Hari telah memasuki waktu sore, jarum jam saat ini telah menunjukkan tiga lebih empat puluh. Perjalananku masih jauh, tekadnya tidak akan menjadi rapuh. Bila ditatap begitu jauh, bahkan bisa disimpulkan telah lenyap. Seakan sangat kecil kemungkinannya untuk mampu hadir kembali menghiasi di setiap hari.
Pada saat ini keajaibannya begitu nyata, Dia selalu mampu untuk terus menguatkanku.
Walau mungkin sempat, bahkan tidak hanya sesekali saja ada pikiran yang tiba-tiba datang mendorongku untuk memilih berhenti, cukup sampai di sini. Memang begini, indah bukan.
Banyak harap yang terus terang menuntun langkahku. Akan selalu ada sebuah tempat bersinggah untuknya disini, sampai waktu pertemukan aku kepada maut nantinya.
Aku enggan menjauh dari-Nya, sebab itu bisa membuat jiwa ini tersesat tidak mengerti arah, semakin hancur semakin entah, semakin salah.
Dirimu termasuk yang ada di dalam rangkaian mimpi dalam langkah ini. Setelah mimpi untuk membahagaiakan mereka yang telah banyak menuangkan air mata, juga keringat untuk diriku.
Bilamana dirimu belum mampu untuk sekedar memahaminya, bukan masalah bagiku. Ialah bagian murni dari kisah perjuangan. Semoga saja maut tidak dulu menjemputku, sebelum aku mampu menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Ahli Hati
RomanceMenuju Ahli Hati Berawal dari kisah yang menggambarkan satu sisi, tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan bercabang. Karena segalanya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang jelas ini tentang rasaku yang berisi, bukan lagi fiksi.