38. Sleep tight, good night

36 5 0
                                    

    Alisha sudah sampai di depan ruangan Daren, ia masuk ke dalamnya, memandang wajah tenang yang sedang lelap dalam tidurnya.

"Tidur ya? Apa gue pulang aja entar malem baru kesini?" Tanya Alisha pada dirinya sendiri
"Ah males, gue disini aja, gak ada yang nemenin Daren juga" kata Alisha menarik bangku ke samping ranjang Daren

    Ia menatap wajah tenang itu, yang sebelumnya selalu mengisi pikiran dan mimpi indahnya, Alisha tersenyum ada penghalang besar di antara hubungan mereka. Persahabatan ini harus selalu ia jaga. Lagi, Alisha menepis getaran kecil di hatinya. Hatinya tak ada ruang lagi, setengah untuk Alvin, setengahnya untuk rasa sakit.

    Daren pun membuka matanya perlahan, dan melihat Alisha yang sedang menatap dirinya, Alisha langsung sadar, ia mengalihkan pandangannya dari Daren.

"Udah selesai sekolah?" Tanya Daren
"Kalo belom gue gak kesini kali," kata Alisha
"Udah makan?" Tanya Daren
"Belum, lo udah makan?" Kata Alisha
"Belum juga, kenapa lo gak pulang dulu?" Tanya Daren
"Hmm, gue mau ngomong tentang Kania boleh?" Tanya Alisha
"Ngomong aja, ngapain izin" kata Daren
"Kania nitip surat ini ke elo" kata Alisha

    Daren mengambil kertas dari tangan Alisha lalu menaruhnya di meja.

"Gak di baca?" Tanya Alisha
"Entar aja lah, lo mau ngomong itu doang?" Tanya balik Daren
"Hmm, gue jelasin ke Kania, kecuali tentang lo donorin hati" kata Alisha
"Coba lebih detail ceritanya" kata Daren

     Alisha menceritakan semua yang terjadi di sekolah, tentang Kania yang menyalah kan Daren, tentang surat itu, alasan ia belum makan, kecuali bagian Alvin menghampirinya.

"Oh" kata Daren
"Gue capek cerita panjang, dan lo cuma jawab oh? Gila ya?" Protes Alisha
"Iya nanti aja gue baca suratnya, makasih udah jaga rahasia gue dengan baik" kata Daren
"Nah gitu dong, sama-sama Daren" kata Alisha

    Mereka berdua terdiam sampai Bunda datang ke ruangan Daren, Alisha tersenyum lalu menghampiri bunda dan mencium punggung tangannya.

"Ada Alisha? Pulang sekolah kamu langsung kesini?" Kata Bunda
"Iya Bun, hehe soalnya di rumah juga cuma ada adek" kata Alisha
"Ya disini juga cuma ada Daren, sama obat-obatan kan?" Tanya Bunda
"Eh kan ada bunda. Jadi seru" kata Alisha
"Kamu ini, nih bunda bawa makanan, Alisha belum makan kan? Mau ya makan masakan bunda?" Tawar Bunda
"Lisha doang yang di tawarin bun, anaknya enggak?" Protes Daren
"Ya ayu makan bareng, maksudnya gitu" ajak bunda
"Hmm gak usah deh bun, Alisha mau pulang, udah sore dan hujan juga, makasih ya tawarannya, kapan-kapan aja" kata Alisha
"Kamu mah, bunda dateng langsung pulang, yaudah deh hati-hati, bawa mobil sendiri kan? Jangan ngebut ya sayang" kata Bunda
"Iya Bun, sip deh" kata Alisha menyalimi punggung tangan bunda

    Alisha tersenyum ke arah bunda, lalu menatap Daren sekilas, setelah itu ia keluar dari ruangan yang entah sampai kapan Daren disana.

    Alisha memandang sepanjang koridor rumah sakit, hujan dan langit terlihat sangat mendung. Ia tengah berpikir bagaimana caranya ia berlari ke mobilnya menerobos hujan. Pasti akan basah juga

"Kak Lisha!" Teriak seseorang
"Anna? Lo kenapa disini?" Tanya Alisha
"Aku tau kak, kak Daren dirawat disini kan? Kalau aku sendiri lagi ngerawat mama aku yang sakit" kata Anna
"Lo tau dari mana?" Tanya Alisha
"Soal apa? Soal kak Daren? Ah aku tau lah, kak Daren lumayan sering keluar ruangan, sekesar nyari udara segar. Tapi aku gak berani negur, takut salah orang. Tapi setelah ngeliat kakak masuk keruangan yang sama kayak ruangan kak Daren. Aku yakin kalau itu ruangan kak Daren" kata Anna
"Lo ngapain disini? Kenapa gak nungguin nyokap lo?" Tanya Alisha
"Liat kakak lah, mau pulang kan? Nih aku ada payung besok kasih aku aja disekolah, aku tunggu di toilet sebelum bel masuk" kata Anna

    Oke baiklah Anna benar-benar penunggu toilet sekolah, Alisha menerima payung itu karena ia membutuhkannya.

"Makasih, besok gue balikin, semoga nyokap lo cepet sembuh" kata Alisha
"Iya, makasih kak do'a nya" kata Anna

    Alisha membuka payung itu, berjalan menerobos hujan lebat dan menaiki mobilnya. Menyalakan mesin, lalu melajukan mobilnya pulang ke rumah.

🌻🌻🌻

"Daren bunda ke kamar Rio bentar oke," kata Bunda
"Iya" jawab Daren

     Daren tak mau menunda waktu lagi, begitu Bunda menutup pintu, ia mengambil surat dari Kania dan membacanya

Daren, lo gak bosen apa ngilang terus? Emangnya lo gak kangen sama kita? Lo kenapa? Gue minta maaf soal kemaren, gue sama Bastian ketemu cuma karena dia mau ngasih oleh-oleh buat keluarga gue, itu aja. Semua yang ada di hati gue kemaren, gak kayak apa yang lo lihat. Gue tuh berharap yang dateng elo bukan dia. Gue minta maaf juga, udah bilang lo gak bertanggung jawab sama janji dari taruhan kita, tapi malah gue yang buat lo kecewa. Gue minta maaf Ren, lo salah paham, gue juga. Please comeback, i miss you. My days nothing without you. So, what you waiting for? I'm here for your answer, i love you so much, more than you know Daren.  -Kania

    Ah jujur kalimat berbahasa Inggris itu membuat hatinya meluluh, ia membuka ponsel, membuka chat dengan Kania. Ia mengetuk tombol vidio call. Tak lama muncul wajah Kania, dengan ekspresi yang sulit untuk di jelaskan.

"Lo udah baca surat Dari gue?" Kata Kania
"I love you too Kania" Kata Daren yang mampu menghentikan waktu, tapi membuat jantung berdetak lebih kencang.
"Apaan sih lo? Lo kerasukan apa jir?" Tanya Kania
"Dih, yaudah, kalo gak kangen gue, mau gue matiin telephone nya" kata Daren
"Jangan dong, lo jelasin dulu ke gue lo kemana? Kenapa ngilang? Kenapa cuma Alisha yang lo kasih tau?" Tanya Kania
"Gue dirumah sakit sekarang" kata Daren
"Lo kenapa? Cerita sama gue cepet" kata Kania

     Daren menceritakan semuanya, tapi tak lama lagi ia bisa bersekolah, mungkin sekitar dua minggu lagi. Namun harus rutin chek up, dan tidak boleh terlalu lelah.

"Masalah segininya lo cuma kasih tau Lisha? Kenapa lo bisa Ren? Pantesan Lisha kalo diajak kumpul tuh pasti ada aja alesannya. Ternyata elo dalangnya" kata Kania
"Yaudah sih gue hebat kan berarti?" Kata Daren
"Hebat, lama banget boong nya, gak ketauan lagi, hebat Ren hebat banget" kata Kania
"Yaudah sih gak usah kesel gitu, jadi... mau kapan di tembaknya?" Kata Daren

    Kali ini Kania benar-benar tak menjawab, pipinya mendadak memanas, semburat merah hadir di pipinya, dan itu membuat Daren gemas.

"Udah gak usah baper, tunggu dua minggu lagi ya, pas gue ke sekolah. Siapin jawabannya," kata Daren

    Tak sadar sudah tiga jam mereka bertelephone. Sampai jam menunjukan pukul 7.

"Eh udah dulu ya, gue mau ngerjain pr" kata Kania
"Oke yang bener jangan salah" kata Daren
"Oke, sleep tight, good night" kata Kania memutus sambungannya sepihak

    Daren tersenyum ia menaruh ponselnya, lalu membiarkan fikirannya, memikirkan apapun yang ia suka dan ingin ia pikirkan. Ah ia tak sabar untuk dua minggu lagi, ternyata cinta tak selamanya menyakitkan... sleep tight good night too..

Selamat malam sabtu. Hua Daren ku cepet sembuh dong. Gak kangen apa ya sama Kania? Hehe. Jangan lupa vote sama komennya. Makasih...

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang