Hargai jari author, vote sebelum baca :)
Malam hari yang pekat, Dara masih di samping Bagus, mengusap lembut kepalanya juga menyanyikannya beberapa lagu. Terkadang, kemarahan Afta masih saja ia bayangkan.
"Bagus, maafin kak Dara. Kak Dara bikin kak Afta marah." Dara bergumam pelan di samping Bagus yang terlelap.
"Siapa bilang aku marah sama kamu."
Sebuah suara terdengar di belakangnya.Ya, dia Afta, pulang dengan membawa Bu Dian ke rumahnya. Senyuman Bu Dian mengejutkan Dara yang perlahan untuk menjauh dari tempat tidur.
"Ibu?"
Di malam gelap, Dara terlihat menyender dipelukan Afta dengan nyaman. Afta tengah membuka sebuah lembaran. Lembaran beberapa lukisan yang pernah ia buat waktu di SMA.
Setelah melihat beberapa lukisan di tangan Afta, Dara memecah hening untuk menjadi pembicara pertama.
"Kamu yang bawa ibu?"
"Iya, seperti yang kamu minta dulu."
"Jahat."
Dara mulai mengerucutkan mulutnya, menatap wajah lelakinya yang mulai menutup mata. Afta kembali membuka mata menatap Dara penuh cinta.
"Kamu yang jahat!" Afta jengkel.
"Iya maafin aku," jawab Dara dengan mulut masih mengerucut.
"Kamu akan dapat hukuman!"
Afta menatap Dara, rasanya ingin sekali ia terkam gadis polos dihadapannya itu.
"Ka ... kamu mau apa?"
Siang itu, Dara juga Afta ingin menjalani sidang karya ilmiahnya. Beberapa jam mereka buang untuk bertahan di satu ruangan yang isinya beberapa penguji yang sudah mengincarnya dengan beberapa pertanyaan. Menit demi menit, sampailah mereka untuk menunggu hasil. Afta sudah mengeluarkan banyak keringat hanya untuk itu. Beberapa menit, akhirnya mereka sama-sama lulus dari sidang. Wisuda sudah menunggu mereka. Afta memeluk Dara tanpa malu setelah mendengar hasil sidang mereka. Ternyata, ucapan Afta sebelum menikah dulu ketika mereka berjanji akan wisuda bersama, akhirnya terwujud.
"Ih malu," bisik Dara.
"Bodo, aku seneng. Akhirnya sesuai janji kita buat wisuda bareng." Afta masih hanyut dalam kegembiraan.
"Dar, selamat ya." Suara Bayu menghentikan momen mereka.
"Eh, makasih Bay. Makasih juga udah bantu waktu gue." Dara gugup karena Afta di depannya.
Tatapan Afta tajam pada Bayu. Bayu pun tak segan membalas tatapan itu dari Afta yang menyimpan banyak tanya untuk Bayu sendiri. Ia tahu betul jika suami Dara pasti tak suka dengan kedekatan Dara dengan dirinya.
Dara melewati koridor kampus dengan gembira. Yumi yang sedang sibuk mengerjakan skripsinya mulai tercengang.
"Gue lulus," ucap Dara dengan sergap memeluk sahabat baiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED, 2017
Teen FictionPutusnya hubungan yang ia jalin bersama laki-laki yang dicintainya, memutuskan Sandara untuk tidak jatuh cinta lagi pada siapapun. Ucapannya yang gegabah, justru mendatangkan karma tersendiri baginya. Kira-kira, karma seperti apa yang ia dapat? "Apa...