|Twenty Four| Regret is always at the end, isn't it?

570 108 7
                                    

Few Days Later...

Samuel melangkahkan kakinya mendekat ke meja yang ditempati Daniel, dengan nampan berisi dua piring nasi goreng yang masih hangat serta dua gelas jus Mangga. Ia duduk di bangku tepat di hadapan Daniel, melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya, kemudian mulai menyeruput segelas jus yang dibawanya. Ia menatap makhluk adam di depannya dengan tatapan malas, Daniel terus memainkan ponselnya seakan tidak sadar dengan keberadaan Samuel.

"Heh, Bangsat!" Panggil Samuel dengan tidak santainya.

"Apaan sih? Tolol" sahut Daniel, tidak kalah ngegas juga. Namun dengan mata yang masih terfokus ke layar ponselnya.

"Ada Seongwoo!"

"Hah?! Mana?!" Tanya Daniel heboh, ponselnya ia jatuhkan ke meja begitu saja.

Samuel memutar bola matanya malas, "Giliran Seongwoo, baru nengok" sindirnya.

Daniel mendecih, kemudian mengambil minumannya. Ia kembali terfokus ke ponselnya yang entah sedang menayangkan apa.

"Lo sadar gak sih?"

Daniel menggeleng.

"Udah beberapa hari Seongwoo terus-terusan absen dari kegiatan kampus,"

Daniel menatap Samuel, "Terus?"

"Lo gak khawatir gitu? Takutnya dia ngelakuin sesuatuㅡ"

"Goblok! Gak usah ngedoa-in!" Daniel menjitak kepala Samuel kuat-kuat, bodo amat kalau rambutnya rontok semua.

"Gua gak ngedoa-in!" Kata Samuel tidak terima.

Daniel memutar bola matanya malas kemudian kembali memusatkan perhatiannya ke ponsel di genggamannya. Bohong jika Daniel tidak khawatir. Apa yang baru saja dikatakan Samuel memang benar adanya. Sudah hampir satu minggu berlalu, tetapi ia tidak menemukan sosok Seongwoo di kampus.

▪■Stand By■▪

"Dek, bener kan ini rumahnya?"

"Iya, bang"

"Kamu gak ngajak abang ke rumah kosong, kan?"

"Enggak, bang. Beneran ini rumahnya"

Minhyun dan Hyunjin bergidik ngeri melihat situasi di rumah Seongwoo yang begitu kacau balau. Barang-barang berantakan, pecahan kaca berserakan, serta darah berceceran dimana-mana. Sesaat, rumah ini terlihat seperti tempat pembunuhan. Bahkan Minhyun sempat ragu bahwa ini adalah rumah Daniel-Seongwoo.

"Kamarnya Seongwoo yang mana?" Tanya Minhyun.

Hyunjin menunjuk ke arah kamar yang berjarak sekitar 2 meter di depan mereka. Minhyun melangkahkan kakinya menuju kamar yang dimaksud kemudian mengintip melalui celah pintu.

Minhyun menggeleng, "Gak ada siapa-siapa, dek"

Hyunjin menghela nafas, "Coba liat di kamar Daniel" usulnya, Minhyun mengangguk setuju.

Kini gantian Hyunjin yang mengintip ke kamar Daniel, dan..

"Astaga! Seongwoo!"

Disana, Seongwoo terduduk lemas di lantai sambil bersender ke sisi ranjang Daniel, wajahnya terlihat pucat dengan jejak air mata yang terlihat jelas di pipinya, matanya memerah karena terlalu banyak menangis dan kurang tidur, tangan kanannya menggenggam pecahan kaca yang tajam serta di lengan sebelah kirinya terdapat beberapa luka sayatan baik yang sudah kering maupun masih segar. Seongwoo terlihat sangat berantakan. Sangat tidak manusiawi, sangat tidak seperti Ong Seongwoo yang biasanya.

[1] Stand By Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang