|Twenty Five| Days Gone By

583 105 6
                                    

Minhyun menghela nafas kesal ketika melihat situasi rumah Seongwoo yang berantakan, ditambah lagi ditinggal selama kurang lebih 3 hari. Gimana gak kesal? Secara dia itu orang yang cinta kebersihan. Seketika, tangannya gatel mau bersihin dan beresin rumah Seongwoo-Daniel.

"Saya beresin ruang tengah, kamu beresin kamar Daniel ya, Woo. Heh Hyunjin! Kamu bantuin abang," ujar Minhyun membagi-bagi tugas.

"Saya?" Eunwoo mengangkat tangan.

"Kamu istirahat dulu, kan baru dateng" kata Minhyun.

"Terus saya diem aja ngeliat kalian bersih-bersih, gitu? Gak, saya mau ikut. Saya beresin kamar bang Seongwoo aja," kata Eunwoo ngotot.

"Terserah kamu lah, Woo" kata Minhyun akhirnya.

Seongwoo yang sedari tadi diam pun pergi ke kamar Daniel. Daritadi dia  setengah sadar setengah gak sadar, mungkin ini efek baru bangun tidur. Ia melangkahkan kakinya yang masih terasa sedikit lemas ke kamar Daniel. Lagi-lagi, bayang-bayang Daniel kembali menghantui pikirannya.

"Biasanya.. gua bakal ngomelin Daniel kalau kamar dia seberantakan ini," gumam Seongwoo sambil tersenyum miris.

Seongwoo memulai acara bersih-bersihnya yang dihiasi sedikit nostalgia. Pokoknya, Seongwoo ingin membuat kamar Daniel sebersih dan serapih mungkin.

▪■Stand By■▪

Seongwoo membaringkan tubuhnya di ranjang empuk Daniel, dengan nafas yang terengah-engah. Kegiatan bersih-bersih ini menguras tenaga cukup banyak dibanding yang Seongwoo pikirkan sebelumnya.

Tinggal satu tempat yang belum sempat Seongwoo bereskan. Yaitu meja belajar Daniel.

Tak ingin mengulur waktu lebih lama lagi, Seongwoo bangkit dari posisi berbaringnya. Ia menghela nafas kesal melihat betapa berantakannya meja belajar Daniel. Buku-buku berceceran dimana-mana, kertas juga berserakan, dan jangan lupakan alat tulis yang berantakan gak karuan.

"Si Daniel punya masalah apa sih sama meja belajarnya?" Monolog Seongwoo sambil mulai merapihkan komik-komik Daniel.

"Ini lagi, beli barang disimpennya asal banget," omel Seongwoo lagi. Ia mengambil bungkusan plastik yang ada disana.

Karena penasaran sekaligus iseng, Seongwoo mengintip isi dari kantong plastik misterius tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika melihat seonggok novel yang akhir-akhir ini ia idam-idamkan. Novel yang harganya tidak bisa dibilang murah.

"I-ini kan.." tangan Seongwoo bergetar.

Tambah kaget lagi saat Seongwoo menemukan secarik kertas yang terjatuh dari sela-sela buku. Ia memungut kertas tersebut kemudian membacanya.

'Semoga suka. Mini suprise, gue beli bareng Ongie - Kang Daniel Ganteng'

Seongwoo menggigit bibir bawahnya ketika membaca surat kecil yangㅡia dugaㅡditulis oleh oknum bernama Kang Daniel. Meskipun sebenarnya isi suratnya cukup menggelitik, tetapi Seongwoo mati-matian menahan air matanya yang siap menetes setiap kali ia berkedip. Ia mendongakkan kepalanya, air mata yang ia tahan akhirnya menetes membasahi pipinya. Sesaat, Seongwoo merasa dirinya sangat cengeng.

"Lo tuh, udah tau gua jahat. Masih aja baik.." monolog Seongwoo.

Rasa sakit itu kembali muncul, rasa sakit yang menyiksa Seongwoo akhir-akhir ini. Dan juga rasa bersalah yang selalu menghantuinya kemanapun ia pergi. Rasa bersalah karena sudah mengecewakan sahabatnya sendiri, yang pada kenyataannya sangat penting dalam kehidupan sehari-harinya.

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang