|Twenty Six| Such an amazing incognito

493 96 5
                                    

Seongwoo menaruh tas ranselnya di atas meja kemudian mendudukkan dirinya, sambil berusaha menetralkan nafasnya dan mengelap keringat yang bercucuran membasahi pelipisnya. Hari ini adalah hari pertamanya kembali ke kampus setelah memutuskan untuk berhenti sejenak selama kurang lebih satu minggu. Hari ini dia juga bangun kesiangan dan sialnya lagi dia harus berangkat menggunakan bus.

Kalian tahu kenapa.

Ketidak beruntungan Seongwoo di pagi hari ini membuatnya lelah, nafasnya terengah-engah dan dia mengantuk luar biasa. Seongwoo melipat kedua tangannya atas meja kemudian menenggelamkan kepalanya disana. Tidur sebentar mungkin bukanlah opsi yang buruk, Seongwoo masih punya waktu belasan menit walaupun untuk sekedar memejamkan mata.

Tak lama kemudian Seongwoo merasa seseorang menepuk bahunya, ia pun mengangkat kepalanya untuk melihat orang tersebut.

"Tumben kesiangan, Woo," kata orang itu.

Seongwoo mengangguk lemas, "Gua bangun kesiangan, mana harus berangkat naik Bus. Sial banget kayaknya gua hari ini," keluhnya.

"Loh, gua kira setiap hari lo berangkat naik bus. Emang biasanya lo naik apa?"

"E-eh.." Seongwoo gelagapan, ia menggaruk kepala bagian belakangnya canggung kemudian menggeleng sambil tersenyum kaku.

"Hari ini ada presentasi kan, Hwi?" Tanya Seongwoo berusaha mengalihkan arah pembicaraan.

Orang ituㅡLee Daehwiㅡsempat menatap Seongwoo aneh sebelum kemudian mengangguk, "Iya. Lo udah nyapin materi, kan?" Tanyanya, Seongwoo mengangguk.

Daehwi ikut mengangguk kemudian duduk di bangku yang ada di samping Seongwoo. Sementara Seongwoo memutuskan untuk kembali memejamkan matanya.

"Woo, lo sakit?" Tanya Daehwi.

Seongwoo menggeleng pelan, "Gua masih ngantuk. Kalau ada dosen, bangunin gua ya," pintanya, Daehwi mengangguk.

Seongwoo menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan. Berharap bisa tertidur dan bangun dengan wajah ceria Daniel yang pertama kali menyapanya.

▪■Stand By■▪

"Niel, tadi gua liat Seongwoo," kata Samuel begitu Daniel duduk di bangku sebelahnya.

"Masa?" Sahut Daniel.

Samuel mengangguk, "Dia lari-larian di koridor. Kasian,"

Daniel merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya. Berlagak seolah sama sekali tak peduli dengan apa yang Samuel katakan meski hatinya mendadak begitu mengkhawatirkan Seongwoo. Berusaha seolah berkata 'Masa Bodoh' namun secuil perasaan tidak nyaman bersarang di hatinya.

Samuel menepuk bahu lebar Daniel sehingga membuat Daniel menengok ke arahnya.

"Inget, ya, Niel. Muka mungkin bisa bohong, tapi gerak tubuh lo nggak," ujar Samuel.

"Terus gua harus samperin dia, gitu? Berarti acara penyamaran gua gagal, gitu?" Tanya Daniel gemas.

"Ya.. Enggak sih,"

Daniel berdecak kesal kemudian kembali memainkan ponselnya. Sementara Samuel sibuk memerhatikan tampilan Daniel yang tampak tidak seperti biasanya.

Ini memang merupakan rencana yang dibuat oleh Daniel. Ia merombak seluruh penampilannya. Jika dulu ia sering menggunakan kemeja dan pakaian yang terkesan santai, sekarang ia mengenakan sweater dan hoodie dengan warna gelap dan tidak mencolok. Tak hanya itu, Daniel juga merubah warna rambutnya yang semula cokelat muda menjadi hitam. Ditambah dengan kacamata yang membingkai wajahnya dan masker berwarna hitam yang setia menutupi sebagian wajahnya. Membuat penampilan Daniel akhir-akhir ini terlihat sangat tertutup.

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang