Ungkapan Rasa Ketulusan

25 1 0
                                    

Pada saat ini bagaimana bisa aku memilih diam, lalu bisa tenang. Berharap tenang datang membuatku bisa terlelap sejenak, lupakan rasa yang masih dalam terkenang.

Masih saja terbuai dengan keresahan, terlalu beruntun berkepanjangan. Berharap kenyamanan datang, membuatku bisa terlelap, lupakan sejenak tentang rasa yang masih terkenang. Namun dalamnya lubuk hati, masih terus bermimpi agar rasa ini tetap utuh terjaga tanpa terbuang. Aku berkata soal pertemuan bermaksud memastikan semua resah yang membuat pening ketakberakhiran.

Tunggu waktu, sampai dirinya siap kujelaskan tentang hal inti dari semua ini. Masih menunggu, dan tetap akan berdiri tegak diriku menunggu. Sadar diri, dewasa ini bukanlah ucapan rayu bualan sebagai asupan, namun kepastian sebagai pedoman. Semoga secepatnya waktu bisa mempertemukan untuk sekedar mengucap kata kepastian pada hati yang masih terus berlumur dilema keriasuan. Karena tanpa kepastian, mana mungkin bisa kisah ini berakhir dengan ketenangan hati yang berbalut kebahagiaan.

Semoga Kamu paham, Karena ini semua nyata, antara tekad dan murninya sebuah rasa ketulusan.

Semoga saja Kamulah, ahli hati yang selama ini aku doakan, aku ikhtiarkan. Semoga saja Kamu paham, Aku ingin ungkapkan rasa dengan niat yang sangat mulia dan tuluskan, dan tidak lupa, tidurlah yang nyenyak, Selamat Malam.

Menuju Ahli HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang