32

1.2K 36 2
                                    

" melindungimu adalah kewajibanku "

- sad girl -

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.






" nggak akan pernah, pa " ucap Aldi menggeleng tegas.

" mau bagaimana lagi, Al! Perusahaan kita udah bangkrut! Satu-satunya cara cuman kamu nikah sama Teresa! " tegas Anggara.

" tapi pah, bahkan aku sama sekali nggak cinta sama dia! Nikah itu nggak main-main. Aku cuman mau nikah sekali seumur hidup! " bantah Aldi.

" cinta itu bisa timbul karena terbiasa, Al. Kamu mau, kita jadi gelandangan? Ngasih makan kamu, bunda, adek cuman sekali dalam sehari. Pikirin lagi ucapan papa, Al " ucap Anggara lembut, kemudian meninggalkan Aldi yang terdiam.

Aldi mengusap wajahnya frustasi. Bagaimana? Apa yang harus dia lakukan sekarang? Menurutnya, papanya sangat lebay. Dia bisa bekerja kan, tinggal dirumah sederhana juga tidak papa. Yang penting keluarganya lengkap.

¤¤¤

Tasya duduk di bangku taman. Menyaksikan anak kecil berlarian, orang tua dan juga anaknya sedang berbahagia. Lalu, kapan giliran dirinya untuk berbahagia? Kenapa hanya mereka saja?

" bahagia ya, mereka " celetuk seseorang sembari duduk di samping Tasya.

" ngapain lo disini " sinis Tasya.

" gue tahu lo benci sama gue " Dia diam sejenak, menghela nafasnya. " tapi, mau sampai kapan kita kaya gini? Lo nggak tahu kan seberapa khawatirnya bokap lo " ucapnya.

" Dean, dengerin gue baik-baik. Ayah gue sendiri yang ngusir gue, coba bayangin. Seberapa sedihnya gue waktu itu. Gue masih kecil, belum tau apa-apa. Tiba-tiba diusir dengan begitu kejamnya " ucap Tasya, mengusap air mata disudut matanya.

" gue tau, Sya. Gue tahu, apa yang lo rasain. Lo juga belum tau kan, gue selalu disiksa sama nyokap gue. Nyokap gue gak mau punya anak haram kaya gue, Sya. Coba lo bayangin jadi gue. Sakitnya nggak diakuin anak sendiri " lirih Dean.

Tasya diam, bingung ingin mengucapkan apa. Dean menatap Tasya lembut.

" ijinin gue buat lindungin lo, jadi orang yang selalu berada di depan saat lo dalam bahaya, itu buat nebus kesalahan nyokap gue " ucap Dean. Tasya masih diam, menatap mata Dean lamat-lamat. Tidak ada kebohongan dimatanya, hanya keseriusan dan ketulusan yang Tasya dapatkan.

Pertahanan Tasya runtuh, dia terisak pelan. Dean memeluk Tasya erat, Tasya membalas pelukan tak kalah erat. Dia menumpahkan kesedihannya dalam pelukan Dean. Pelukan yang selama ini belum pernah dia rasakan. Rasanya nyaman.

" jangan nangis lagi, princessnya Dean gak boleh nangis, nanti cantiknya ilang " gurau Dean.

Tasya terkekeh, mengangguk dengan sisa air mata yang masih menempel di wajahnya. Ibu jari Dean terangkat, menghapus sisa air mata itu.

" ayo kita pulang, udah mau sore " ucap Dean. Tasya mengangguk setuju, namun sebelum itu, Tasya menghentikan langkahnya diikuti Dean.

" gue sayang sama lo, makasih udah mau jadi pelindung gue " ucap Tasya tulus.

Dean tersenyum, mengusap pucuk kepala Tasya lembut.

...








Jangan lupa vomment

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang