46. No! it's just dream

40 5 0
                                    

    Daren sedang berada di rumah Alisha bersama Kevin.

"Huh kangen ya ngumpul berempat" kata Alisha
"Biasanya juga ngumpul" kata Daren
"Iya tapi kita bawa pacar, gak kayak dulu, kita cuma berempat, lo, gue, Kania, dan lo" kata Alisha pada Kevin dan Daren
"Ya tapi bukannya persahabatan kita rame-rame itu lebih seru" kata Kevin
"Emang iya, siapa yang bilang gak seru? Gue cuma kangen kita berempat lagi aelah" kata Alisha
"Guys ini kan udah 1 hari semenjak Kania kesana, kok sampe sekarang dia gak ngabarin kita atau salah satunya aja" kata Kevin
"Iya ya, apa dia udah sampe di hotel? Makan? Atau mungking udah test mangkanya gak aktif ponselnya?" Pikir Alisha
"Lo tau gak sih? Gue tuh kemaren gelisah, gak tau kenapa. Tidur aja susah" kata Daren
"Gue juga" kata Alisha
"Gue mimpi aneh masa" kata Kevin
"Mimpi apa? Lo inget detail mimpinya gak? Kalo inget cerita in, siapa tau itu jawaban kenapa kita gelisah" kata Alisha
"Gak detail, soalnya emang gak nyampe 5 menit mimpinya. Gue liat, gue ada di hutan dan gue jalan, sampe akhirnya gue ngeliat ada cewek, pakai baju putih, tidur, kepalanya di atas batu sedeng, cukup kepalanya" kata Kevin
"Tidur? Tidur aja kan?" Tanya Daren
"Mungkin, soalnya gak ada luka sama sekali, mata sama gestur tubuhnya tuh tenang banget, ya kaya lagi tidur. Cuma nih, gue gak inget muka tuh cewek" kata Kevin
"Ah yaudah lah, kok perasaan gue jadi gak enak lagi ya?" Tanya Alisha
"Gue ngerasain hal yang sama" kata Daren
"Dan sekarang gue juga" kata Kevin
"Ini kenapa jir? Gue yakin ada yang gak bener" kata Kevin
"Nyalain tv lah, kali aja kita jadi tenang dan sedikit terhibur" kata Alisha

    Kevin menganggukan kepalanya, ia mengambil remot dan menyalakan tv yang ada di hadapan mereka.

"Diem-diem gue penasaran isi beritanya"  kata Daren

    Kevin menaruh remotnya, dan memperhatikan berita yang sedang di siarkan di tv. Yaitu jatuhnya pesawat. Perjalanan Indonesia-Los Angeles. Reporter memberikan nama merk pesawat, jam berapa pesawat itu jatuh, dan tempat dimana pesawat itu jatuh. Serta jumlah korban yang meninggal dan luka parah.

"Anjir, itu pesawat yang di naikin Kania, nama pesawatnya, waktunya pun gak jauh dari Kania terbang dan indo-LA. Ah semoga itu bukan pesawat Kania, dan semoga Kania baik-baik aja" kata Alisha
"Enggak, ini jawaban dari kecemasaan kita kemarin" kata Daren
"Ren? Are you crazy? Jangan bilang gitu" kata Kevin
"Kita tanya aja yuk, ke polisi, ke bandara, ke mana pun. Ayo!" Kata Alisha
"Ayo" kata Kevin

    Mereka pergi ke bandara dan menanyakan kebenarannya. Mereka berharap mendapat jawaban di sini.

"Iya mba, mas. Dan mungkin besok korban kembali ke sini, untuk pengobatan" kata seseorang yang bertugas di bandara itu
"Kalo nama korbannya, tau?" Tanya Alisha
"Kurang tau mba, besok mba kesini, kalau tidak berikan kami nomor yang bisa di hubungi untuk infonya besok. Dan kalau boleh tau temannya mas dan mba itu namanya siapa?" Tanya nya
"Kania Felicia, umurnya 18-19 tahun" kata Daren
"Ini nomor saya, nanti hubungin ke sini saja ya, kalau sudah ada kabar" kata Kevin
"Baik mas, saya akan beri tau nanti. Saya permisi" kata nya
"Terimakasih ya infonya" kata Alisha
"Iya sama-sama" kata nya

    Mereka pulang ke rumah masing-masing, menunggu mendengar kabar dari petugas bandara. Dan semoga kabar yang mereka dengar adalah kabar baik.

🌻🌻🌻

    Keesokan harinya, ponsel Kevin berbunyi, ia mengambil ponselnya, lalu mengangkat telephonenya.

"Halo maaf ini siapa ya?" Kata Kevin
"Benar ini teman Kania Felicia, korban jatuhnya pesawat?" Tanya seseorang di sebrang sana
"Ah jadi benar?" Tanya Kevin
"Iya, sekarang kami menuju ke rumah sakit terdekat, tolong segera kemari dan tolong hubungi orang tua korban" kata seseorang itu
"Ah baik, terimakasih sekali lagi atas infonya" kata Kevin

    Sambungan telephone tertutup, Kevin terdiam, pandangannya lurus, ia tak bisa berpikir jernih dan positif sekarang.

"Please siapa pun bilang ke gue ini mimpi, its just my dream, right? But ah ini beneran" kata Kevin menelephone orang tua Kania

    Sekarang mereka sudah di rumah sakit, lebih ramai dari hanya mereka bertiga yang mencari. Ada kedua orang tua Kania, Alvin, Raisha, Agnes, dan Raya.

"Semoga Kania baik-baik aja" ucap Agnes
"Iya" kata Alisha

    Tak lama dokter keluar dari ruang UGD, tempat Kania di periksa. Ibu Kania langsung menanyakan kabar anaknya.

"Gimana dok?" Tanya ibu Kania
"Ia sudah sadar, walau kondisinya sangat lemah, dan banyak sekali luka di tubuhnya" kata Dokter
"Terimakasih dok, boleh saya masuk?" Tanya ibu Kania
"Boleh," kata dokter yang langsung meninggalkan mereka

    Ibu dan ayah Kania masuk. Mereka mengecup dan menangis melihat kondisi Kania, yang jujur sangat memprihatinkan.

"Ma, pa. Ada dan gak ada aku kalian harus damai terus ya, oh iya aku punya permintaan, aku mau punya adik. Bisa kan kasih aku itu?" Kata Kania
"Apa pun nak, asal kamu sembuh" kata ibu Kania
"Mama sama papa jaga diri ya, saling perhatian satu sama lain. Jangan bertengkar, harus terus baikan demi aku. Maaf aku belum bisa bahagia in kalian, aku malah ngerepotin kalian terus. Harusnya aku udah sampe di LA dan buat bangga kalian, tapi aku malah disini. Dan aku gak bisa bikin kalian bangga. Maaf, aku gak berguna banget" kata Kania
"Ssst, papa selalu bangga sama kamu, LA bukan segalanya, kamu bisa kuliah disini atau di negara lain" kata papa
"Aku minta maaf, aku sering bikin kalian kecewa, termasuk hari ini. Ma, pa ada atau gak ada nya aku di dunia, aku akan selalu ada di hati kalian, maaf aku belum bisa kasih apapun, maafin aku sering banget ngelawan kalian, aku sayang kalian, boleh tolong panggilin temen-temen? Mereka disini kan?" Tanya Kania
"Oke sayang, mama sama papa keluar terus manggil mereka" kata mama

    Tak lama semua temannya menhampirinya, Kania mengusap air matanya, lalu tersenyum.

"Makasih udah jadi sahabat terbaik gue, terutama lo Ren, makasih udah kasih gue kesempatan buat membuktikan. Makasih udah kesini dan nyari gue. Makasih udah dengerin keluh kesah gue. Makasih buat dukungannya. Kalian harus akur terus ya, kalau ada masalah cerita terus selesain bareng-bareng. Gue mau banget ngelanjutin kisah kita sama-sama. Tapi tuhan gak ngizinin gue, do'a in gue ya, dan gue juga akan do'a in kalian. Gue akan selalu inget kalian" kata Kania
"Kenapa Kania? Kita masih bisa lanjutin kok, bareng-bareng" kata Raisha
"Gak bisa Rai, guys tuhan udah nyuruh malaikatnya buat manggil gue. Inget pesen gue, dan sampe in sayang gue ke orang terdekat gue, oke? Makasih" kata Kania
"Lo ngomong apa jir?" Tanya Daren

    Tiba-tiba nadi Kania melemah, alat semacam monitor di sebelahnya berbunyi. Mereka panik, Daren segera memencet bel di dekat sana.

"Dok, dokter, tolong dok" sementara Kevin berlari dan berteriak memanggil dokter

     Saat dokter dan suster datang mereka keluar membiarkan Kania di periksa. Dan sekitar 10 menit dokter berjuang mengembalikan detak jantung Kania ke stabil. Dokter pun keluar dari ruangan.

"Maaf saudari tidak bisa kami selamatkan, ini kehendak tuhan, dan tolong kalian ikhlaskan" kata Dokter

    Tangis mereka pecah Alisha memeluk Raisha, sementara Kevin mulai meneteskan air matanya. Dan Daren mengepalkan tangannya juga dengan tetesan air mata. Alvin pun hanya bisa menangkup wajahnya dengan tangan, menahan tangis. Dan yang paling terpukul adalah ayah dan ibu Kania. Ini masih seperti mimpi.

"No! It's just dream. I can't living without you" batin Daren menangis
"I always miss you" kata Daren
"Gue tau rasanya kehilangan orang yang kita cintai" kata Alvin menepuk pundak Daren dan meluncurkan setetes air matanya.

    Tak tahu, yang jelas rasanya sulit di percaya, rasanya kenyataan ini seperti mimpi, namun sakitnya benar-benar nyata. Bukan, ini bukan mimpi, tapi ini benar-benar terjadi.

Sedih banget gaboong, Kania maaf, kamu sama Daren nya ga lama. Gais jangan lupa vote sama komennya ya... makasih hikss

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang