi gundah resah di dalam hatinya. Aku jujur sangatlah ingin menenangkan sendu hatinya. Namun aku pun pernah merasakan saat diri ingin menyelesaikan masalah itu sendiri, setidaknya mencari jawaban sendiri pun juga demi sebuah ketenangan hati diri sendiri.
Semoga saja doa yang aku langitkan ini, cepat Rabb-ku kabulkan demi kembali tenangnya resah dalam hatinya. Selamat malam nama yang terus di angan, semoga hatimu membaik ya, jangan cemas, tidak akan pernah lepas namamu dari lisan dan jemari dalam tanganku ini. Dariku "pendoa terbaikmu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Ahli Hati
RomanceMenuju Ahli Hati Berawal dari kisah yang menggambarkan satu sisi, tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan bercabang. Karena segalanya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang jelas ini tentang rasaku yang berisi, bukan lagi fiksi.