|Twenty Two| Adiós

563 104 10
                                    

Seongwoo melangkahkan kakinya menuju kamar Daniel, dengan hebohnya ia ketuk pintu kayu itu.

"Daniel! Daniell!!" Panggilnya beberapa kali, tetapi yang dipanggil sama sekali tidak menyahut.

"Daniel!!" Panggil Seongwoo lagi.

"Maaf ya! Tadi gua abis belajar bareng sama temen gua!" Teriaknya lagi.

Oh, belajar bareng katanya.

Seongwoo menghela nafas kasar kemudian memilih pergi ke dapur untuk mencari makanan. Ia lalu duduk di sofa, bersantai sambil mengunyah makanan ringan yang baru saja ia ambil. Biasanya, di jam-jam segini, Daniel akan sibuk di dapur guna memasak makan malam untuknya dan Seongwoo. Tapi bahkan pria itu tidak menyahut sama sekali. Tak ingin berpikiran aneh, Seongwoo beranggapan bahwa Daniel tertidur.

Sementara itu, di kamarnya, Daniel mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Berusaha untuk tidak membalas panggilan Seongwoo. Dia mencoba untuk tidak bergerak dari posisinya, di bawah ranjangㅡgila memang.

Perutnya keroncongan, berteriak meminta pasokan makanan. Masalahnya, ia mendengar suara televisi yang menyala. Padahal tadi ia sudah mematikan televisinya. Pasti itu Seongwoo. Maka dari itu, Daniel memutuskan untuk tetap diam di kamarnya sampai Seongwoo pergi.

▪■Stand By■▪

Daniel menyembulkan kepalanya guna melihat suasana di luar. Semua lampu sudah dimatikan dan hening. Aman.

Daniel berjalan mengendap-endap layaknya maling, sinting, padahal ini rumahnya sendiri. Ia pergi ke dapur guna membawa beberapa makanan dan minuman. Ini rencana tergila yang pernah dilakukan olehnya, Daniel akan berdiam diri di kamarnya untuk menghindar dari Seongwoo. Dia benar-benar sedang malas melihat wajah pemuda Ong itu.

Persetan dengan mata kuliahnya besok, kan ada Samuel yang bisa jadi babunya.

Daniel berjongkok guna mencari minuman di dalam kulkasnya, dengan beberapa bungkus makanan ringan dalam dekapannya.

"Daniel.."

Daniel merasa waktu seketika terhenti dan sekujur tubuhnya menegang. Ia kenal jelas pemilik suara ini, siapalagi kalau bukan Ong Seongwoo. Orang yang sejujurnya sedang malas Daniel temui dan hendak Daniel hindari kalau ia bisa.

"Lagi ngapain?" Tanya Seongwoo, Daniel tidak menjawab.

"Daniel?"

Daniel berdiri dan berbalik, menemukan sosok Seongwoo yang berdiri di belakangnya sambil melipat tangan di depan dada. Daniel meletakkan bawaannya di lantai dengan asalnya, ia melengos dan berjalan melewati Seongwoo begitu saja. Tanpa sama sekali melirik ke arah pria itu.

"Tunggu!"

"Apaan sih? Gua ngantuk," sahut Daniel sinis tanpa memperdulikan panggilan Seongwoo.

"Kang Daniel!" Seongwoo menarik bahu Daniel, memaksa pria itu untuk berdiri menghadapnya.

"Apa?!" Sentak Daniel sambil menghempaskan tangan Seongwoo kasar.

"Lo kenapa sih?! Tiba-tiba cuek. Lo marah sama gua? gua salah apa??" Tanya Seongwoo langsung.

"Lo gak salah, gua yang salah" jawab Daniel.

"Apa? Lo salah apa emang?"

"Salah gua? Salah gua, ya, mau aja dibegoin sama orang kayak lo" kata Daniel cuek.

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang