21

1.5K 51 0
                                    

" i love you my bestfriend "

- sad girl -

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.




Sudah seminggu ini, Tasya dan juga Dina tidak saling bertemu. Bahkan mengundang tatapan bingung dari penghuni kelas.

" Sya, lo lagi berantem ya sama Dina " tanya Nina menghampiri bangku Tasya.

" hah, enggak kok " jawab Tasya dengan malas. Hari ini adalah hari termalas untuknya. Yang biasanya akan bergosip ria dengan sahabatnya itu, sekarang sudah berjauh jauhan karena Tasya memilih pindah bangku di depan guru.

" kirain berantem, soalnya kalian kayak jauh jauhan gitu " ucap Nina.

" perasaan lo aja kali " ucap Tasya kemudian mengambil novelnya dari dalam tas.

Nina kembali ke bangkunya, Tasya memilih mambaca novelnya untuk menghilangkan rasa malas. Namun pikirannya sedang kalut. Dia bingung, hatinya menyuruh meminta maaf, namun logikanya menolak.

"Oke, Sya, lo pasti bisa!" gumamnya menyemangati diri sendiri. Tasya bangkit dari duduknya, kemudian menghampiri Dina yang sedang memainkan ponselnya.

"Gue mau ngomong, rooftop." ujar Tasya lalu keluar kelas. Dina mengangkat satu alisnya, kemudian tersenyum tipis dan menyusul Tasya keluar kelas.

Tasya yang sudah berada di rooftop kini kelimpungan. Dia terus mondar-mandir di depan pintu sembari menggigit kukunya.

"Sialan! Kok gue jadi gugup gini sih!" rutuknya.

Tak lama Dina masuk ke rooftop dan Tasya segera duduk. Dina memilih berdiri di samping bangku yang Tasya duduki sembari melipat tangannya.

"Songong bet lu, duduk dulu!" titah Tasya. Dina menurut, dan duduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Gue ... ehm gu-gue, njir susah amat sih!" Tasya mengumpat.

"Gue mau minta maaf!" ujar Tasya cepat.

"Hah? Gue nggak denger!" ujar Dina.

"Budek lo ya?!"

"Lo ngomong cepet banget!" ujar Dina tak mau kalah.

"Ehm, gue minta maaf." ujar Tasya kini dengan nada pelan. "Gue udah nuduh lo yang bukan-bukan. Gue nggak punya bukti kuat tapi asal nuduh gitu aja. Tapi lo juga salah, nyembunyiin sesuatu dari gue dan bikin salah paham. Sama soal bokap lo, sumpah gue nggak sengaja bilang gitu," tutur Tasya.

"Gue juga minta maaf nggak cerita sama lo. Tapi gue nggak mau bikin lo khawatir, soal bokap gue, gue udah maafin lo. Gue tahu lo nggak sengaja." jelas Dina.

"Jadi, mau cerita?"

"Sebenarnya, gue sama Alex lagi ngerencanain sesuatu. Gue mau neror orang yang udah nuduh bokap gue korupsi. Gue yakin bokap gue nggak bakal ngelakuin itu." ucap Dina.

"Tapi kenapa waktunya bisa barengan sama orang yang neror gue?" tanya Tasya.

"Gue juga nggak tahu, gue udah ngejalanin misi ini sebelum tahu lo diteror. Gue juga tahu itu dari Aras baru-baru ini," ujar Dina.

"Yaudah, sekarang nggak usah bahas itu lagi. Yang penting semuanya udah terungkap. Tinggal cari dalangnya aja, gue harap lo bakal cerita semuanya sama gue." ujar Tasya mengambil tangan Dina dan menggenggamnya.

Dina menaruh satu tangannya di atas genggaman mereka, "Iya, gue bakal bantuin lo buat nemuin pelakunya."

Mereka berdua tersenyum, sejurus kemudian saling berpelukan dengan erat.

" jadi kalian baikan nih " sebuah suara tiba tiba terdengar.

Dina dan Tasya menoleh, di depan pintu sudah ada Aras dan juga Aldi yang menatap mereka.

" iya dong " ucap keduanya serempak.

" bagus deh kita juga seneng dengernya "ucap Aldi yang diangguki Aras.

" pelukan lagi " ucap Tasya memeluk Dina erat. Dina juga membalas tak kalah eratnya.

" ikutan dong " ucap Aras sok manja.

Aldi menjitak kepala Aras, " menang banyak lo " sinis Aldi.

Dina dan Tasya terkekeh, masalah hari ini selesai. Sahabat sejati akan selalu memaafkan kesalahan sahabatnya.

Dan itu berlaku bagi mereka.



...


Hello hello

Jangan lupa vote and comment

Jangan cuman SIDERR

Author ga maksa kok hehe, maap kalo masih banyak typo.

See you guys😙

See you guys😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang