6

2.3K 95 1
                                    

" bahagia itu sederhana "

- sad girl -

.
.
.
.

Happy Reading♡

.
.
.
.

Sakit, itulah yang dirasakan Tasya. Dimaki oleh ayahnya sendiri adalah hal yang paling dibenci olehnya.

"Lantas, dimana anda disaat saya dan ibu saya membutuhkan anda? Disaat saya membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah. Dimana anda?" suara Tasya menggema di ruangan lengang itu. Tasya terisak, air matanya sudah tidak bisa dia bendung jika mengingat tentang ibunya.

"Tidak bisa menjawab kan?itu yang saya dan ibu saya rasakan disaat kami membutuhkan seorang kepala keluarga dan anda malah asik dengan perempuan lain." ujar Tasya pedih.

Tasya langsung keluar dan menyetop taxi yang kebetulan lewat. Semua fasilitas sudah ia kembalikan. Untung saja dia masih punya uang tabungan dan apartemen sendiri.

Sekarang sudah tidak ada gunanya menangis. Semua sudah jelas, dia hanya anak yang tak diinginkan.

"Ke jalan Mawar ya pak!" ucap Tasya

"Iya neng,"

Taxi berhenti didepan apartemennya. Tasya segera keluar tak lupa untuk membayar. Dia berdiri tegak memandangi apartemennya.

"Huh mungkin sekarang gue akan tinggal selamanya disini!"

Tasya memasuki apartemennya dengan langkah gontai. Memasuki kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya dikasur. Hari yang melelahkan.

Dia mengambil hp diatas nakas dan mulai memencet digit angka dilayar.

"Halo ras!"

"Apaan gue lagi belajar nih!"

Tasya mengerutkan dahi bingung.

"Tumbenan lo belajar!"

"Sialan!to the point bego!"

"Gue mau bangun kafe lo bantuin yak! "

"Hah beneran lo?"

"Iya udah ah gue tutup!"

Tasya langsung mematikan sambungan dengan Aras. Ya dia sudah membulatkan tekadnya untuk membangun sebuah kafe. Semoga bisnisnya lancar.

Karena hari ini masih siang jadi dia ingin pergi ke mall. Malas untuk sendirian dia mengajak sahabatnya.

To : Dina🐒

Na, Sekarang ke Mall Mentari gue tunggu disana!gak pake lama

Setelah mengirimkan pesan kepada Dina dia langsung melesat ke Mall.

- di mall

"Woi!nunggu lama ya?" ucap Tasya mengagetkan Dina.

"Kampret dari mana aja sih lo!gue sampe lumutan nungguin lo!" ucap Dina seraya menunjuk ke lengannya.

"Yang penting gue udah disini!kuy masuk!" ucap Tasya menarik kerah belakang Dina seperti kucing.

Dina meronta-ronta, sementara Tasya dia masih saja menyeret Dina seperti kucing. Membuat banyak pasang mata melirik mereka. Friendship goals.

Mereka menghabiskan waktunya di mall. Melupakan sejenak permasalahan dihidupnya. Bahagia itu sederhana, bersama sahabat kita bisa melupakan beban yang kita tanggung.

...







Tbc.

Maaf partnya pendek

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang