|Twenty| Duality of Seongwoo

552 108 12
                                    

1 Month Later..

Daniel berdiam diri di mobilnya, menunggu Seongwoo menyelesaikan mata kuliahnya. Hari demi hari telah Daniel lewati sebagai seorang Caregiver dari Ong Seongwoo. Sulit memang, apalagi pernah suatu saat dalam 4 hari penuh Ongie muncul. Membuat Seongwoo tidak bisa pergi kuliah dan mengharuskan Daniel untuk membolos demi menjaga pria itu. Sebenarnya bisa saja Seongwoo pergi belajar, tetapi kasian Ongie, dia masih kecil dan ilmu pengetahuannya juga masih terbatas. Berbanding terbalik dengan pelajaran Seongwoo yang bikin pusing kepalang.

Ditambah lagi dengan perilaku Ongie. Bisa saja mahasiswa-mahasiswa atau bahkan dosen terganggu karena kepribadian Little Seongwoo. Suara Seongwoo juga akan langsung berubah seketika, menjadi suara anak kecil yang cempreng. Hal itu bisa saja mengganggu orang lain. Maka dari itu Daniel memutuskan untuk menjaga Seongwoo di rumah. Soal pelajaran itu gampang, dia bisa minta tolong salah satu temannya untuk merekam penjelasan dosen atau meminta catatan.

Daniel menengok begitu merasa pintu mobilnya diketuk, ia menemukan sosok Seongwoo di luar sana dengan beberapa buku tebal di tangannya dan wajahnya yang menunjukkan guratan lelah.

Daniel membukakan pintu dan Seongwoo pun masuk. Pria itu terlihat berkeringat dan nafasnya terengah-engah khas orang baru saja lari.

"Kenapa?" Tanya Daniel, matanya mengamati Seongwoo dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kata kak Niel Ongie harus ketemu kakak kalau Ongie muncul"

Damn, kenapa akhir-akhir ini Ongie sering sekali muncul?

"Kamu tuh, muncul terus deh perasaan. Kenapa?" Tanya Daniel sambil menghembuskan nafas berat.

"Ongie bosen.." jawab little Seongwoo sambil memberengut lucu.

"Sejak kapan Ongie keluar?" Tanya Daniel lagi.

"Tadi, waktu lagi pelajaran Pak galak. Untung udah hampir selesai, jadi Ongie cepet-cepet lari deh nyamperin kak Niel" jawab little Seongwoo.

"Hmm.. tapi habis ini kak Niel mau ke toko buku dulu. Ongie mau gimana? Tunggu di mobil atau ikut kak Niel?" Tanya Daniel sembari menyetir.

"Ongie mau ikutt! Ongie gak mau nunggu di mobil, boceenn.." kata little Seongwoo.

Daniel gemas setengah mati, tapi dia masih liat situasi. Dia kan lagi nyetir, bahaya kalau dia gak konsentrasi. Akhirnya Daniel memutuskan hanya sekedar mencubit pipi Seongwoo. Kalau soal uyel-uyel, di rumah kan bisa. Malah lebih leluasa. Dibanding Daniel harus berhenti di sisi jalan dan uyel-uyel Seongwoo sampe mobilnya goyang-goyang. Kan gak enak sama orang yang liat. Ntar dikira lagi ngapain.

Iya, ngapain.

Sepanjang jalan menuju toko buku, ocehan-ocehan dari little Seongwoo meramaikan mobil Daniel. Daniel yang tengah menyetir hanya bisa tertawa sambil menahan rasa gemasnya. Sesekali saat lampu merah, Daniel akan mencubiti pipi Seongwoo habis-habisan sampai pemuda itu kesakitan.

Ngomong-ngomong, tumben-tumbenan banget Daniel mau ke toko buku. Padahal, biasanya, Daniel ke toko buku itu hanya sekedar nyari alat tulis atau gak ikut temen-temennya beli keperluan kerja kelompok tapi dia ikut ngadem doang.

Sesat emang.

Kalau boleh jujur, Daniel mampir ke toko buku itu buat beli buku novel. Bukan buat dia sendiri, tapi buat Seongwoo. Tadi Daniel sempet dapet info dari Samuel, katanya ada novel limited edition keluaran terbaru dari penulis yang terkenal. Daniel inget Seongwoo pernah bilang, katanya dia mau banget beli novel itu. Tapi gak bisa karena kemahalan. Sementara dia kan lagi nabung buat bayar kuliah.

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang