|Fourty Eight| Stay Here

671 95 33
                                    

Di pagi hari yang bisa terbilang cerah ini, Daehwi dan Jihoon sudah heboh sendiri. Kedua pria berwajah imut itu sejak dini hari sibuk membangunkan Seongwoo yang tertidur pulas di ranjang hangatnya. Hari ini rencananya mereka akan mengikuti acara nerayakan Tahun Baru. Seperti yang sudah dibicarakan oleh Samuel dan Daehwi sebelumnya, pesta ini diselenggarakan di kediaman si 'Bulan Kampus' alias Jung Jaehyun, orang paling mencolok di seluruh penjuru Universitas. Lagipula, malam ini diprediksi salju tidak akan turun. Dengan begitu, mereka bisa bersenang-senang, menyalakan api unggun, bernyanyi bersama, dan meluncurkan kembang api.

Setidaknya, mereka dapat menghibur Seongwoo.

Daehwi menepuk-nepuk kedua pipi Seongwoo berapa kali sambil memanggil nama pemuda Ong itu. Sementara Jihoon memutar lagu keras-keras di samping Seongwoo. Mereka tahu ini bukan cara yang bagus untuk membangunkan Seongwoo dari tidurnya, karena bisa saja pria itu meledak atau mungkin little Seongwoo muncul dan mulai menangis. Sedangkan Seongwoo menutupi wajahnya dengan bantal, berusaha mengabaikan gangguan dua makhluk adam itu walaupun sebenarnya itu tidak mungkin.

"Seongwoo! Sumpah lo kayak orang mati banget sih," Daehwi menepuk-nepuk bahu Seongwoo tidak sabaran.

"Kalian ngapain sih?! Ganggu banget, gua ngantuk!" Protes Seongwoo, dia menyerah untuk terus bertahan dari desakan dua temannya ini.

Benar, kan? Seongwoo mulai meledak kemarahannya.

"Ya mau bangunin lo lah!" Kata Daehwi.

Jihoon mengangguk setuju, "Iya. Hari ini kan ada acara tahun baruan,"

Seongwoo tiba-tiba mendudukkan dirinya, "Acara tahun baruan?"

Daehwi mengangguk, "Acara yang diselenggarakan sama beberapa perwakilan fakultas di rumahnya Jaehyun. Disana, segala keperluannya udah disediain!"

"Gua gak mau ikut," jawab Seongwoo cuek. Ia malah kembali berbaring dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Sumpah ini anak, ngajak tubir," ucap Jihoon geram.

"Ayo ikut! Semuanya ditanggung Jaehyun, Doyoung, Joshua, dan kawan-kawan kok," bujuk Daehwi.

Seongwoo bersikukuh menggeleng, "Gua.gak.mau,"

"Ayolah, Woo. Udah lama lo gini terus, kapan mau berubah?" Ujar Jihoon.

Seongwoo mendudukkan dirinya kemudian mengusap wajahnya kasar, "Bisa gak sih lo nggak ngungkit-ngungkit masalah gua melulu??"

Jihoon menggeleng, "Lo gak bakal nurut kalau gua gak ngomong kayak gitu,"

Seongwoo mengacak rambutnya kesal kemudian akhirnya bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

"Ikut ya. Nanti disana sama kita kok, sayang banget kalau lo gak ikut" bujuk Daehwi sekali lagi. Jihoon mengangguk.

"Lo bisa seneng-seneng disana. Daripada lo diem aja di rumah, kayak orang nolep" Jihoon menambahi.

Seongwoo menopang tubuhnya dengan tangan di meja. Ia menatap pantulan dirinya di cermin kemudian menghela nafas panjang. Sebenarnya dia ingin ikut, tapi raganya terlalu malas untuk melakukan aktivitas.

"Jam berapa?" Tanya Seongwoo.

Wajah lelah Daehwi dan Jihoon seketika sumringah, "Jam 8 malem sampe tengah malem,"

"Yaelah, masih lama. Kenapa kalian bangunin gua sekarang anjir??" Kesal Seongwoo.

Ini masih jam 8 pagi, sementara Jihoon dan Daehwi sudah heboh membangunkan Seongwoo yang masih terlelap di alam mimpinya.

"Kita cuma ngasih tau, daripada mendadak" ujar Daehwi. Jihoon mengangguk setuju.

Seongwoo menatap pantulannya di cermin, otaknya sibuk memikirkan segala hal. Setidaknya, kegiatan ini mungkin dapat membuatnya melupakan Daniel.

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang