|Thirty Eight| A Sudden Fever

497 86 15
                                    

Seongwoo, yang tengah asyik dengan ponselnya sambil rebahan di karpet tiba-tiba menghentikan kegiatannya dan beranjak ke dapur, tempat dimana Daniel berada. Disana, ia menemukan sosok yang ia cari-cari tengah memotong beberapa sayuran dengan telaten.

"Daniel hyung!" Panggil Seongwoo. Ia bisa melihat bahu pria itu sedikit menegang.

"Kenapa?" Sahut Daniel. Ia berbalik kemudian mengusak pelan rambut Seongwoo.

Seongwoo menjauhkan tangan Daniel dari rambutnya, "Ih! Jangan pegang-pegang! Nanti rambut gua bau sayuran!"

"Bodo amat," kata Daniel tidak peduli. Ia kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"Hyung, ayo ke mall" ajak Seongwoo.

"Ngapain?"

"Mau main Timezone!!"

Daniel menengok, matanya menatap malas ke arah Seongwoo, "Mending rebahan"

Seongwoo berdecak kesal, "Hyung nih! Rebahan aja kerjaannya! Dasar manusia pemalas,"

"Astaga, Wooㅡ"

"Gak tau ah. Seongwoo ngambek sama Hyung!"

Seongwoo pergi meninggalkan Daniel. Kakinya sengaja ia debum-debumkan dan tangannya ia lipat di depan dada, menyiratkan kesan bahwa ia sedang 'merajuk'. Ia pergi ke ruang tengah kemudian menyalakan televisi.

"Aku kesal dengan Niel-hyung~~"

Daniel mengintip ke ruang tengah begitu mendengar suara Seongwoo bernyanyi.

"Yang selalu seperti itu~~"

"Hingga aku hanya bisa berbicara dengan hyung di kakaotalk~~"

Daniel menghampiri Seongwoo kemudian duduk di samping pemuda itu, namun Seongwoo malah menjauh, "Yatuhan, iya gua yang salah" kata Daniel.

"Ingin ku bakar dia yang sering, menghambat aku dan Niel-hyung pergi~"

"Namun hyung selalu melarangku. Timbul rasa gak suka~ tapi apa boleh buat~~"

"Ngapain sih, ya tuhan" Daniel mengacak rambutnya frustasi.

Seongwoo tiba-tiba berdiri, "Dan tunggulah aku disana~ memecahkan rekor pump it up kita~~"

Daniel menatap Seongwoo aneh karena pemuda itu berlagak layaknya penyanyi orchestra. Namun Seongwoo seakan tak peduli.

"Berboncengan denganmu, mengelilingi Busan~ menikmati kaki lincah saat bergerak~~"

"Hingga kejamnya makanan menarik paksa Niel-hyung dari Seongwoo~~"

"Seongwoo, lo ngapain sih?"

"BODO AMAT POKOKNYA SEONGWOO NGAMBEK SAMA HYUNG!ㅡHatchimm!!"

"Yatuhan.."

Daniel menarik Seongwoo untuk duduk di sisinya. Ia mengusap-usap bagian belakang leher Seongwoo karena pemuda itu terus bersin dan terbatuk.

"Tuh, kan, kamu pilek. Udah-udah, gak usah ke mall, lagian juga udah malem." Ucap Daniel.

"Dih, najis, kamu kamu-anㅡHatcim!"

Daniel bangkit kemudian memapah Seongwoo ke kamarnya. Ia membaringkan Seongwoo kemudian pergi untuk mencarikan obat.

"Makannya jangan minum es terus," omel Daniel. Seongwoo memberengut kesal.

Daniel meraba dahi Seongwoo dengan punggung tangannya, "Badan lo panas, cepet banget demamnya."

"Pusing ya?" Tanya Daniel. Seongwoo mengangguk.

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang