|Twenty Eight| I'm Sure I'll Find You as Soon as Possible

559 105 14
                                    

Hari ini, Seongwoo terpaksa pulang lebih awal karena status kesehatan sang Ibu yang menurun. Membuat Seongwoo harus buru-buru pergi ke kota kelahirannya untuk menjenguk sang Ibu. Jangan lupakan Eunwoo yang tak kalah paniknya saat mengetahui kabar dari dokter yang menangani Ibunya. Maka dari itu ia langsung mengabari sang Kakak.

Selepas menjenguk Ibunya di rumah sakit, Kini Seongwoo dan Eunwoo tinggal di rumah pamannya. Keduanya belum mau pulang karena masih khawatir akan keadaan Ibunya. Terutama Seongwoo.

Eunwoo bergelung nyaman di atas kasur, sementara Seongwoo duduk di bibir ranjang sambil asyik membaca buku dan mendengarkan lantunan musik lewat earphone yang dipakainya.

Eunwoo menepuk-nepuk pelan bahu kakaknya, membuat kakaknya menengok dan langsung melepas earphone yang dipakainya.

"Abang pulang kapan?" Tanya Eunwoo.

Seongwoo tampak berpikir, "Abang juga gak tau. Pengennya sih besok, tapi Abang gak bawa baju ganti. Tadi Abang terlalu buru-buru jadi pulang ke rumah cuma bawa uang. Ini aja masih bawa-bawa tas kuliah." Jawab Seongwoo sambil mengangkat tinggi-tinggi tas kuliahnya.

"Mirisnya.." sahut Jimin yang entah sejak kapan turut hadir di kamar ini.

"Bang Seongwoo mau pulang sekarang? Nanti Jimin liat jadwal kereta." Tanya Jimin sambil merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel.

"Liat aja dulu, kalau ada kereta ke Busan, bang Seongwoo pulang sekarang." Kata Seongwoo.

Jimin mengangguk kemudian mulai berkutat dengan ponselnya. Sementara Eunwoo menatap kakaknya dengan bibir yang menukik ke bawah.

Seongwoo menengok melihat adiknya, "Kenapa, Woo?"

"Abang kok pulang sekarang? Eunwoo masih takut Mama kenapa-napa," Eunwoo memeluk Seongwoo dari belakang dengan manja.

"Abang udah kebanyakan ngambil libur, Woo. Kamu gak usah takut, kan dokter bilang kondisi Mama udah membaik. Lagian, kamu juga udah besar. Gak boleh manja" ucap Seongwoo, ia berbalik kemudian menangkup wajah cemberut Eunwoo. Ia memberikan senyuman paling tulusnya.

Eunwoo yang semula cemberut pun tersenyum. Benar adanya, bahwa senyum Seongwoo itu menular.

Sementara sepasang kakak-beradik itu saling tersenyum satu sama lain, Jimin yang telah selesai melihat jadwal sekaligus memesankan tiket kereta untuk Seongwoo melirik Seongwoo dan Eunwoo aneh.

"Anjir, aku berasa liat Incest+BL," celetuk Jimin. Kini gantian Seongwoo dan Eunwoo yang melirik Jimin sengit.

"Udah belum?" Tanya Seongwoo, Jimin mengangguk.

"Keretanya jam 7, masih sekitar 2 jam lagi. Tiketnya udah Jimin pesenin." kata Jimin.

Seongwoo merogoh tasnya untuk mencari uang guna ia berikan pada Jimin.

"Gak usah, Bang" cegah Jimin.

"Hah?" Seongwoo cengo, "Kamu yang bayarin?"

Jimin mengangguk, "Ini special buat Bang Seongwoo. Kebetulan Jimin fudanshi dan bang Seongwoo baru aja ngasih asupan secara gak langsung. Makasih ya, Bang" ujar Jimin sembari membungkuk beberapa kali.

"Hah?" Seongwoo cengo lagi, "Fudanshi?"

"Cari aja di Google," saran Jimin.

Seongwoo berdecak kesal, "Yaudah deh, makasih ya dek. Abang mau pulang sekarang aja,"

"Loh?"

"Kan masih 2 jam lagi, bang,"

Seongwoo menggeram kesal, "Kalian berdua tuh, ya, ribut banget."

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang