"Sini, gue mau ngomong sama lo" kata Kania menepuk kasur di sampingnya.
Raisha menghampiri Kania, duduk di sampingnya, Kania menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.
"Gue liat buku yang tadi lo taro di meja, dan kayaknya gue kenal buku itu" kata Kania
"Oh diary putih itu. Hmm, itu, tapi lo jangan marah ya? Itu dari Bastian" jawab Raisha
"Ngapain gue harus marah? Sebenernya sih kesel di boongin sama Bastian tapi ya kalo dia ngasihnya ke elo gak apa-apa. Toh duit-duit dia" kata Kania
"Maksud lo? Kok di boongin?" Raisha heran
"Gue waktu itu beli buku sama bastian, dan dia beli buku putih itu, dia bilang itu buat diri dia sendiri" kata Kania
"Ah, sebenernya Bastian tau gue mau kesana, dan bastian tau gue suka nulis dan gambar, tapi soal kita ketemu gue gak sengaja disana. Dan gue negur Bastian. Gue minta maaf udah ngerebut Bastian dari lo waktu itu." Kata Raisha
"Udahlah mau gimana lagi? Kita udah sama-sama mantannya dia" kata Kania
"Kania lo mau kan, hmm maafin gue?" Tanya Raisha
"Untuk alasan apa gue marah sama lo? Kita temenan semenjak lo resmi jadi calon istri Kevin. Dan gue kita bisa lebih dekat dari pada ini" Kata Kania
"Makasih, kebawah yuk, bentar lagi sore, yang lain juga pasti mau bbq an" kata Raisha
"Eh iya ayo." Kata KaniaMalam pun tiba, sekitar pukul 8 malam. Mereka sudah di taman belakang sekarang, menyiapkan alat dan bahan untuk bakar jagung, sosis, dan makanan lain.
"Eh itu gelar tikernya" perintah Radit
Alvin dan Alisha memasang tiker yang ia bawa dari dalam rumah. Sementara Daren dan Revan membeli minuman.
"Lo udah lama temenan sama Alisha?" Tanya Revan
"Dari jaman kita masih nyusu sama emak" kata Daren
"Ah lo gak pernah liat gue gitu?" Tanya Revan
"Enggak" kata Daren
"Padahal dulu gue sempet di sana juga, tapi ya gak nyampe 4 bulan udah pindah ke Bali." Kata Revan
"Lo di bawah umur gue 1 tahun kan? Terus kalo sama Radit? Eh Alvin juga kayaknya kalian saling kenal" kata Daren
"Radit saudara jauh gue, dan Alvin dia kakak kandung gue" kata RevanJelas Daren terkejut sampai ia membuka lebar mulutnya.
"Tutup tuh mulut, entar lalet masuk" kata Revan
"Anjir gue gak salah dengerkan?" Tanya Daren
"Udah cepet gak usah banyak nanya, bantuin bawa, berat nih anjer" kata Revan
"Siniin, katanya elo mau bawa sendiri" kata Daren
"Kapan gue bilangnya wahai engkau buaya darat?" Tanya Revan
"Buaya darat, punya pacar satu aja kagak" kata Daren menerima beberapa kantung minuman dan cemilan dari Revan
"Itu damanya derita lo"kata RevanMereka segera kembali ke rumah besar milik Radit, mereka menaruh kantung plastik asal, dan mendapat tatapan tajam dari cewek-cewek.
"Beli minum aja lama, udah gitu di taro sembarangan lagi" kata Kania
"Masih mending di beliin, itu berat lho. Udah susun aja lah" kata Kevin
"Tumben bijak, nah kayak gini baru gue suka" kata Daren
"Lo suka sama gue? Lo gak liat ada Raisha? Gila lo ya?" Kata Kevin
"Elo yang gila," kata Daren
"Eh udah lanjut bakar-bakaran nya" kata Radit
"Nih orang aja di bakar " kata Daren menunjuk KevinMereka menghiraukan ucapan Daren dengan tertawa. Setelah itu mereka mulai membakar sosis dan jagung. Sambil makan dan duduk santai bahkan bercerita.
"Besok mau ke pantai?" Tanya Radit
"Iya besok lo bantu in ya" kata Kevin
"Dari awal lo pada dateng juga gue bantuin" kata Radit
"Hehe maap nih ngerepotin." Kata Kevin
"Hmm, lo makan belepotan, nih tisu" kata Revan memberikan selembar tisu pada Alisha
"Daren, temenin gue jalan keluar yuk. Mau kan?" Tanya Kania
"Oh ayo," kata Daren bangkit dari duduknyaMereka jalan-jalan sekitar sana. Tak ada percakapan penting, hanya ringan-ringan saja.
"Pantainya dimana sih?" Tanya Kania
"Deket kok katanya" kata Daren
"Kan katanya, lo sendiri gak tau" kata Kania
"Ya iyalah orang baru pertama kesini, emang lo tau?" kata Daren
"Enggak tau, yang gue tau sebulan lagi lo bakal jadi pacar gue" kata Kania
"PeDe banget lo" kata DarenKania menyesuaikan tingginya dengan Daren yang lebih tinggi darinya, lagi ia melakukan hal yang sama. Kini bibirnya sudah mengecup pipi Daren.
"Main nyosor aje lo, udah lah kelamaan sama lo bisa di usir sama warga" kata Daren
"Bangke lo Daren" kata KaniaDaren melangkahkan kakinya untuk kembali ke rumah radit. Di susul dengan Kania yang sedikit berlari karena langkah Daren yang lebar dan cepat. Mereka bergabung lagi bersama yang lain, rupanya sekarang mereka sedang battle. Entah battle apa, yang jelas mereka lagi tereak-tereakan gak jelas.
"Ngapain sih? Udah kayak di ragunan aja" kata Daren
"Ini kita main battle gitu, dan sekarang lagi battle highnote" kata Raisha
"Pantes tereak kayak hewan di kebun binatang" kata KaniaSetelah Raisha yang menangkan highnote, dilanjut dengan beatbox yang di menangkan oleh Revan, setelah itu battle yang lainnya.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Kania
"Eh udah jam 10. Tidur yuk, masuk ke kamar masing- masing" kata Radit
"Okey yuk" kata KaniaMereka ke kamar masing-masing, di kamar Alvin-Revan
"Gue ke kamar mandi duluan ya" kata Revan
"Yo" balas Alvin singkatSetelah Revan, Alvin ke kamar mandi, mereka duduk di tepi kasur.
"Al, gue tau kesalahan gue gak bisa lo maafin gitu aja, gue juga gak mau kehilangan sarah, gue juga sayang sama dia, gue terpukul dan sedih banget, sama kayak lo. Dan kejadian hari itu, gue sama sekali gak duga, gue gak pengen. Gue harap kita bisa kayak dulu lagi, adik dan kakak yang selalu sama-sama" kata Revan
"Sarah, gue gak tau, gue pengen banget maafin lo, tapi ego gue lebih besar. Dan gue sadar dendam dan benci itu gak baik, Sarah itu sama-sama cinta pertama kita kan? Sarah pasti di sana gak akan bimbang lagi, mau milih gue atau elo" kata Alvin
"Jadi maafin gue Al" kata Revan
"Maafin gue juga, udah salahin lo atas meninggalnya Sarah, btw apa-apaan lo manggil abang lo pake nama doang. Gak sopan tolol" kata Alvin
"Yaelah ketinggalan bang doang, bagi film bagus dong" kata Revan
"Ke Jakarta lagi ayo, banyak film bagus di laptop gue," kata AlvinLalu mereka bercanda dan tertawa lagi, sebagaimana seharusnya. "Meminta maaf lebih baik dibanding menyimpan benci yang tak seharusnya"
Tuh Alvin sama Revan udah baikan. Sebenernya pengen up 2 kali seminggu, tapi kan aku suka lupa. Sekali seminggu aja sering telat, hehe. Vote sama komenya boleh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Teen FictionHanya tentang aku yang ingin aku dan kamu menjadi kita. Mengubah hubungan yang sebelumnya teman saja. Aku tak tahu keinginan ku akankah jadi nyata. Tapi aku berharap nyaman sebagai teman tak membuatku putus asa. Aku akan memperjuangkan apa itu yang...