38

1.4K 41 9
                                    

" berbaikan? "

- sad girl -

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.


" Sya, maafin aku ya. Aku udah nyakitin kamu, aku tahu aku brengsek banget waktu itu " lirih Aldi menggenggam tangan Tasya sembari menunduk.

Tasya balas menggenggam tangan Aldi " Al, harusnya aku yang minta maaf. Disaat kamu susah payah ngelindungin aku, aku malah ketawa-ketiwi tanpa memikirkan perasaan kamu "

" aku nggak akan pernah menyerah buat ngelindungin kamu, walau nyawa taruhannya " Aldi memeluk Tasya erat. Kerinduan yang sangat mendalam kini ia salurkan.

Aldi melepaskan pelukannya, berjongkok di depan Tasya dengan salah satu kaki ditekuk,

" Sya, mungkin yang kemarin bukan lamaran yang romantis, aku tiba-tiba ngasih kamu undangan pernikahan. Dan hari ini, di detik ini dan menit ini aku, Raldiano Rayhand melamarmu, Stefany Anastasya Anne. Will you marry me? " ucap Aldi membuka kotak beludru ditangannya.

Tasya membekap mulutnya terkejut, saking bahagianya dia sampai mengeluarkan air mata. Tasya mengangguk. Aldi mengambil cincin itu, memasangkannya di jari manis milik Tasya.

Segera Tasya menarik Aldi ke dalam pelukannya. Aldi terkekeh, mengusap lembut surai rambut milik Tasya.

Mereka kembali duduk di bangku masing-masing.

" oh ya, Al gimana kamu bisa dapetin kerjasama itu? " Tasya menyuarakan kebingungannya.

" Aku kerja keras, bujuk papa kamu supaya mau kerjasama sama perusahan papa aku. Awalnya dia nolak, dia mau aku buktiin keseriusan aku. Aku mulai belajar dari berkas-berkas milik papa. Dan yah dia akhirnya setuju "

" dan itu juga karena kamu " tiba-tiba sebuah suara menyahut.

Aldi dan Tasya reflek menoleh. Disamping meja mereka berdiri seorang laki-laki paruh baya. Tasya memasang wajah dingin. Aldi menyalami laki-laki itu.

Dia mengambil kursi di meja sebelah, kemdian duduk di samping Aldi.

" Sya, papa mau minta maaf sama kamu. Papa ngaku salah, udah kasar sama kamu. Nggak ngakuin kamu anak. Papa udah dihasut sama perempuan licik itu. Sekali lagi papa minta maaf, nak " lirih Ferdi, ayah Tasya.

Tasya tetap diam, Aldi menggenggam tangan Tasya lembut, Aldi tersenyum.
" Sya, papa kamu itu sebenernya sayang banget sama kamu. Mungkin dulu dia khilaf dan udah kehasut sama Sarah. Dia mau bantuin aku, karena aku cerita sama dia kalau kerjasama ini buat nolongin kamu " jelas Aldi.

" nggak papa nak Aldi, om tahu om salah " Ferdi tersenyum menatap Aldi, kemudian menatap Tasya dengan pandangan sendu. " sekali lagi maafin papa, nak. Kalo gitu papa permisi " Ferdi bangkit dari duduknya. Ingin melangkah namun terhalang dengan tangan yang tiba-tiba melingkar dipinggangnya.

" maafin aku, aku yang salah. Papa nggak perlu minta maaf " isak Tasya terus memeluk Ferdi dari belakang. Ferdi membalikkan badannya, memeluk Tasya tak kalah erat. Tasya menangis di pelukan sang papa.

Ferdi agak menjauhkan badannya, tangannya terulur mengusap air mata sang anak. Dia tersenyum bahagia, akhirnya dia bisa merasakan kehangatan keluarga lagi.

" papa restui hubungan kalian. Tapi jangan lupa undang papa dalam pernikahan kalian. Kalau nggak nanti papa bakar gedungnya " Ferdi membuat lelucon. Tasya tersenyum, ini adalah moment yang dia nantikan selama ini. Setelah hujan akan ada pelangi. Setelah bencana akan ada kebahagiaan yang selalu menyelimuti. Apakah ini akhir bahagianya? Apakah sampai disini kisahnya? Atau entah apa yang akan dia alami selanjutnya.

...



setelah ini bakalan ada yang lebih mengejutkan lagi. Tunggu next chapternya!!

Vommentnya dong


Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang