35

1.3K 40 1
                                    

" gue buluq dan gue pd "

- author -

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.





Pagi ini kelas Tasya sedang berolahraga. Tasya dan juga Dina sudah berganti pakaian dengan baju olahraga mereka.

" olahraga kali ini adalah basket, setiap siswa mencoba memasukkan bola kedalam ring. Yang paling banyak masuk, mendapat point paling tinggi. Silahkan dimulai! " jelas Pak Ridwan, guru olahraga.

Mereka mencoba satu-satu sesuai nomer absen, sekarang giliran Tasya, dia sudah siap berdiri di depan ring dan

Hap!

Bola tepat masuk ke dalam ring, Dina bertepuk tangan paling semangat. Waktu yang diberikan hanya 1 menit, dan Tasya berhasil memasukkan bola yang kesepuluh. Rekor baru.

Teresa memandang Tasya sinis, sekarang gilirannya, dia tidak boleh kalah dari Tasya. " alah, paling cuman kebetulan. Lihat gue nih, pemain basket handal! " ucapnya sombong. Tasya melengos.

Dengan menaikkan dagu tinggi-tinggi, Teresa melemparkan bolanya, dan yah, bolanya meleset. Seluruh orang tertawa, Teresa memasang muka datar, kembali mencoba memasukkan bola, namun gagal lagi. Dia terus mencoba hingga waktu habis, dan hanya bisa memasukkan 3 bola.

Teresa menggenggam bola erat-erat. Dia emosi karena ditertawakan, dia melihat Tasya dikerumuni banyak orang yang mengucapkan selamat karena memperoleh nilai tinggi. Teresa yang iri dengan tanpa banyak bicara dia melemparkan bola itu kearah Tasya.

Hap!

Bola itu segera ditangkap oleh Dean sebelum mengenai Tasya. Dean menoleh ke arah Teresa. Dia melemparkan bola itu yang segera ditangkap oleh Teresa.

" gue nggak akan biarin lo sakitin Tasya lagi " ucap Dean penuh nada mengancam. Teresa menghentakkan kakinya kesal, dan segera pergi dari lapangan.

###

" sumpah gue ngakak lihat komuknya si nenek lampir " ucap Dina terus saja tertawa.

" emang dia kenapa? " tanya Aras penasaran.

" dia udah sombong gitu bisa masukin bola ke ring, eh ternyata cuman bisa masukin bola 3 kali. Ewhh udah sombong duluan dia " ucap Dina menceritakan dengan antusias.

" udah nggak usah dibahas lagi, orangnya dateng tuh " ucap Tasya melerai.

Mereka serempak menoleh kearah pintu masuk kantin. Disana terlihat Teresa yang berjalan sendirian dengan angkuhnya.

" sendirian aja mbaknya, pangerannya pergi kemana? " teriak Dina ketika Teresa melewati bangku mereka.

Teresa mengibaskan rambutnya, " dia lagi cari nafkah buat hidup gue sama anak-anaknya nanti " ucapnya sombong melirik Tasya, dia berniat memanas-manasin Tasya dengan ucapannya.

Dina membekap mulutnya, namun tawanya tidak bisa lagi terbendung. Dina tertawa terpingkal-pingkal bahkan saking lucunya matanya sampai berair.

" ngapain lo ketawa " bentak Teresa.

" sumpah lucu banget, siang-siang udah halu ae lo! " ucap Dina masih saja tertawa.

" bodoamat, lo mau percaya atau nggak. Yang penting sekarang Aldi udah jadi milik gue " ucap Teresa kemudian menunjuk Tasya. " dan lo, jangan harap Aldi mau balik sama lo lagi " ancam Teresa kemudian pergi.

Tasya diam saja, Aras juga terlihat santai, hanya Dina yang masih tidak bisa berhenti tertawa. Sedangkan Dean? Dia mungkin sedang ke perpus, orang pintar!

" udah ketawanya? " tanya Aras. Dina mengangguk tapi masih dengan tawa kecil.

" Aldi kemana ya, kok nggak sama dia" gumam Tasya

" mungkin lagi cari nafkah " celetuk Aras. Dina lagi-lagi tertawa. Dasar receh.

...





Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang