9

2K 64 7
                                    

' aku tidak takut dengan musuh musuhku, yang aku takutkan diantara musuhku ada sahabat terbaikku '

- sad girl -

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.

Kemarin malam Tasya sudah diperbolehkan untuk pulang. Hasil dari merengeknya kepada Aras. Aras yang tidak tega dengan muka memelas Tasya memperbolehkan pulang asal dengan syarat tidak terlalu kecapekan.

Hari ini dengan langkah riang, Tasya menelusuri koridor sekolahnya yang masih sepi. Jelas saja karena hari ini masih pukul 06.00 pagi. Dan Tasya sudah berada disekolahnya. Rajin syekalii:v

Ia memasuki kelas dan mendaratkan bokongnya dikursi. Mengeluarkan novel yang belum sempat ia baca. Tiba tiba ada suara yang membuat konsentrasinya buyar...

" halo babu-babuku semua!princess Dina datang membawa sejuta kebahagiaan " teriak Dina didepan pintu kelas.

" berisik lo " sinis Tasya

Dina melongo, kemudian mendekat kearah Tasya dan menyentuh keningnya " tumben lo udah dateng sepagi ini, pala lo kejedot apaan " tanya Dina.

" yaelah gue dateng pagi salah, dateng siang salah, emang wanita itu selalu salah " ucap Tasya dramatis membuat Dina bergidik ngeri.

" yang ada cowok yang selalu salah dimata cewek " ucap salah satu teman sekelasnya, Rino.

" lah, kapan gantinya " ucap Tasya sok polos.

" nggak usah sok polos lo bangsat " cibir Dina menjitak kepala Tasya. Sedangkan sang empu mendengkus dan balas menjitak sahabatnya itu.

" kampret lo awas aj- "

Kringgg kringgg

Belum sempat Dina menyelesaikan omongannya, bel masuk sudah berbunyi.

Semua duduk dengan tenang, tak lama Bu Rika yang sering dipanggil BuRik itu memasuki ruang kelas.

" selamat pagi " salamnya

" selamat pagi bu " jawab semuanya serentak

" hari ini kita akan membahas tentang masa reformasi dan bla...bla...bla "

" Tasya, maju kedepan " titah BuRik membuat Tasya yang sedang memainkan bolpennya tersentak.

" eh saya bu " ucap Tasya linglung

" yang namanya Tasya dikelas ini cuman kamu " ucap BuRik gregetan.

Tasya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kemudian maju kedepan dan berhenti di depan BuRik.

" apa saja yang terjadi saat masa reformasi " tanyanya

Tasya bingung, bagaimana mau menjawab kalau sedari tadi ia tidak memperhatikan.

" em..anu bu " ucap Tasya gelagapan.

" anu apa? "

" nggak tahu bu hehe " ucap Tasya cengar cengir.

" sekarang juga kamu pergi ke lapangan. Cabuti rumput yang ada di pinggir lapangan. Se.ka.rang. " titahnya penuh penekanan.

Tasya dengan senang hati keluar dari kelasnya. Tentu saja dia tidak akan melakukan itu. Apalagi cuaca sedang panas panasnya.

Tasya memilih pergi ke kantin. Namun saat di depan tangga, tiba tiba

Brukkkk

Suara benda jatuh terdengar dari lantai atas. Tasya mendongak, kemudian mulutnya membuka dan matanya membola saking terkejutnya.

Ternyata...

...



Hayolohh gantungg wkwk

Jangan lupa vomment

Oh iya author mau promosiin karya dari teman author nih. Jangan lupa juga difollow akunnya dan vomment

 Jangan lupa juga difollow akunnya dan vomment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang