4

2.7K 117 9
                                    

"Sahabat adalah orang pertama yang akan menertawakan kita tapi dia juga yang akan menjadi orang pertama yang akan melindungi kita"

🍁🍁🍁

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.

Disekolah, tepatnya dikoridor seorang perempuan berjalan dengan langkah tergesa gesa. Tasya, dirinya harus berlari karena lupa tidak mengerjakan pr.

Namun saat ia berbelok, tiba-tiba bahunya ditabrak oleh seseorang.

"Eh maaf!" ucap Tasya tanpa melihat orang itu dan berlalu pergi.

Orang tersebut menatap kearah punggung Tasya, kemudian tersenyum penuh arti.

Sesampainya dikelas Tasya melemparkan tas nya sembarang dan mencari sahabatnya.

"Din, contoin pr!" ucap Tasya.

"Untung lo sahabat gue, jadi gue contoin!" ucap Dina malas kemudian melemparkan bukunya kearah Tasya. Dengan sigap buku itu sudah ada ditangan Tasya.

Dengan jurus seribu tangan ia segera menyalin tugasnya. Bodoamat jika tulisannya seperti ceker ayam. Yang penting selesai dan dikumpulkan.

"Nih makasih!" ucap Tasya menyerahkan buku tugas kepada Dina.

"Kemarin lo ke RS ya?" tanya Dina.

Dina memang tau rahasia yang selama ini Tasya simpan. Tak heran jika Dina menanyakan hal itu.

"Iya sama Aras!" jawab Tasya kemudian menumpukkan tangannya dimeja dan menenggelamkan kepalanya.

"Kok lo nggak ngomong kalo ada kak Aras sih!gue kan mau ketemu!!" heboh Dina.

Selama ini Dina menyimpan perasaan kepada Aras, sepupunya Tasya. Tapi ya gitu malu-malu tapi mau. Dia mah sadar diri, kalo disandingin sama Aras dia cuman butiran debu sedangkan Aras berlian. Beda jauh:v

Oke back to topik

"Buang waktu gue!" Jawab Tasya malas.

"Sahabat laknat lo!" maki Dina. Tapi karena Tasya terlalu malas menanggapi dia hanya diam dan mulai menutup matanya yang terasa berat.

Bel berbunyi, seluruh siswa sudah duduk dengan manis dibangkunya. Bu Rina memasuki kelasnya.

"Assalamualaikum," sapanya.

"Waalaikumsalam," jawab seisi kelas serentak.

Bu Rina mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Matanya menatap kearah bangku dimana Tasya duduk. Bu Rina menghampiri meja Tasya yang masih asik bergelung dengan dunia mimpinya.

Ia menggebrak keras meja itu dan membuat sang pemilik meja terbangun.

"Asdfghkl!" kaget Tasya.

"Enak ya?! Pagi-pagi udah tidur pules gitu. Di mapel saya lagi!" ujar Bu Rina tersenyum.

"Wuenakk banget bu! Mantap!! Mau cobain nggak bu?" ujar Tasya tersenyum sumringah. Dina yang berada di depan Tasya mendelik seakan mengatakan 'mati lo!'

"Tasyaaaaa!!!" teriak Bu Rina marah. Tasya menatap kearah Bu Rina lugu.

"Kenapa bu?"

"Lari sepuluh putaran di lapangan! Jangan ngebantah atau mau ibu tambahin?!" titah Bu Rina tak terbantahkan.

"Panas kali bu!ntar kulit saya gosong gimana?" ucap Tasya dengan menampilkan wajah memelas.

"Lari nggak?! " ucap Bu Rina mengancam.

"Eh iya-iya!" jawab Tasya kemudian keluar .

Tasya berjalan kearah lapangan, memulai acara lari siangnya. Satu putaran, masih kuat. Dua putaran, larinya melambat. Putaran ketiga pandangannya sudah mulai kabur.

Matanya sudah berkunang kunang dan badannya lemas. Cairan kental mengalir deras dari hidungnya. Seketika tubuhnya ambruk dan kesadarannya pun menghilang.

...

Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang