Perjalanan pulang mereka lakukan. Sampai di tanah air, Afta tak bisa melepaskan genggamannya pada Dara. Afta merebahkan dirinya begitu nyaman di atas sofa kesayangannya setelah sampainya mereka di rumah. Sementara Dara, baru sampai ia langsung menuju dapur untuk membereskan segala barang-barangnya yang terlihat berdebu karena mereka tinggali beberapa hari itu.
"Dara, kamu gak lelah? Sini kita istirahat aja dulu. Nanti kamu sakit, aku gak mau."
"Nggak, kamu aja yang lemah." Ucapan Dara membuat Afta melotot tajam dari sebelumnya memejamkan mata.
"Heh, si ... siapa bilang aku lemah? Kamu gak liat kemarin?" Pertanyaan Afta yang canggung membuat Dara melotot tajam padanya.
"Iya iya, aku gak bakal bicarain itu lagi. Lusa, kamu berangkat ke Jogja, aku gak mau pisah sama kamu Dar."
"Heh Afta bocil, kenapa kamu merengek kayak Bagus sih?"
"Aku gak merengek."
"Aku belum tau sih mau pergi sama siapa, lusa nanti baru aku dikasih tau." Dara terlihat begitu tenang menaruh beberapa gelas ke dalam rak.
Di dalam sebuah kamar yang begitu sejuk karena paparan udara AC, Dara maupun Afta tengah terduduk di kasur empuk mereka.
"Aku gak bisa nganter kamu Dar, tepat hari itu juga aku ada meeting di kantor." Afta terlihat berwajah murung.
"Afta, aku bisa sendiri. Aku support apapun yang kamu lakuin buat gedung pameran makin maju."
"Tapi, aku gak bisa satu hari tanpa kamu Dar." Afta masih terlihat seperti bocah kecil yang hendak ditinggal ibunya ke pasar.
"Gini deh, kalau aku menang kompetisi itu aku bakalan menuhin permintaan kamu untuk apapun." Ucapan Dara membuat Afta melotot senang.
"Serius? Kalau gitu aku mau kita honeymoon part 2."
Dara melotot tajam, tak menduga Afta begitu saja meminta permintaannya secara langsung tanpa segan. Wajahnya pun terlihat kegirangan sendiri.
"Afta!"
"Ke Sidney!"
"Afta!"
"Kamu gak suka ya jalan-jalan sama aku?" Afta terlihat murung, ia memalingkan wajahnya dari Dara.
"Aku maunya ke Bali." Ucapan Dara membuat Afta terkejut.
"Sidney."
"Bali."
Mereka terus saling melemparkan pernyataannya.
Sampai hampir tengah malam, mereka yang sudah rapih untuk tidur malah terbangun bersama mengingat permainan kata sore tadi.
"Kita suit!" Dara mengajak Afta untuk suit. Kepergian kali ini mereka bicarakan dengan hal kekanakan seperti ini? Sungguh di luar pemikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED, 2017
Teen FictionPutusnya hubungan yang ia jalin bersama laki-laki yang dicintainya, memutuskan Sandara untuk tidak jatuh cinta lagi pada siapapun. Ucapannya yang gegabah, justru mendatangkan karma tersendiri baginya. Kira-kira, karma seperti apa yang ia dapat? "Apa...