31

1.2K 38 0
                                    

" aku akan pergi, jika itu mau mu "

- sad girl -

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.






" TASYA! OMEGOT! GUE KANGEN SAMA LO! " teriak Dina ketika melihat Tasya di depan pintu kelas.

Tasya refleks menutup matanya, eh salah, telinganya. " yailah, baru beberapa hari gue nggak masuk, lebay lo " Tasya menoyor kepala kepala Dina.

" iya aja terserah biar kelar, btw lo nggak bareng Aldi? " Tanya Dina penasaran.

" Aldi? Siapa? "

" loh " Dina mengernyitkan dahi bingung. " pacar lo, masa lupa si ".

" pacar? " Tasya memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. " ARGHHHH SAKIT! KEPALA GUE SAKIT! HIKS " pegangan dikepalanya kian menguat.

" eh, Sya lo kenapa " Dina panik.

" ARAS! TOLONGIN TASYA " teriak Dina ketika melihat Aras berjalan bersama Aldi.

Aras segera menoleh dan berlari menuju Tasya. Dia menggendong Tasya dan membawanya ke uks. Tasya sudah pingsan lebih dulu ketika digendongan Aras.

Sesampainya di uks Aras membaringkan tubuh Tasya perlahan. Aldi dan juga Dina ikut masuk.

" Tasya kenapa sih, Ras. Tadi gue cuman tanya 'kenapa nggak bareng Aldi ' gitu doang. Tiba-tiba dia sakit kepalanya " ucapnya khawatir.

" Tasya amnesia, Din " lirih Aras masih menatap kearah Tasya. Dina membekap mulutnya terkejut.

Aldi sedari tadi diam, tapi matanya dan pikirannya masih tertuju kepada Tasya. " Ras, Din, gue keluar aja ya. Nanti kalau Tasya bangun dia malah marah-marah liat gue " ucap Aldi tersenyum, melangkah gontai keluar uks.

Sebelum Aldi melangkahkan kakinya keluar, Dina menepuk pelan pundaknya. " sabar ya, Tasya pasti sembuh kok " ucap Dina. Aldi mengangguk, tersenyum dan sekarang benar-benar keluar.

Dina maju, menggenggam tangan Tasya. Tak lama, Tasya membuka matanya perlahan. Mencoba menyesuaikan cahaya disekitarnya.

" gue dimana " tanya Tasya ketika kesadarannnya pulih.

" di Afrika " ceplos Dina asal.

" bodoamat, Din "

" lo udah nggak papa? " Aras bertanya khawatir.

" udah baikan sekarang " Tasya beranjak, kakinya dia jatuhkan kebawah.

" eh, lo mau kemana " cegat Aras.

" gue mau jalan-jalan, bosen disini mulu " ucap Tasya.

" biar gue temenin, mending lo ke kelas aja, Ras. Gue kosong soalnya " ucap Dina kepada Aras.

Aras mengangguk, tangannya terjulur untuk mengusap lembut pucuk kepala Tasya. Kemudian dia keluar.

" enak ya lo, diusapin gitu " ucap Dina iri.

" hahaha iri ae lo "

Aras tiba-tiba kembali masuk, Tasya dan Dina saling melirik.

" ada yang ketinggalan, Ras? " tanya Dina.

" ada " singkat Aras.

" apa? Biar gue cariin " ucap Dina cepat, karena sudah tidak tahan ditatap terus oleh Aras.

" elo yang ketinggalan " ucap Aras tersenyum, kemudian tangannya terangkat mengusap kepala Dina. Dina yang diperlakukan begitu diam tak berkutik.

Dina masih diam menahan nafas bahkan sampai Aras sudah keluar lagi.
" woi! Udah ngapa, ntar kesambet " ucap Tasya menyadarkan Dina.

" ANJIR! GUE DEG-DEGAN! GUE BERASA MAU TERBANG KE ATAS AWAN! OMEGATT " teriak Dina kegirangan.

" lebay lo ah! Cepetan katanya mau nemenin gue " ucap Tasya membuat Dina berhenti berteriak. Dina membantu Tasya turun dari ranjang.

" mau kemana emang? " tanya Dina.

" taman aja, kuy! " ucap Tasya semangat.

"Ayok deh, "



...

Haiii guysss! Udah lama banget nih ga update. Maapin author ya😢 emang mood nya lagi jelek aja makanya lama.

Author cuman mau ngingetin, sekarang kan masih maraknya wabah Covid-19. Makanya kalo nggak ada kepentingan yang penting2 amat nggak usah keluar. Biar penyebaran virusnya nggak cepet nyebar.

Buat kalian yang hobi rebahan, tunjukin hobi kalian guys😚. Diem aja dirumah.

See you next part

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang