9. Terlalu awal

99 7 0
                                    

    Bastian hanya mengacak rambutnya frustasi, pasalnya dia tak berhasil menahan Kania yang keluar dari mobilnya. Perlahan tubuh mungil gadis itu masuk ke dalam taksi. Ponsel Bastian berbunyi, berharap itu pesan dari Kania.

"Nomor gak di kenal?" Bastian membuka pesan tersebut. Dia menghembuskan nafasnya berat

Hai Bas, ini aku Raisha, saveback ya

    Bastian menaruh ponselnya, ia bernafas berat, kemudian melajukan mobilnya untuk pulang. Sementara itu...

    Kania menangis, tapi hanya beberapa tetes saja, dia sangat pandai menyembunyikan itu. Ia mengetikan suatu nama di ponselnya.

"Halo Lis" Kania membuka pembicaraan saat Alisha mengangkat telephone nya
"Ya? Kenapa?" Kata Alisha di sebrang sana
"Mau curhat? Bisa kan?" Kata Kania
"Aduh gimana ya? Gue ada janji sama Alvin" kata Kania
"Oh gitu ya" terdengar nada sedih dari Kania
"Eh, apa gue batalin aja ya pergi sama Alvin nya?" Kata Alisha
"Eh gak usah. Gak terlalu penting kok, besok aja di sekolah" kata Kania
"Yakin gak apa-apa? Maaf ya" Kata Alisha
"Ya santai aja" kata Kania satu tetes air mata lolos lagi

    Kania menutup ponselnya. Memandang ke arah jendela. Memandang jalanan yang macet. Ia memaksakan untuk menghadirkan senyum di bibirnya.

     Alisha menghampiri Alvin yang ternyata sudah ada di depan gerbang rumah nya. Pria itu terlihat keren. Alisha menaikki mobil itu, tersenyum pada pria di sebelahnya.

"Mau kemana jadinya?" Tanya Alisha
"Danau aja ya? Cari-cari" kata Alvin
"Yaudah" kata Alisha

    Alvin menyiapkan sesuatu yang spesial untuk Alisha. Dan berharap Alisha akan suka dan menerima sesuatu itu.

    Tak lama mereka sampai di tempat tujuan mereka. Tempat yang sederhana, tapi cocok untuk melepas lelah dan bersantai.

"Mau duduk dulu, apa langsung naik perahu?" Tanya Alvin
"Duduk aja dulu, masih siang ini, panas banget" kata Alisha
"Yaudah, terus duduk gak bosen?" Kata Alvin
"Bosen sih, gue mau tidur bentar boleh?" Kata Alisha
"Lah mau tidur dimana?" Tanya Alvin

    Alisha menyenderkan kepalanya di pundak Alvin, memejamkan matanya. Sementara Alvin cukup terkejut, dan jantungnya berdetak sangat kencang saat ini. Tapi Alvin tak mau terus gugup, ia mencoba membuat Alisha nyaman.

"Ayo, jadi kan naik perahunya?" Tanya Alisha

    Alvin mengangguk lalu bangkit dari duduknya. Begitupun Alisha. Mereka menyewa perahu berwarna kuning. Alvin membentu Alisha menaikki perahu.

"Kita gak bakal jatoh kan?" Kata Alisha
"Jatoh ada gue" kata Alvin
"Emang lo bisa berenang?" Kata Alisha
"Bisa, bisa tenggelem" kata Alvin
"Dih ngaco" kata Alisha
"Ya bisa beneran lah," Alvin mulai mendayung pelan
"Oh oke" kata Alisha

    Hampir satu putaran mereka mendayung, dan Alvin merasa sudah waktunya untuk memberikan sesuatu untuk Alisha.

"Lis, lo tau kan kalo gue suka sama lo?" Kata Alvin

    Alisha hanya tersenyum canggung, kemudian menunduk, Alvin menghembuskan nafas beratnya, dan Alisha bisa merasakan itu.

"Gue mau lo jadi pacar gue" kata Alvin
"Hm?" Alisha hanya bergumam
"Lo mau kan?" Tanya Alvin

    Sial Alvin benar-benar menungkapkan itu. Ayo Alisha pikirkan alasan sebaik mungkin.

"Aduh Al, gue kebelet ayo cepetan dayungnya" kata Alisha
"Eh iya-iya" Alvin menambah kecepatan

    Alisha segera turun lalu berlari mencari toilet umum di tempat itu. Sebenarnya Alisha berbohong, ia hanya menghindari Alvin.

"Al, gue haus beliin minum ya, gue kebelet juga" kata Alisha
"Eh iya" Alvin mencari warung sekitar sana sementara Alisha berlari ke pohon besar untuk memperhatikan Alvin dari jauh.

    Ini sudah setengah jam dan Alisha belum kembali, Alvin terus-terusan menelephone Alisha yang sudah berada di taksi sekitar 20 menit yang lalu. Oh ayolah ponselnya bisa rusak di menit kapan pun, karena dari tadi tidak bisa berhenti. Alisha merasa bersalah, dia merasa terlalu jahat. Tapi ini terlalu awal.

    Sementara itu Alvin terus menelephone Alisha. Ponselnya di banjiri oleh keringatnya. Akhirnya Alvin memutuskan untuk menelephone Agnes. Walau Agnes tidak ada sangkut pautnya. Tapi Alvin merasa, Agnes bisa menghubungi Alisha dan memberitahunya kabar Alisha. Dan tersambung.

"Nes, lo gak sibuk kan?" Kata Alvin
"Eh enggak kok, kenapa emangnya?" Kata Agnes
"Please bantu gue, gue lagi jalan sama lisha, tapi dia ke toilet terus gak balik sampe sekarang" kata Alvin
"Lah kenapa harus hubungin gue, lo cari aja di toilet nya langsung, atau telephone dia nya gitu" kata Agnes
"Udah, tapi gak bisa" kata Alvin
"Terus gue harus apa?  Hubungin dia?" Kata Agnes
"Sumpah Nes, lo peka banget. Tolongin gue ya, paling enggak kabarnya aja udah cukup" kata Alvin
"Yaudah iya gue coba" Agnes memutuskan panggilan

    Agnes mencoba menghubungi Alisha. Alisha sempat muak tapi ketika melihat itu telephone dari Agnes, Alisha mengangkatnya.

"Ya kenapa?" Kata Alisha
"Elu bego apa gimana? Si Alvin lo tinggalin sendirian? Dia khawatir woy" kata Agnes
"Ya abis gue kesel" kata Alisha
"Sekarang lo dimana?" Kata Agnes
"Di rumah baru nyampe" kata Alisha
"Serius deh Lis, lo jahat banget. Besok lo hutang cerita sama gue" kata Agnes

    Agnes menutup telephone nya, menghubungi Alvin lagi. Tak butuh waktu lama, Alvin segera mengangkatnya.

"Ya, gimana?" Kata Alvin
"Katanya dia kesel sama lo, terus dia baru sampe rumah. Lo pulang aja gih" kata Agnes
"Ah gue bego banget, yaudah makasih ya udah bantu gue" kata Alvin
"Ya sama-sama" kata Agnes

     Alvin memutuskan untuk pulang, ia kira pendekatannya selama ini sudah cukup untuk kisah nya, tapi nyatanya tidak semudah itu untuk mendapatkan Alisha. Apakah ini terlalu awal.

     Sementara itu Alisha tidur di kasur empuknya, membayangkan kejadian yang membuat jantungnya hampir loncat dari tempatnya. Alisha mengambil note book di meja dekat kasurnya. Ia menuliskan kalimat yang penuh makna.

Tunggu sebentar lagi sayang, tunjuk kan aku ketulusan mu. Sebenarnya aku mencintaimu, tapi aku takut menyakitimu.

     Alisha mencoba melupakan kejadian hari ini, ia bersembunyi di balik selimut tebalnya, berusaha untuk tertidur.

Makin gak jelas ya ceritanya? Maaf baru sempet up sekarang karena aku ketiduran. Aku ada kabar gembira untuk kita semua, cerita ini bakal di up dua kali seminggu. Kalo hari senin atau selasa gimana. Yaudah jangan lupa vote sama komennya, makasih uhuy..

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang