Alisha menghampiri Kania ke kelasnya. Ia menatap Alvin yang ternyata sudah datang, namun Alvin pura-pura tak melihat Alisha.
"Gimana? Udah dapet jawaban?" Tanya Alisha pada Kania
"Udah, nanti ke kantin, nepatin janji" kata Kania
"Gue suka gaya lo, btw dia bilang apa?" Kata Alisha
"2 minggu lagi masuk sekolah" kata Kania
"Dia belum bilang ke gue, hmm Kania bentar ya," kata Alisha duduk di samping AlvinAlvin tak berkutik, bahkan sama sekali tak merespon, Alisha menatapnya tenang, meraih tangan Alvin lalu di genggam nya.
"Gue minta maaf, hari ini bisa pulang bareng kok, bareng yuk" kata Alisha
"Gak bisa, ada janji" kata Alvin
"Ah gue minta maaf, lo tega gue naik angkot nanti?" Tanya Alisha
"Lo tega nyamperin gue pas lagi butuh doang kayak gini?" Tanya Alvin
"Ya ampun Al kalo kamu nganggap begitu, kamu salah. Aku kangen kamu, maafin aku belakangan ini jarang ada waktu" kata Alisha
"Yaudah nanti di parkiran biasa" kata AlvinAlisha mengangguk, baginya itu cukup. Lagi pula ini salahnya, salah sudah tak meluangkan waktu, salah untuk berbohong. Ia tau itu.
Alisha pergi dari kelas Kania menuju kelas nya, duduk di tempatnya. Agnes menatap nya yang terlihat lesu dan menekukkan bibirnya.
"Lo kenapa sih? Pms? Apa belom makan?" Tanya Agnes
"Enggak, Alvin marah sama gue" kata Alisha
"Kenapa emangnya?" Tanya Agnes
"Gue ada masalah rumah, jadi sering banget gak ada waktu. Buat siapa pun, ngumpul sama yang lain, termasuk sama dia. Mungkin dia ngerasa gue berubah" kata Alisha
"Yaudah minta maaf aja, terus lo ceritain kenapa lo jarang ada waktu, kalo dia pengertian dia bakal maafin lo dan ngertiin keadaan lo" kata Agnes
"Iya gue bakal minta maaf" kata Alisha menghembuskan nafas beratnyaTak lama guru pelajaran pertama masuk. Hari ini sekolah berjalan seperti biasa, tak ada yang istimewa. Mereka pulang seperti biasa, setelah mengikuti pelajaran tambahan untuk UCUN atau UN nanti. Alisha berjalan ke parkiran dan Alvin sudah menunggunya di sana.
"Udah nunggu lama ya?" Kata Alisha
"Enggak juga" kata Alvin
"Maaf" kata Alisha
"Buat?" Tanya Alvin
"Gue jarang ada waktu belakangan ini. Bukan karena gue gak kangen atau gue gak peduli lo. Tapi gue emang ada masalah pribadi Al" kata Alisha
"Kenapa lo gak cerita sama gue? Berbagi masalah lo. Siapa tau gue bisa bantu cari jalan keluar, caranya bukan menghindar" kata Alvin
"Aku minta maaf Al. Tapi sekarang aku udah di sini. Gak usah ngungkit masalah yang hampir selesai. Aku pengen kita bareng lagi, aku minta maaf banget," kata AlishaAlvin tak menjawab, hanya tarikan nafas dan hembusan kasar. Alisha ikut melakukan hal yang sama, diikuti dengan menatap dalam mata Alvin.
"Gue sayang lo, gue minta maaf" kata Alisha
"Ssst, maafin gue, gak seharusnya gue marah kayak gini. Itu masalah pribadi lo, itu hak lo. Gue juga sayang lo." Kata Alvin
"Baikan ya" tanya Alisha
"Siapa yang marahan?" Goda AlvinAlvin dan Alisha tersenyum bersama. Alvin menghampiri Alisha lalu memeluknya, Alisha membalas pelukan Alvin.
"Makasih Lis buat semuanya. Lis, please stay by my side" kata Alvin
"Of course, i'll be there for you" kata AlishaMereka saling berpelukan, masih menyalurkan banyak rindu. Rindu yang tak bisa mengungkapkan dengan sendiri. Bahkan untuk mengungkapkan pun ego masih terlalu tinggi. Namun saat ini, rasa sayang di hati lebih besar di banding ego itu sendiri.
"Mau kemana? Gak enak kalo di mobil kita masih gini, entar ada fitnah." Kata Alvin
"Enaknya ke? Ah ke tempat kita jadian aja" kata Alisha
"UKS dong?" Tanya Alvin
"Bukan, maksud gue tempat lo ngungkapin perasaan lo, terus gue tinggalin." Kekeh Alisha
"Yaudah ayo" kata AlvinAlvin menyalakan mesin, menekan pedal gas, lalu melajukan mobil nya ke tempat yang di maksud Alisha.
Tempat yang sama sekitar beberapa bulan yang lalu, tak ada suatu yang spesial di tempat ini. Hanya kenangannya yang spesial. Alisha dan Alvin duduk di salah satu bangku disana. Melihat kolam yang mereka pakai untuk naik perahu waktu itu.
"Huh gak sadar ya kita udah mau lulus aja, sekarang udah sibuk ujian. Semangat belajarnya ya Al, bakal sibuk banget pasti." Kata Alisha
"Santuy lah gitu doang mah" kata Alvin
"Oke, jangan kangen ya" kata Alisha
"Btw lo dapet kabar Daren gak? Semua ada kabar kalo gak masuk, sakit apa gitu. Ini dia gak ada jir" kata Alvin
"Kan gak semua privasi orang lo harus tau, mungkin dia gak mau orang tau atau malah jadi khawatir" kata Alisha
"Iya gue kalah, naik perahu lagi yuk" kata Alvin
"Ayo" kata AlishaMereka memesan perahu lalu mengendarai nya. Mereka mendayung perahu sambil disertai obrolan kecil. Entah tentang pelajaran, atau kegiatan mereka belakangan ini. Cukup hal sederhana, yang terpenting bisa bersama.
"Hua udah mau gelap, nanti nyokap nyariin. Balik yuk" kata Alisha
"Eh iya jir, yaudah ke tepi, abis itu langsung pulang" kata AlvinMereka berdua terus mendayung sampai ke tepi, mereka keluar dari perahu. Lalu menuju ke tempat mobil Alvin di parkir kan tadi. Setelah sampai, Alvin melajukan mobilnya menuju rumah mereka.
"Udah lancar bawa mobil?" Tanya Alvin memecah kesunyian
"Ya lumayan lah, yang jelas lebih baik dari sebelumnya. Ternyata gue sibuk kemaren ada manfaat nya juga ya? Ngilang lagi ah" kata Alisha
"Seneng banget ya ledekin gue sekarang" kata AlvinMereka masih berbincang topik ringan, agar perjalanan tidak membosankan dan sepi. Beberapa menit setelah itu, Alvin memberhentikan mobilnya di depan rumah Alisha.
"Udah nyampe aja, yaudah gue masuk ya, good night" kata Alisha
"Sip, gue cabut ya. Good night too Lisha" kata AlvinAlisha keluar dari mobil Alvin, lalu masuk ke dalam rumahnya, sementara Alvin melajukan mobil ke rumahnya yang letaknya tak jauh dari rumah Alisha.
"Tuhan, jaga dia, aku tak mau kehilangan untuk kedua kalinya. Izin kan aku untuk terus membuatnya bahagia. Hari ini sampai selamanya" kata Alvin bermonolog pada dirinya sendiri
Ia merebahkan tubuhnya di kasur. Membuat posisi senyaman dan serilex mungkin. Karena Alisha sudah menunggu nya di mimpi sana.
Gatau mau ngetik apa. Ingetin vote sama komen aja deh. Terimakasih semuaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Roman pour AdolescentsHanya tentang aku yang ingin aku dan kamu menjadi kita. Mengubah hubungan yang sebelumnya teman saja. Aku tak tahu keinginan ku akankah jadi nyata. Tapi aku berharap nyaman sebagai teman tak membuatku putus asa. Aku akan memperjuangkan apa itu yang...