Sekarang semua berada di depan nisan Kania. Mereka menangis tak henti. Terutama Daren ia sangat terpukul. Sahabat sekaligus pacarnya kini sudah tiada.
Mereka semua ke rumah Daren, duduk di ruang keluarga nya, mereka semua menangis, sementara bunda Daren menyuguhkan minum dan menenangkan mereka. Dan papa Daren menunggu Rio terlelap di kamar Rio.
"Ah gue masih gak percaya aja" kata Kevin memijat pelipis nya
"Udah 17 tahun kita bareng, kan dari orok" kata Alisha
"Hmm, gue juga sedih walau baru kenal sama Kania" kata Agnes
"Iya gue juga, dia tuh asik dan baik banget" kata Raya
"Gue bakal kangen dia" kata Raisha
"Apa lagi gue sha, btw gue mau ngomong sesuatu ke kalian tentang alasan gue pergi selama 1 bulan lebih" kata Daren
"Iya, gua lupa lo belum cerita alasan lo pergi" kata Alvin
"Gue di rumah sakit, masa adaptasi hati" kata Daren
"Hati? Lo sakit Der?" Tanya Agnes
"Bukan gue, gue cuma donorin hati gue, buat Rio" kata Daren
"Huaa andai gua punya abang kayak lo, jadi makin sedih" kata Raya
"Emang lo sakit?" Tanya Alisha
"Kagak," kata Raya sinis
"Maaf gue udah rahasia in ini, cuma Alisha dan Kania di antara kalian yang tau tentang ini. " kata Daren
"Santai Ren, itu kan hak lo mau kasih tau kita apa enggak. Yang penting lo sekarang sehat-sehat aja" kata Raisha
"Iya gue setuju, huh ada yang kurang rasanya" kata AgnesTak lama mereka pulang ke rumah masing-masing. Esoknya Raisha ke sekolah mengambil barang berharga nya yang tertinggal.
"Aduh pake kebelet lagi, kan gue sendiri gak ada yang nemenin, cuma ada adek kelas anjir. Yaudah lah gue ke toilet yang biasa ada Anna aja siapa tau dia ada di sana" kata Raisha bermonolog pada dirinya sendiri
Dan benar firasat Raisha, ada anak itu disini, Raisha masuk ke bilik dan mengeluarkan apa yang ingin ia keluarkan. Tak lama Raisha keluar dari bilik melihat Anna masih menatap wajahnya di cermin.
"Hai Anna" tegur Raisha
"Oh hai kak, kakak Raisha kan? Temennya kak Daren?" Anna memastikan
"Ya, boleh ngobrol? Di bangku depan toilet aja" kata Raisha
"Boleh kak" kata AnnaMereka berdua duduk di bangku yang tak jauh dari toilet.
"Kak, bukannya libur? Kakak ngapain ke sini?" Tanya Anna
"Ambil barang, waktu itu ketinggalan, baru engeh kemaren masa. Padahal ilangnya udah lama" kata Raisha
"Lo tau soal Kania?" Lanjut Raisha
"Iya kak, tadi pihak sekolah udah ngumumin. Aku turut berduka ya kak" kata Anna
"Terus kamu ada niatan buat deketin Daren lagi?" Tanya Raisha
"Ah, gimana ya kak? Udah susah kita gak satu sekolah lagi, udah gitu kak Daren gak bakal buka hati buat aku" kata Anna
"Kata siapa? Daren mah keliatannya doang dingin, dalemnya mah baperan, masa lo nyerah sampe disini? Sana gih perjuangin" kata Raisha
"Caranya?" Tanya Anna
"Samperin, hibur dia, buat dia seneng hari ini. Terus lo tinggal bilang don't be sad, i'll be there for you babe" kata Raisha
"Gak pake babe juga kali kak" kata Anna
"Yaudah lo harus hibur Daren ya, bikin dia senyum lagi, kalau bisa bikin dia jadi milik lo" Raisha tersenyum lalu mengambil barangnya yang sempat ia taruh di bangku
"Gue pulang ya?" Kata Raisha
"Iya kak" kata AnnaAnna merasa kesempatannya ada lagi, Anna menghampiri rumah Daren, mengetuk pintunya. Daren membuka pintu, rambutnya berantakan, tapi itu membuat nya semakin terlihat menarik.
"Bela kan, eh sorry Anna maksudnya, ada apa ya?" Tanya Daren
"Jalan yuk kak" ajak Anna
"Gua ngantuk" kata Daren beralasan
"Kak, aku udah usaha lho buat kabur sekolah, terus jauh-jauh kesini, kakak gak mau hargain usaha aku?" Tanya Anna
"Yaudah lo mau di hargain berapa?" Tanya DarenAnna diam, ia bingung mau menjawab apa. Ia hanya tersenyum singkat.
"Lagi pula gue gak nyuruh lo buat kabur sekolah" kata Daren
Jelaskan dari mana datangnya rasa dingin ini, sampai-sampai Anna membeku.
"Yaudah, gue ganti baju dulu" kata Daren
Daren masuk ke dalam rumahnya, pintunya memang tak di tutup, tapi demi sopan dan santun Anna menunggu di luar.
"Mimpi apa gua?" Kata Anna
Tak lama Daren selesai ia membawa mobilnya, Anna mengikuti Daren, dan masuk ke mobil.
"Mau kemana?" Tanya Daren
"Hmm enaknya kemana ya? Caffe aja kak, sekalian biar bisa ngobrol sambil santai dan makan dessert" kata AnnaDaren melajukan mobilnya ke tempat yang di minta Anna, tak butuh waktu lama, mereka sampai di tempat itu. Anna dan Daren masuk ke caffe, memesan beberapa dessert dan minuman.
"Kak aku tau ini sulit buat kakak dan teman-temannya kakak" kata Anna
"Ya, masih kayak mimpi aja rasanya" kata Daren
"Kak, aku turut berduka ya, aku yakin kakak bisa lewatin ini, kak don't be sad. Please smile, someone love with your smile, and hate to see your sad side. Smile, don't make her sad too, because she happines is when you smile and feel happy. So, dont be sad" kata Anna
"Makasih Bel, eh gak apa-apa kan gua manggil lo kayak tadi?" Tanya Daren
"Iya kak, kak Lisha juga manggil aku Bela kok, eh iya nih kak tisu" kata Anna
"Buat apa?" Tanya Daren
"Ada bekas kue di bibir kak Daren" kata AnnaDaren menerima tisu dari Anna, lalu mencoba membersihkannya.
"Bukan di situ kak tapi disini" kata Anna mengarahkan tangan Daren ke noda di sudut bibirnya
Daren mengelapnya, jujur gadis di hadapannya ini cantik dan lucu. Sikapnya pun seperti masih sangat kecil. Daren membersihkan noda itu, lalu menaruh tisunya di meja.
"Makasih udah ngasih tau" kata Daren
"Siap kak" kata AnnaSetelah itu Daren kembali dingin, tak ada percakapan di antara mereka.
"Kak gue ke toilet ya" kata Anna
"Eh gak boleh, lo lama kalo di sana" kata Daren
"Yaelah kak emangnya kak Daren bakal kangen? Enggak lama kok, aku mah cukup toilet rumah sama sekolah aja kak" kata AnnaDaren mengangguk, Anna tersenyum lalu pergi ke toilet, seketika senyum Daren mengembang.
"Gak ada yang perjuangin gue sekeras elo Bel" kata Daren
Entah mengapa ia merasa rindu dengan gadisnya, ia yang sudah di sana. Yang mungkin kalau Daren ikut tiada pun, belum tentu dapat bertemu dengannya.
"Kania, gue kangen lo, andai elo yang di depan gue. Gue seneng banget, maaf kalo gue belum sempet bikin lo seneng, dan mungkin terus-terusan bikin lo kecewa. Tapi lo akan selalu jadi gadis yang gue sayang. Beneran, gue akan selalu simpen lo di hati gue, meski nanti akan ada orang lain yang menyimpan gue di hatinya" kata Daren dalam hati
Hmm Anna di dalam kesempitan ada kesempatan ya, bisa-bisanya. Maaf gais minggu kemaren gak up beneran lupa. Sebagai gantinya hari ini aku double up. Makasih jangan lupa vote sama komennya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Fiksi RemajaHanya tentang aku yang ingin aku dan kamu menjadi kita. Mengubah hubungan yang sebelumnya teman saja. Aku tak tahu keinginan ku akankah jadi nyata. Tapi aku berharap nyaman sebagai teman tak membuatku putus asa. Aku akan memperjuangkan apa itu yang...