Daren dan Anna sudah tiga bulan lebih dekat, mereka menghabiskan waktu bersama, mulai dari Anna membantu Daren mendaftar ke universitas, atau Daren yang setiap pagi mengantar Anna ke sekolah, dan menjemputnya pulang, sekedar main di taman, atau ke mall, atau langsung pulang. Hal itu berawal dari Anna yang memaksa Daren mengantarnya, dan Daren merasa Anna tidak terlalu sefanatik yang dia pikirkan.
"Kak, makasih ya udah jemput aku lagi, terus sempetin main ke timezone." Kata Anna
"Udah biasa kali, bosen gue setiap hari denger kata makasih dari lo" kata Daren
"Terus kalo bosen, kak Daren mau kata apa dari aku? Sayang?" Goda Anna
"Udah sana katanya mau ke toilet, inget jangan lama-lama." Kata Daren
"Iya, iya" kata AnnaWalau Anna bilang sebentar, tetap saja lama kalau kata Daren.
"Lo arisan dulu ya di dalem?" Kata Daren
"Ya elah ini cuma bentar kak, yaudah yuk makan? Kakak laper kan? Kali ini aku deh yang traktir. Kasian kakak uangnya abis sama aku" kata Anna
"Emang iya, baru sadar" kata DarenAnna dan Daren masuk ke resto di mall itu. Mereka duduk dimana saja, asal nyaman. Sementara itu, ada seseorang yang memerhatikan mereka.
"Alvin, woy, liat dah! Itu Daren bukan sih?" Tanya Alisha
"Iya, eh sama cewek? Siapa anjir? Kok dia gak bilang?" Kata Alvin
"Kita kan sibuk mikirin jurusan kuliah, terakhir kita kumpul tuh pas Kania..." ucapan Alisha terputus
"Baru tiga bulan setelah kepergian Kania, emang ya Lis, gak ada yang lebih setia dari gue" kata Alvin
"Makasih Al, gua tau itu cewek siapa. Dia Anna adik kelas kita. Yang naksir sama Daren" kata Alisha
"Oh, iya si penunggu toilet itu kan? Gua tau. Gue semenjak pacaran sama lo Lis, gak pernah ada adkel yang ngejar kayak dulu lagi" kata Alvin
"Ya karena lo udah sold out bego, kalau masih ready juga banyak yang ngejar kayak dulu. Jangan kangen lo masa-masa di kejar 4 angkatan" kata Alisha
"Ngapain gue kangen di kejar mereka, capek lari ngejauhnya, mending sama lo, cuma tinggal kejar masa depan kita" kata Alvin
"Sumpah ya kita lagi bahas Daren sama Anna" kata AlishaAlisha membuka ponselnya, ide jahil terlintas begitu saja di pikirannya. Dan notifikasi di ponsel Daren pun berbunyi.
Lisha
Cie yang lagi nge gebet adek kelas
Nanti kalo udah jadi traktiran ingetDaren melihat sekelilingnya dan menemukan Alvin dan Alisha yang sedang menatapnya horor.
"JIR!" Daren terkejut
"Kenapa kak?" Tanya Anna
"Enggak, itu apa ada burung kejedot pohon di sebrang sana. Pasti sakit" kata Daren
"Masa sih kak? Tapi kan gak ada pohon" kata Anna
"Udah lupain aja, makan aja udah, abisin cepet" kata Daren
"Oke kak" kata AnnaMereka makan, sementara Alisha dan Alvin melanjutkan makan juga, namun ada niatan sekongkok di antara mereka. Yaitu memberi tahu teman yang lain.
"Katanya es, tapi kok gampang melting" sindir Alisha sambil meminum cola nya
Mereka pulang ke rumah masing-masing. Anna menatap boneka di sudut ruangannya, boneka kesayangannya.
"Taci, kamu tau gak? Aku sama kak Daren mulai dekat, aku harap perjuangan aku selama tiga tahun ini, gak sia-sia ya" kata Anna
"Bela mau tidur, Taci tidur juga ya" lanjut AnnaAnna tertidur karena sepertinya ia sangat lelah bermain hari ini. Lelah juga memperjuangkan sesuatu yang akan ia dapatkan atau tidak.
🌻🌻🌻
Alisha menatap foto Daren, Kania, dirinya, dan Kevin. Ia tak menyangka, kini yang benar-benar berjuang dari awal hanya bertiga, Daren, ia, dan Kevin.
"Gue gak percaya Ren, hati lo gampang banget berubah, yang awalnya suka Kania, abis itu suka gue, gak lama ke Kania lagi, dan sekarang Bela. Gue gak tau Ren, kenapa segampang itu lo lupain Kania" kata Alisha
"Gue harap kita bakal terus sama-sama apa pun yang terjadi." Kata Alisha🌻🌻🌻
Sementara itu Alvin sudah terlelap ia bermimpi, bermimpi di tempat yang sangat indah, bahkan ia tak berfikir ada tempat seindah ini.
"Lho? Sarah? Lo kenapa disini?" Tanya Alvin
"Ini rumah gue" kata Sarah
"Kenapa gue bisa disini?" Tanya Alvin
"Karena gue yang manggil lo, ada yang pengen gue omongin" kata Alisha
"Eh?" Alvin bingungSarah menyuruh Alvin duduk di dekat air yang mengalir, lalu Sarah tersenyum manis.
"Terimakasih" Ucap Sarah
"Buat apa?" Tanya Alvin
"Karna dulu sudah mencintai ku, sekarang cintai dia lebih dari kamu mencintai aku dulu" kata Sarah
"Lo tau?" Tanya Alvin
"Gua selalu perhatiin lo, Revan, dan keluarga gue" kata Sarah
"Oh gitu, berarti kita spesial ya?" Kata Alvin
"Al, makasih juga udah jadiin gue first love lo, tapi tolong jangan jadiin dia the second love, tapi the last love. Oke? Bahagia terus ya, gue gak mau liat lo dan Revan berantem, gue mau kalian selalu akur. Bahagia juga sama sahabat baru lo. Dan jangan lupain kita juga pernah sahabatan" kata Sarah
"Makasih Sar, buat do'a nya. Buat pesannya, buat segalanya. Lo yang tenang ya disini" kata Alvin
"Gue ketemu temen lo, Kania Felicia. Tapi cuma sekali, setelah itu gue gak tau dia kemana." Kata Sarah
"Gue harap kalian bisa ketemu dan temenan, i have to go, maaf ya. Bisa tolong bikin gue di sana lagi?" Tanya Alvin
"Boleh, tapi setelah satu pelukan hangat, gimana?" Tanya Sarah
"Of course," kata AlvinAlvin memeluk Sarah, Sarah pun begitu, tak lama Alvin terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam di sana, pukul 21:05, Alvin mengambil minum dan sepotong roti polos. Lalu memakannya, ia masih memikirkan mimpinya, apakah itu nyata? Kenapa harus ia? Kenapa bukan Revan. Yang pacarnya Sarah kan Revan.
"Makasih udah izinin gue berkunjung ke sana Sar," kata Alvin berharap Sarah mendengarnya
Jujur ia cukup takut dan tak percaya, dan masih tidak masuk akal saja rasanya. Alvin ke kamarnya lagi setelah menghabiskan roti dan minumnya. Ia melanjutkan tidurnya, dan rupanya mimpi yang berbeda. Mimpi yang rasanya seperti bunga tidur, bukan nyata seperti arwahnya sedang berada di sana.
Semuanya mulai dekat, Anna mulai dekat dengan Daren, Kevin dan Raisha mulai dekat dengan pernikahan dan kisah ini mulai dekat dengan akhir. Akhir itu akan selalu indah, walau kadang tak seperti yang kita ingin kan.
Semuanya mulai dekat, kisah ini mulai dekat dengan akhir. Aku gak tau kalo just friend tamat mau lanjut nulis cerita baru apa enggak. Maaf minggu kemaren gak up, aku udah double up ya hari ini, silahkan cek chapter sebelumnya, makasih vote sama komennya jangan lupa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Teen FictionHanya tentang aku yang ingin aku dan kamu menjadi kita. Mengubah hubungan yang sebelumnya teman saja. Aku tak tahu keinginan ku akankah jadi nyata. Tapi aku berharap nyaman sebagai teman tak membuatku putus asa. Aku akan memperjuangkan apa itu yang...