40

2.4K 53 6
                                    

" akhir dari segalanya "

-sad girl-

.
.
.
.
Happy Reading♡
.
.
.
.





"TASYA BANGUN! KAMU CUMAN BERCANDA KAN!! BANGUN!! " Aldi berteriak histeris segera mempobong tubuh Tasya ke dalam mobil dan melaju ke rumah sakit. Dina dan juga Aras pun ikut masuk ke dalam mobil Aldi.

Disusul oleh Ferdi dan kedua orang tua Aldi yang membawa mobil masing-masing.

" sialan macet " gertak Aldi, dia keluar dan membuka pintu belakang. Dia membawa tubuh Tasya berlarian di jalan yang macet itu.

" Aldi " teriak Dina namun ia hiraukan. Dia terus saja berlari membawa Tasya ke rumah sakit. Banyak juga pengendara yang ikut bersimpati melihat itu.

" dok! Cepetan bantu istri saya! " teriak Aldi. Dua orang perawat segera membawa brankar, Aldi meletakkan tubuh Tasya ke atas brankar. Mereka segera menuju ruang UGD.

Aldi duduk dibangku dengan perasaan cemas. Tak lama Aras dan Dina datang diikuti Ferdi, Anggara, dan Santi.

Ferdi mengusap wajahnya kasar, juga Santi yang sudah menangis dipelukan Anggara.

" tenang Al, Tasya pasti selamat " ucap Aras berusaha menenagkan. Aldi mengusap sudut matanya yang berair, dia meninju tembok pelan melampiaskan amarahnya.

Cklek

Pintu terbuka menampilkan dokter Arya. Aldi segera bangkit dari duduknya.

" gimana keadaan Tasya, dok " Aldi mengguncangkan bahu dokter tak sabaran.

" maaf " satu kata yang terdengar. Namun mereka tidak terlalu bodoh untuk bisa menyimpulkan yang dimaksud.

" nggak! Dokter pasti bercanda kan! " Aldi menggeleng keras. " ini bukan ultah saya dok! Ini bukan april mop kan? "

" Aldi tenang " tegas Anggara.

" nggak pa! Pasti dokter ini udah bohong sama Aldi " Aldi terus saja meracau, tubuhnya ia luruhkan ke lantai.

" maaf sekali lagi, tapi Allah sudah berkehendak lain. Pasien tidak bisa diselamatkan " ucap Dokter Arya.

Aldi menerobos dan segera masuk dalam ruang UGD. Disana ia melihat tubuh Tasya yang diam kaku. Bibirnya sangat pucat.

Aldi menggenggam tangan Tasya yang dingin. " Sya, jangan tinggalin aku. Kamu jangan bercanda gini dong! Ini bukan ulang tahun aku! SYA! BANGUN!"

Aldi memeluk tubuh Tasya, masih tidak menyangka dia akan ditinggalkan begitu cepat seperti ini.

Dina menangis histeris dipelukan Aras. Ferdi menangis dalam diam. Dia masih tidak menyangka, baru saja dia berbaikan dengan anaknya dan menyaksikan hari bahagia ini.

" Sebenernya Tasya punya penyakit leukimia. Aku udah suruh dia buat operasi. Tapi dia nggak pernah mau, katanya hidupnya nggak bakalan lama lagi " ucap Dina lirih. Semua orang yang berada di ruangan itu syok kecuali Aras dan Aldi karena memang mereka sudah tahu sejak awal.

"Bisa tinggalin saya dengan Tasya? Sebentar saja " pinta Ferdi kepada semuanya, juga Aldi. Ferdi tahu Aldi sangat sedih namun dia hanya meminta waktu sebentar untuknya dan Tasya.

Mereka semua keluar, tak terkecuali Aldi. Walaupun berat meninggalkan Tasya, namun ia ingin memberikan ruang kepada ayah dan anak itu. Setelah mereka semua keluar, Ferdi menghampiri brankar Tasya. Dia menggenggam tangan Tasya lembut.

"Sya, maafin papa. Maafin papa karena selama ini nggak ada disamping kamu. Maafin papa yang udah ninggalin kamu sama mamah. Papa menyesal. Sungguh, papa menyesal. Kenapa kamu tidak memberi tahu papa dari awal? Kenapa hanya papa yang tidak tahu soal ini?" Ferdi meracau. Dia terisak dan bahunya bergetar.

"Semoga kamu tenang disana ya. Papa harap kamu bisa bertemu mama kamu." ucapnya lalu mencium kening Tasya lama.

Ferdi kemudian beranjak dan keluar. Kinu giliran Aldi yang masuk. Dia duduk di samping brankar Tasya. Memandangi wajah Tasya yang cantik tanpa polesan make up itu.

"Sya, kenapa kamu ninggalin aku, kenapa kamu nggak bawa aku sekalian? Aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Maafin aku. Maafin aku yang udah selalu bikin kamu sakit. Maafin aku yang pengecut ini. Maafin aku." ucap Aldi menunduk terus menggumamkan kata ' maaf '.

Kini hidupnya tak lagi berwarna, karena mataharinya telah tiada.

Hidup ini tak selalu berakhir bahagia. Di dunia ini tak selalu hitam juga tak selalu putih. Setelah hujan pun akan ada pelangi, namun pelangi hanya akan datang sesaat. Setelah itu pergi dan tak tahu kapan kembalinya.

Hidup dan mati itu kehendak yang kuasa. Kita hanya menjalani, semua yang ditakdirkan itu hanya sang pencipta yang tahu.


...



TAMAT


Akhirnya setelah sekian lama tamat juga nih cerita. Aku mau bilang makasih banget buat kalian yang udah ngikutin cerita aku, vote, sama comment. Padahal ceritanya masi amburadul banget.

Aku juga mau promosiin cerita aku yang lain nih. Kasih krisarnya juga ya.

See youuu

See youuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang