22. Jujur

58 6 0
                                    

    Sekitar satu minggu. Ujian akhirnya selesai. Daren menghampiri Alisha. Mengajaknya mengobrol sebentar.

"Gue mau ngomong sama lo, tapi gak disini" kata Daren
"Yaudah, mau kemana?" Tanya Alisha
"Ke ruang musik aja" kata Daren
"Kan di kunci" kata Alisha

    Daren menunjukan kunci di tangannya, Alisha menatap kunci itu tak percaya.

"Kok bisa di elo?" Tanya Alisha
"Lo tau kan bentar lagi sekolah kita ada acara. Gue disuruh buat band dan kita di bolehin make ruang musik buat latihan" kata Daren
"Oh gitu, oke yuk kesana" ajak Alisha

    Mereka berjalan menuju ruang musik, Daren membuka pintu dengan kunci di genggaman nya. Mereka masuk, Daren mengambil gitar.

"Jadi lo mau ngomong apa?" Tanya Alisha
"Jadi mau nya to the point?" Daren bertanya balik
"Iyalah," kata Alisha
"Gue tau dia dateng di waktu yang salah, tapi gue rasa lo harus tau ini. Gue suka sama lo, lebih dari yang lo suka ke gue" kata Daren

    Alisha cukup terkejut, lalu ia tersenyum. Menggenggam tangan Daren.

"Lo tau kan? Salah kalo perasaan itu datang sekarang. Tapi makasih buat ke jujuran nya." Alisha melepas genggaman nya
"Ya gue tau. Gue terlambat Lis buat tau ini. Dan beberapa hari yang lalu gue gak jawab pertanyaan lo tentang taruhan, gue gak mau orang lain tau, karna gue gak yakin gue bakal nepatin janji gue ke Kania" kata Daren
"Gila lo ya? Ini soal perasaan bro. Lo bisa aja tolak ajakan buat taruhan. Itu jauh lebih baik, dibanding lo ingkarin janji lo sendiri" kata Alisha
"Oke ganti topik. Alvin udah ngasih tau lo kalo dia bakal lomba futsal di sini?" Tanya Daren
"Udah dan dia bilang kayaknya minggu ini bakal sibuk banget." Jawab Alisha
"Lo mau liat dia latihan gak? Kevin ikutan. Dan kita tinggal minta lokasi aja" kata Daren
"Yaelah minta ke Alvin langsung juga bisa." Kata Alisha
"Eh iya juga ya?" Kata Alisha

     Daren menarik nafas panjang, sebenarnya pokok yang ingin ia bahas bukan soal perasaan nya.

"Lis, lo mau kan anterin gue ke dokter?" Tanya Daren
"Lo kenapa emangnya? Sakit?" Tanya Alisha
"Enggak gue mau cek badan buat donor" kata Daren
"Donor darah? Oke deh gue temenin" kata Alisha
"Bukan itu. Besok lo temenin gue. Dan lo boleh liat surat nya. Surat donornya" kata Daren
"Lo cuma donor darah kan? Ah kok serius banget sih ngomongnya. Jangan donorin apapun selain darah. Gue takut lo sakit, gue takut kehilangan lo" kata Alisha
"Lo takut kehilangan gue?" Ujar Daren
"Iya lah, kita udah sahabatan dari kecil. Gue gak bisa gak liat seberapa ngeselinnya elo. Gue gak bisa meluk lo. Gak mau, jangan aneh-aneh" rengek Alisha

    Daren tersenyum, membawa Alisha ke pelukannya. Dia suka sikap manja gadis ini, dia suka senyum manisnya, dia suka di memeluk gadis di dekapannya seperti ini. Ia ragu, ia juga takut, tapi ia harus. Hidupnya tidak lebih berharga dari seseorang yang akan ia donor kan.

"Udah ah jangan nangis, lo bantuin gue cari personil band ya, jangan sedih" kata Daren menenangkan

    Alisha menghapus air mata yang mengalir, lalu mengikuti langkah Daren keluar dari ruang musik.

"Daren, mau pulang" rengek Alisha
"Yaudah ayo gue anterin" kata Daren

   Mereka pulang dengan menaiki motor Daren. Melaju cepat sampai rumah Alisha. Dan melaju lagi ke rumah Daren setelah Alisha turun dari motor.

    Daren membuka pintu kamarnya, ia cukup bangga dengan diri sendiri. Karena ia mampu jujur dengan perasaan nya. Semua orang tau itu bukan hal mudah.

"Gak apa-apa lah, seinget gue ini pertama kali nya gue ditolak." Daren tampak berpikir
"Ah iya, cek nya besok. Semoga hasilnya cocok" Daren berdoa

    Ujian sudah seleasai. Jadi ia pergi ke rumah Kevin untuk bermain PS. Bukan karna ia tak punya, tapi koleksi Kevin lebih banyak. Daren berjalan kaki dari rumahnya. Saat sampai ia mengetuk rumah Kevin.

"Kevin, ada polisi. Vin cepet vin, kalo lo gak keluar, rumah lo mau di bakar. Kevin cepet polisi udah ngeluarin tembakan" teriak Daren tak berhenti mengetuk pintu kencang

    Kevin membuka pintunya dengan tampang datar. Menatap Daren yang sedang cengengesan saat ini.

"Ada nyokap bokap gue goblok" kata kevin
"Eh sorry gak tau" kata Daren
"Ngapain lo kesini? Kangen sama gue?" Tanya Kevin
"Lo gila ya? Mau main PS gue" kata Daren
"Miskin sih" kata Kevin membuka pintunya lebar-lebar

    Kevin menyalakan PS nya. Memberikan stik game pada Daren.

"Gue gak mau di suguhin apa-apa. Air putih aja" kata Daren
"Dih siapa juga yang mau nawarin lo minum. Yaudah gue ambilin" kata Kevin

    Kevin kembali dengan dua gelas air mineral dingin di tangannya. Satu untuk Daren, satu lagi untuknya.

"Vin, gue udah ngungkapin perasaan gue ke Alisha" kata Daren

    Oke berita itu hampir membuat Kevin tersedak. Kevin menaruh gelasnya lalu menatap Daren tajam.

"Lo tuh yang gila. Lo tau kan dia punya pacar? Ngapain anjir pake acara ngungkapin perasaan" kata Kevin
"Biarin aja sih, gue ini yang jujur, gue yang sakit hati, gue yang di tolak. Gak usah khawatir, walau ini pertama kalinya gue di tolak, gue gak bakalan mabok atau bunuh diri kok" kata Daren
"Gue gak khawatirin elo. Gue khawatirin Alisha, kalo dia masih punya perasaan sama lo. Terus dia mutusin Alvin, aduh berabe urusannya" kata Kevin
"Ya enggak lah syukur malahan" kata Daren
"Kampret gue kalah. Elo sih" tuduh Kevin
"Nyalahin gue. Elu aja yang noob" kata Daren
"Elo ngajakin gue ngobrol, mangkanya gue kalah," Kata Kevin
"Yaudah diem gue bentar lagi... yah mati" kata Daren menatap layar meyaksikan perjuangannya harus berhenti tadi.
"Haha karma is real bro" kata Kevin
"Elo bacot sih, ngajak gue debat" kata Daren
"Kalo noob mah bilang aja" kata Kevin

    Ibu Kevin keluar dari kamarnya, duduk di samping mereka.

"Kalian dari dulu selalu ributin hal sepele. Gak pernah berubah walau udah dewasa" kata ibu Kevin
"Tante udah bangun. Kita berisik ya? Kevin tuh gak bisa diem" kata Daren
"Udah bangun? Siapa yang bilang nyokap gue tidur?" Tanya Kevin
"Eh udah, jangan ribut. Mau makan? Mama masakin, udah lama kan? Pasti kangen masakan mama" kata ibu Kevin

    Sikap Kevin yang kepedean ternyata turun dari mama nya. Dan kata kangen itu ciri khas mereka banget kalo lagi kepedean.

Sumpah ya, gak ada niat ngundur hati up, tapi gara gara belajar online jadi lupa semua, karna fokusnya ke tugas. Gini deh, aku up seminggu sekali tapi gak tentu, gak jauh kok dari hari jumat. Makasih ges, jangan lupa vote dan komennya

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang