Pukul 01:12
Gadis berambut hitam panjang itu masih menatap layar laptopnya. Tidak, ia tidak mengerjakan laporan praktikum karena otaknya sudah lelah untuk berpikir pada waktu seperti ini.
Ada hal lain yang sedang ia lakukan. Mungkin ini termasuk hobi.
Tangannya dengan lihai menggeser kursor yang ada di laptop. Kali ini ia sedang berselancar di instagram. Gadis bernama Wanda itu mengamati profil beberapa orang yang kebetulan ia tertarik untuk melacaknya. Mereka bahkan tidak ada hubungannya dengan Wanda, ia hanya mendapatkan profil mereka secara random.
Well, inilah hobinya setiap malam. Stalking. Entah mengapa ia sangat menyukai kegiatan ini. Wanda dapat memperoleh banyak informasi tentang orang lain dari hobinya. Dan itu merupakan sebuah kepuasan, entah mengapa. Padahal sebenarnya ia tahu, hal ini tidaklah baik karena melanggar privasi orang. Tapi, hei, jangan salahkan dirinya. Mereka sendiri yang memberikan banyak informasi tentang personal mereka di media sosial.
Biasanya Wanda stalking orang yang baru dikenalnya agar ia mengetahui lebih jauh tentang orang tersebut. Tak jarang ia juga suka stalking orang terkenal ataupun orang yang saat ini ia benci. Namun, biasanya ia stalking orang secara random.
Dan sekarang matanya sudah terasa berat.
Wanda merapikan beberapa buku yang masih berserakan di atas kasur, kemudian juga mematikan laptop, dan akhirnya ia berangkat menuju alam mimpi.
***
Wanda tinggal di indekos dekat kampusnya. Kamar kost-nya terletak di paling ujung lantai dua, karena dia menginginkan sebuah privasi. Entah mengapa dia tidak suka jika kamarnya berada di bagian tengah atau masih diapit oleh kamar lainnya. Sudahlah lupakan saja.
Kehidupan sebagai anak kost terkadang sangat membosankan. Makan mie instan sudah menjadi kewajiban untuk Wanda, ini terkadang yang membuatnya bosan. Semua makanan yang dijual di luar kost sudah pernah dicoba semua. Terkadang Wanda ingin memasak, namun peraturannya disini dilarang memasak. Bukan hanya dari segi makanan saja, saat dirinya lelah kuliah dan ingin teman cerita, tak ada yang menemaninya. Ia sendiri tidak enak jika mengunjungi tetangga kamarnya karena ia rasa mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing.
Sarapan pagi ini, tidak ada. Wanda akan makan di kantin fakultasnya saja. Kebetulan jadwal kuliahnya dimulai pukul 10:00 sehingga ia masih ada banyak waktu untuk sekedar sarapan di kantin.
Wanda akhirnya memutuskan untuk bersiap berangkat kuliah. Jarak kampus dengan tempat indekosnya tidaklah jauh. Wanda hanya perlu berjalan kaki untuk mencapai kampus dan menaiki kendaraan kampus untuk mencapai gedung fakultas.
Suasana di fakultas tempat Wanda berkuliah masih sepi saat ia tiba. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang di lantai dasar gedung perkuliahan. Mungkin karena sebagian besar mahasiswa masih mengikuti kuliah pagi. Wanda mengetahui sebagian besar dari mereka. Namun, sepertinya mereka tidak mengenalnya jadi ia tidak perlu repot-repot untuk menyapanya.
Wanda melangkahkan kakinya menuju kantin fakultas yang juga masih sepi pengunjung. Sebuah keuntungan baginya karena ia tak perlu lelah mengantre memesan makanan. Ia memesan nasi uduk lengkap untuk sarapannya pagi ini.
Setelah selesai sarapan, Wanda bergegas menuju kelasnya yang berada di lantai tiga gedung perkuliahan. Wanda menghembuskan napas panjang, menguatkan kakinya untuk menapaki setiap anak tangga hingga mencapai kelasnya.
"Hei, Wan. Kamu sudah datang, rajin sekali." sapa salah satu teman akrabnya, Jasmin, yang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang.
"Dengan segala hormat, nyonya, tetapi saya memang sudah rajin dari zaman dulu kala." Jawab Wanda diselingi dengan candaan. Mereka pun akhirnya berjalan beriringan menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inverse [END]
General FictionBerawal dari hobi stalkingnya, Wanda diperkenalkan oleh temannya kepada perwira polisi. Dari sinilah ia mendapat pekerjaan paruh waktu sebagai stalker oleh pihak kepolisian. Ia diharuskan untuk melaporkan berbagai kasus yang dilihatnya untuk selanju...