28

1.3K 41 6
                                    

" bukan kebahagiaan yang membuatmu bersyukur, engkau berbahagia karena engkau bersyukur "

-sad girl-

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.





" Tasya! " seseorang memanggil namanya. Namun sang pemilik nama tetap diam melanjutkan langkahnya. Orang itu mencengkeram lengannya.

"Lepasin " Tasya menarik tangannya, namun cengkeraman itu tidak lepas saking eratnya.

" Sya, aku bisa jelasin. Tolong beri aku kesempatan " Aldi memohon. Tasya menunduk. Dia bingung, hatinya mengatakan 'iya' namun logikanya mangatakan 'tidak'. Lalu dia harus memilih yang mana.

Tasya akhirnya mengangguk pelan, Aldi senang bukan main. Mereka menuju taman belakang yang memang tempatnya selalu sepi.

" hey, lihat aku " aldi menggenggam tangan Tasya. Tasya menoleh " aku akan ceritain semuanya sama kamu. Tapi kamu jangan potong ucapan aku, okey " Aldi berkata lembut.

Aldi menceritakan kejadian itu dengan detail. Sesekali menunduk karena merasa bersalahsudah membohongi kekasihnya.

" aku minta maaf karena udah bohongin kamu, aku cuman nggak mau kamu salah paham soal ini"

Tasya memegang kedua pipi Aldi " aku nggak akan marah kalau kamu bisa jujur sama aku. Aku ngerasa jadi orang asing yang nggak tahu apa-apa " ucap Tasya.

Mereka tersenyum, Aldi memeluk Tasya dengan erat. Bahagia memiliki seorang kekasih yang selalu pengertian.

" makasih ya, kamu mau maafin aku. Aku sayang sama kamu " ucap Aldi mencium kening Tasya.

" yang terpenting sekarang semuanya udah clear " Tasya tersenyum.

" jadi..."

Mereka menoleh bersamaan, disana sudah ada Aras dan juga Dina yang keluar dari balik pohon besar.

" ngintip lo ya?" Tuduh Aldi.

" dosa kalo ngintip mah " ucap Aras dengan santai.

" kok ambigu ya " ucap Dina menggaruk tengkuknya pelan. Tasya tertawa.

•••

Malam ini udara terasa dingin sekali. Tasya menggunakan jaket tebalnya untuk menghangatkan tubuh.

" gue laper " gumam Tasya memegang perutnya. Dia berjalan kearah dapur. Membuka kulkas namun isinya kosong. Dia menghela napas, kenapa disaat seperti ini malah semua makananya habis. Oh sekarang dia ingat, kemarin Aras menghabiskan seluruh isi kulkasnya karena sangat lapar. Tasya mendesis pelan. Sekarang dirinya yang harus keluar membeli makanan.

" fighting!" Tasya keluar dari apartemennya menuju salah satu Alfamart terdekat.

Dia mendorong trolynya menuju kasir saat selesai membeli beberapa camilan dan bahan masakan.

" tumben nggak sama Aras " ucap mbak-mbak kasir itu yang bernama Sari.

" hehe iya Mbak Sari, Aras lagi sibuk. Ini aja beli makanan gara-gara kemarin dihabisin sama dia " curhat Tasya dengan menggerutu. Mbak Sari hanya tertawa.

" nih, totalnya 200.000 " ucap Mbak Sari menyerahkan barang belanjaan Tasya.

" nih mbak, makasih ya " Tasya mengulurkan uangnya kemudian keluar dari Alfamart.

Dia menoleh kanan kiri ketika menyebrang. Ketika dirasa sudah sepi dia melangkahkan kakinya menyebrang jalan yang agak besar itu.

Namun naas, ada mobil oleng yang berjalan dengan cepat kearahnya. Belum sempat menghindar, dia ditabrak dengan kerasnya.

Dia terpental hingga ke trotoar. Darah segar mengalir dari kepalanya. Mobil itu pergi, namun dia sempat melihat perempuan itu tersenyum. Perlahan kesadarannya menghilang.

...












Jangan lupa vomment

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang