32. Cinta Pertama

40 6 0
                                    

Flashback on

    Alvin memandangi dirinya di cermin, terlihat sedang memilih baju yang cocok untuk hari ini. Pasalnya ia ingin mengungkapkan perasaannya, pada cintanya, cinta pertamanya. Setelah dirasa penampilannya cocok, ia menggenggam rangkaian bunga mawar merah, ia menarik nafas lalu tersenyum, setelah itu ia segera berangkat ke tempat biasa ia, Revan, dan gadis itu berkumpul.

    Sementara itu di tempat yang ingin di tuju oleh Alvin, Revan sedang menyuapi kue gadis di hadapannya.

"Sarah, makasih ya udah mau jadi pacar gue" kata Revan. Ya gadis itu bernama Sarah
"Makasih juga udah bales perasaan gue" kata Sarah
"Alvin nanti kesini kan?" Sambungnya
"Iya, gue gak sabar liat reaksi dia pas tau kalo kita pacaran" kata Revan
"Pasti dia kaget" kata Sarah dengan polosnya
"Pasti kaget lah, kaget banget malahan" kata Revan tersenyum miring penuh kemenangan, ia yang sebenarnya tau kalau mereka mencintai satu gadis yang sama

    Alvin ingin menyebrang ke tempat biasa mereka kumpul, namun apa yang ia lihat membuatnya sakit hati.

"SARAH!!" Alvin berteriak untuk memanggil gadis itu
"Alvin?" Kata Sarah

    Mereka segera berdiri namun tidak menyebrang hanya keluar sedikit dari tempat mereka duduk tadi, Revan memperhatikan bunga mawar merah di tangan Alvin, ia tau bunga itu untuk apa. Ia hanya menebak, tapi oh ayolah siapapun yang melihatnya akan tau apa yang akan dilakukan Alvin.

"Ngapain lo bawa bunga?" Tanpa basa-basi Revan menanyakan apa yang mengganjal di benaknya
"Gue mau nembak sarah" teriak Alvin karena keduanya masih terpisah oleh jalanan yang tidak ramai yang lewat.
"Sarah pacar gue, lo lebih baik buang tuh bunga," kata Revan mulai menyebrang dan melangkah menghampiri Alvin

    Alvin terkejut dengan ucapan Revan, tapi ia lebih terkejut saat sebuah mobil semakin dekat dengan Revan.

"Revan! Awas!" Sarah segera berlari mendorong Revan menjauh dari mobil itu

    Tentu Sarah sempat berusaha lari, dia tak seperti sinetron yang akan berteriak bukan menyelamatkan diri. Namun siapa yang bisa menghindari kematian, tubuhnya tertabrak dan terhempas cukup jauh. Kedua pria itu menghampirinya, tentu dengan air mata.

"Sarah bangun sar! bentar ya, gue telephone ambulan dulu" kata Revan mengambil ponselnya
"Revan! Nadi nya udah lemah banget Van" kata Alvin
"Lo boong kan?" Kata Revan
"Cepet telepohone ambulan," kata Alvin

    Revan segera menelephone ambulan, ambulan datang, membawa tubuh Sarah yang sudah banyak mengeluarkan darah.

    Mereka menghampiri dokter yang keluar dari ruang UGD.

"Gimana dok? Dia gak apa-apa kan?" Tanya Alvin
"Maaf saya sudah berusaha semaksimal mungkin, dan tuhan berkehendak lain. Tolong segera hubungi keluarganya" kata dokter itu meninggalkan sepasang kakak beradik yang tengah diam mematung itu
"Semua gara-gara lo Revan" kata Alvin
"Kenapa gue? Elo yang jelas-jelas mau nembak dia" kata Revan
"Ya tetep aja, gue bakal ngerti kalo keadaannya kayak gitu. Dan harus nya lo gak usah pake ngelangkah kayak bos tadi, dan lo liat, akibat kecerobohan lo, akibat emosi lo itu, Sarah Van, Sarah. Lo bikin kita kehilangan dia" kata Alvin
"Gue minta maaf" kata Revan menyesal
"Percuma dia udah pergi, gue udah terlanjur kecewa sama lo, jangan harap lo bisa dapet maaf dari gue" kata Alvin pergi meninggalkan Revan

    Ia memilih pulang ke rumah, untuk menyampaikan kabar duka ini. Hati nya hancur, cintanya harus pupus sebelum ia mengungkapkannya. Dan parahnya lagi, ia harus kehilangan sebelum ia memiliki, apalagi kehilangan cinta pertama untuk selamanya.

Flashback off

    Alvin sadar dari lamunannya akan dua tahun yang lalu, ia menatap sekeliling, Daren sudah tertidur di belakangnya, Alisha sudah tertidur sementara Kania sibuk dengan buku novel di tangannya. Alvin mengusap pipinya, basah, mungkin itu sisa air mata tadi.

    Sekitar beberapa lama di perjalanan, mereka sampai di Jakarta. Keluar dari bandara. Menghampiri mobil Kevin, yang sudah di tinggal tiga hari, namun sudah tidak ada.

"Mobil lo kemana Kev?" Tanya Raisha
"Di bawa pulang sama nyokap dua hari yang lalu, gue udah telephone supir kok, buat kesini" kata Kevin
"Orang kaya mah bebas" kata Kania
"Iyalah gue kan orang kayak" kata Kevin sengaja menambakan huruf k di akhir
"Kayak monyet" ledek Kania

    Mereka turun di depan rumah Kevin, tentunya tanpa Raisha, tadi mereka mengantarnya dulu.

"Lis, gue mau ngomong, gue mau jelasin semuanya, biar lo gak salah paham" kata Alvin
"Yaudah mau dimana?" Tanya Alisha

    Mereka berdua memutuskan untuk ke rumah Alvin, sementara Kania, Kevin dan Daren pulang ke rumah masing-masing.

"Lo pengen tau yang sebenernya kan? Tentang masalalu gue sama Revan sama cewek yang dulu kita sukain?" Tanya Alvin
"Ya kalo lo gak keberatan, gue bakal maksa" kata Alisha

    Alvin menceritakan semuanya, tanpa satu pun kebohongan. Alisha mengangguk percaya, sekarang ia paham.

"Gue gak mau kehilangan lo Lis, gue sayang banget sama lo" kata Alvin

    Alisha tersenyum lalu ia menyandarkan kepalanya di bahu Alvin, Alvin mendekapnya mengecup puncak kepala Alisha, cukup cinta pertama itu menyakitkan untuknya, ia sangat yakin Alisha adalah cinta terakhir untuknya.

"Kamu mau disini apa mau pulang?" Tanya Alvin
"Pulang, kamu anterin ya" kata Alisha
"Iya, ayo. Rumah lima langkah doang aja" kata Alvin
"Lima langkah pala lo, udah gece temenin" Alisha menarik lengan Alvin

    Alvin memastikan gadisnya pulang dengan aman, setelah Alisha masuk ke rumah. Alvin segera kembali ke rumahnya, masuk ke kamarnya.

    Sementara itu Alisha juga ikut naik ke kamarnya, membayangkan wajah seseorang yang telah membuatnya jatuh cinta.

"Alvino makasih udah bikin gue move on, dan makasih udah bikin gue tau gimana rasanya di cintai dan mencintai. Gue sayang lo" kata Alisha melempar kopernya asal lalu lompat ke tempat tidurnya.

    Matanya sangat berat hari ini, mungkin karena lelah, lelah perjalanan, atau lelah karena habis menangis.

"Ngantuk banget huh, guling mana sih?" Alisha meraih gulingnya, lalu memeluknya

    Memposisikan tubuhnya dengan nyaman, berusaha tertidur dalam keadaan sangat tenang hari ini. Ia memejamkan matanya, lalu perlahan pergi ke alam bawah sadarnya, terlelap dalam tidur nyenyaknya, dan menghampiri mimpi indahnya.

    Cinta pertama itu susah dilupain, dan kesalahan besar gak mungkin bisa secepat itu untuk dimaafin -Alvino

Cinta pertama itu ya pertama aja, gak usah di pikirin sampe segitunya, ya gak? Dah ges, jangan lupa vote, komen. Dah gitu aja, sampai ketemu minggu depan, makasih...

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang