Dua belas lewat lima puluh tujuh, akankah jadi kisah yang rapuh. Prasangka terus saja datang mengoyak hati yang luluh, namun berusaha untuk tetap tangguh. Mengapa rasa resah masih saja terus datang silih berganti, tak mau berhenti.
Mungkin ini adalah teguran Rabbku agar Aku selalu dekat denganNya dan selalu memusatkan harapanku kepadaNya. Bisa juga diriku memaknai, bahwa di dunia ini tidaklah ada manusia yang nyata romantis. Kenapa begitu, karena semenjak merasakan gejolak rasa cinta, mana ada manusia yang tidak merasakan kesedihan, keresahan, kerisauan, gundah gulana.
Bisa disimpulkan dengan benar, ini bukti nyata bahwa cinta adalah Esensi Sang Maha Kuasa, tidak akan bisa manusia memanifestasikannya. Bahwa Sang Pencipta sedang menancapkan rasa cinta kepada hamba yang salah menyatukan rasa hati. Berbeda dengan ikatan nyata atau yang sah, ini tentang para pemilik rasa yang menjalin kisah rasa cinta yang semu, karena ambisi ingin memiliki, saling memahami. Yang itu adalah ikatan yang salah. Dipikir saja, mana ada cinta yang menjerumuskan untuk melakukan dosa bersama.
Bukti cinta Sang Pencipta sangat begitu terasa lewat rasa tidak nyaman di antara hubungan yang sedang bergejolak kan, bahwa sebenarnya Dia itu menegurmu untuk kembali ke jalan yang benar. Memang terkesan bahagia, namun dalam lubuk hati tidak akan sadar karena nikmatnya keterlaluan. Dalam akal dangkal sulit untuk sadar bahwa pertengkaran antara dua insan yang belum sah itu adalah suatu bukti nyata agar masing-masing diri untuk cukup sudahi saja ikatan yang semu dan kembali ke jalan yang benar menurut syariatNya.
Aku pun juga sangat menjaga perasaan diriku kepadanya, sebab jika aku terlalu ambisi memilikinya dan memilih jalan pintas agar dianggap berada bahwa akulah pemilik hatinya, itu sama saja aku tidaklah benar menjaga atau benar mencintai dirinya. Sebab, mana ada logika berkata cinta nyata harus di lakukan dengan mengambil jalan pintas, dengan melangkahi takdir yang belum ditetapkan oleh Sang Pencipta. Aku cukuplah mendoakan kebaikan untuk dirinya, cukup mengikhtiarkan diriku menjadi lebih baik lagi karenaNya, agar Sang Maha Penyayang menyatukan diriku dengannya, karena aku mencintai dirinya itu karenaNya bukan karena ambisi ingin menjalin kisah cinta semu belaka.
Aku tau yaa Rabb, diriku sedang jatuh cinta, ini adalah fitrah yang Engkau berikan kepada setiap hambaMu, maka jagalah rasa ini, hamba tetap berusaha menjaga diri, menjaga cinta ini karenaMu yaa Rabb, hamba mencintainya karenaMu, jika Engkau menakdirkan akhir kisah hidupku dengan tidak bersanding dengan dirinya yang sudah memikat hati, bahkan diri sempat berangan bahwa dia adalah ahli hati, maka kuatkan hati hamba agar bisa tetap tegar. Hamba tahu ketetapanMu adalah yang paling cukup dan terbaik untuk diriku.
Aku tidaklah akan menunggumu, karena kau pasti akan menetap jika Rabbku menakdirkan kita untuk menjadi satu.
Aku tidaklah akan mencegahmu, karena kau pasti akan tetap melangkahkan kaki jika Rabbku menakdirkan kita untuk tidak menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Ahli Hati
RomanceMenuju Ahli Hati Berawal dari kisah yang menggambarkan satu sisi, tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan bercabang. Karena segalanya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang jelas ini tentang rasaku yang berisi, bukan lagi fiksi.