17

1.5K 53 0
                                    

" aku senang karena melihatmu, tapi sepertinya kamu tidak senang melihatku,"

- sad girl -

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.



Pagi pagi sekali, Tasya sudah ribut karena mencari dasinya yang hilang entah kemana. Membuka lemari pakaian, mengobrak abrik isinya. Kemudian berlanjut membuka nakas. Tetapi tetap tidak ketemu.

Sebenarnya dimana ia menyimpannya. Ia memang sering lupa jika meletakkan sesuatu. Gadis itu mengacak rambutnya. Dia sudah putus asa, satu satunya yang bisa dia harapkan adalah.... Aras.

Segera ia menelfon sepupunya itu.

" apaan " jawab Aras malas.

" gue dari tadi nyari dasi gak ketemu- ketemu. Bantu cariin " rengek Tasya.

" udah cari di lemari "

" udah tapi tetep nggak ada " bibir Tasya mengerucut.

" mungkin udah lo pake " jawabnya asal.

Tasya menunduk, kemudian menepuk jidatnya keras.

" dasinya udah gue pake " Aras terdiam, kemudian berkata

" guoblok "

Tut...tut...tut

¤¤¤

Dengan tergesa, Tasya berlari di koridor sekolahnya. Dengan nafas tersenggal senggal ia akhirnya tiba dikelasnya. Dina yang melihat, hanya menatap sahabatnya aneh.

" ngapain lo lari-lari " tanyanya.

" takut telat gue, eh sampe kelas gurunya nggak ada. Kampret emang! " jawab Tasya sebal.

" eh, lo tau nggak " ucap Dina antusias.

" nggak "

Dina cemberut, " gue belum selesai ngomong, main potong aja " Tasya cengengesan.

" katanya ada anak baru, ganteng banget " Ucap Dina

" terus, gue harus bilang wow gitu " jawab Tasya malas.

" tau ah gue kesel " ucap Dina mengerucutkan bibirnya sebal. Tasya hanya mengedikkan bahunya tak peduli.

Tasya yang ingin tidur, kembali membuka matanya karena instruksi dari ketua kelas.

" woii ada Bu Sari " ucap Tito -ketua kelas-

Semua duduk dimeja masing masing dengan rapi. Tak lama Bu Sari masuk dengan diikuti seorang laki-laki.

" anak-anak, kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan namamu " titah Bu Sari kepada laki laki itu.

" Dean, Pindahan dari London " ucapnya singkat.

" hanya itu saja? " tanya Bu Sari yang diangguki Dean. " kamu duduk di.....ah belakang Tasya dan Dina ". Titah Bu Sari.

Dean mengangguk, kemudian berjalan ke bangku yang ditunjukkan.
Melewati bangku Tasya dan juga Dina. Dean melirik kearah Tasya yang juga menatapnya dengan tatapan malas. Dan juga Dina yang menatapnya dengan tatapan berbinar.

Dean mengalihkan pandangannya. Kemudian mendudukkan bokongnya dikursi. Mengeluarkan buku kosong dan juga bolpoin. Kemudian mendengarkan penjelasan dari Bu Sari.

Kringgg kringg

Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa semua siswa berhamburan ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah kelaparan.

" TASYA! cepetan, perut gue udah demo ini " teriak Dina dari arah pintu.

" ntar, tinggal dikit lagi " ucap Tasya tak kalah kencangnya.

Setelah selesai, ia membereskan peralatannya dan menemui Dina. " kuy, berangkat! " ucap Tasya merangkul bahu Dina.

" lama " ucap Dina sinis. Kemudian mereka berdua pergi. Mereka tidak tahu, bahwa sedari tadi mata Dean tak pernah lepas dari mereka. Terutama Tasya....



...




Hello author is back

Mon maap lama update, lagi sibuk sama rl.

Makasihhh yang udah jadi pembaca setia, jangan lupa diVOTE jangan cuman baca.

Hargai penulis yang udah susah buat ni cerita. Oke!

Dah ah mls😑

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang