"Soal dulu-dulu. Gue tau lo sempet punya perasaan kan ke gua? Perasaan yang jauh dari rasa nyaman sebagai teman. Gue mau denger pengakuan dari lo sekarang, jujur ke gue layaknya pria sejati" Kania sangat serius saat ini
Daren terdiam, memikirkan kalimat yang di ucapkan Kania. Ah dulu memang begitu, tapi perasaan itu sekarang bukan untuknya lagi.
"Ngarang lo" gugup Daren
"Gue tau Ren, lo mau ngasih gue kesempatan biar kita bisa bareng. Gue tau perasaan itu masih ada walau sedikit, jadi biarin gue buat membuka lagi perasaan itu. Gue pengen denger ketulusan dari bibir lo" Kata Kania
"Ssst, jangan bahas itu, semua bisa berubah Kania, termasuk perasaan itu. Oke jujur, dulu gue punya perasaan ke elo. Tapi saat itu gue sadar Bastian jauh bisa bikin lo senyum dan bahagia. Dan gue sadar, seharusnya emang gak ada status yang lebih dari sahabat di antara kita" kata Daren
"Gue gak tau soal perasaan lo waktu itu" kata Kania
"Kalo lo tau, lo gak bakal terima gue" kata DarenDan ya, Kania akui, apa yang Daren ucapkan itu benar. Saat itu Kania akan memilih tidak peduli atau menolak.
"Kasih gue kesempatan buat jadi pacar lo" kata Kania
"Please, jangan gini" Daren memohon
"Emangnya cewek gak boleh memperjuangkan seseorang yang dia sayang?" Kata Kania
"Boleh, tapi perasaan gue udah pindah ke orang lain" jujur Daren
"Jadi gini ya, rasanya di tolak" kata Kania
"Bukan gitu, tapi lo harus tau kalo..." omongan Daren terputus
"Kalo emang kenyataan itu selalu menyakitkan. Gue mau pulang" kata KaniaDaren menangguk, mengerti. Kania ingin menumpahkan emosi di kamarnya, entah sedih, marah, kecewa ia akan bebas meluapkan di sana. Mereka segera kembali ke mobil dan menuju rumah Kania.
Tak lama mereka sampai, Kania segera membuka pintu mobil. Sementara Daren menghembuskan nafas berat sebelum melajukan mobil menuju rumahnya. Yang tak jauh dari rumah Kania.
"Cinta selalu begitu? Selalu datang di saat yang terlambat." Daren memikirkan kejadian tadi sambil menggunakan earphone saat sudah sampai di rumahnya
Hal yang sama sekarang sedang Kania lakukan, earphone itu mengalun kan lagu yang cukup sama dengan perasaannya.
"Apa lo gak bisa jadi milik gue? Segitu terlambatnya? Siapa orang yang udah gantiin posisi gue di hati lo? Kenapa begini? Please, bilang lo sama sayang gue" kania berbicara pada dirinya
"Gak ada seorang pun selain elo di hati gue. Dan suatu hari nanti gue akan bikin lo bilang kayak gitu." Kania yakin sekarang ia akan memperjuangkan cintanya🌻🌻🌻
Alisha sudah menghabiskan waktunya selama satu jam lebih untuk berbicara dengan kekasihnya ini.
"Al, gue mau nanya. Gak penting sih" kata Alisha
"Nanya apaan? Asal lo jangan nanya rumus fisika ke gue" kata Alvin
"Ya enggak lah sayangku, gue tau lo bego. Jadi gini, salah gak sih kalo suka sama sahabat sendiri?" Tanya Alisha
"Dih ngatain bego. Lo masih belum move on Lis?" Alvin malah balik bertanya
"Anjir ya enggak lah, gila aja lo. Udah di cuekin, bertepuk sebelah tangan, dan gue belum bisa move on? Sorry gue udah pindah ke lain hati. Gue cuma nanya" kata Alisha
"Ya bahaya juga sih kalo sampe salah satu ngejauh dan bikin persahabatan hancur Lis. Tapi kalau masing-masing mau ngerti. Perasaan itu gak akan jadi permasalahan besar" kata Alvin
"Oh gitu ya? Jadi kalo gue suka sama Daren lagi gak apa-apa dong?" Goda Alisha
"Heh lu udah punya pacar cuk" kata Alvin
"Ah elu mah gak ada jealous nya" kata Alisha
"Halah, kamu juga kalo cemburu gak pernah di tunjukin kan?" Ledek Alvin
"Apaan pake kamu-kamu. Kaku jir kayak gitu" kata AlishaMereka berbincang lagi hingga tak sadar sudah 2 jam mereka bertelephone. Alisha mulai mengantuk.
"Al, gue matiin ya, ngantuk. Takut besok kesiangan," kata Alisha di susul dengan menguap
"Yaudah tapi sebelum itu, cuci muka, gosok gigi, pake selimut, tidur, terus mimpiin gue" kata Alvin
"Dih, pengen banget" ketus Alisha
"Yaudah sono tidur" kata Alvin
"Good night" kata keduanya bersamaanMereka memutuskan sambungan, lalu ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu mengistirahatkan tubuh dan fikiran mereka dengan cara tertidur. Alisha menaikkan selimut, lalu memejamkan mata, dan tak lama ia sudah terlelap dalam tidurnya. Dalam mimpi indahnya.
Pagi hari menjalan kan rutinitas sekolah seperti biasa. Kania hari ini tidak masuk, dan tanpa keterangan. Tak ada kabar dari dirinya atau orang tua nya. Tentu sahabat yang baik akan khawatir dengan berita itu. Terutama Daren, dia yang terakhir bersama Kania, dan saat itu keadaan hatinya tidak baik-baik saja.
"Guys, kania masuk rumah sakit. Tadi gue berhasil hubungin nyokapnya. Dan katanya Kania mabuk, dan seperti yang kalian tau, ia alergi alkohol. So, nanti pulang sekolah kita kesana kan?" Kata Alisha
"Ah, gue merasa bersalah banget" kata Daren
"Kenapa lo?" Kata Kevin
"Jadi, kemaren setelah kejadian dia negur Raisha. Dia ngajak gue ke rooftop waktu itu. Dan..." Daren mengambil nafas panjang
"Dan? Terus gimana?" Kata Alisha penasaran
"Dia, minta gue jadi pacarnya" kata Daren
"What? Terus lo terima?" Tanya Alvin
"Goblok lu, kalo di terima gak mungkin Kania mabuk" kata Kevin
"Tapi kita gak bisa nunggu sampe pulang sekolah, masih lama banget" kata Alisha
"Terus gimana? Mau bolos?" Tawar Kevin
"Ayo aja sih gue" kata Alvin
"Ya, gue setuju" kata DarenMereka memutuskan untuk diam-diam pergi dari sekolah, menyelinap keluarm lalu menuju rumah sakit dengan taksi online. Alisha mendapat info dari ibu Kania bahwa sekarang Kania sudah ada di ruang inap. Mereka memasuki ruangan dan melihat Kania, ada ruam merah pada tubuhnya, bengkak di daerah matanya.
"Lo tau kan lo gak bisa minum yang begitu?" kata Alisha
"Gue minta maaf" lirih Kania
"Lo gak salah, gue minta maaf. Tapi..." Omongan Daren terputus
"Udah, gue ngerti kok, gue emang lebay banget. Maaf gue udah bikin kalian khawatir" kata Kania
"Terus gimana? Lo udah mendingan?" Tanya Alisha
"Seperti yang kalian liat, dan kepala gue masih pusing" kata Kania
"Lagian udah tau alergi toh ya di jauhin, bukan di cobain" protes Alvin
"Bacot lu. Kalian bolos kan? Balik sana nanti dicariin guru kena kasus. Gue gak apa-apa kok" jelas Kania
"Oke kita balik ya. Lo jaga diri, istirahat. Oke?" Kata Kevin
"Iya, oh ya Alvin, gue nitip surat izin buat guru" kata Kania sambil memberikan surat dari dokter
"Sip nanti gue kasih" kata AlvinSetelah sepatah dua patah kata. Mereka kembali ke sekolah, meninggalkan Kania dengan dinginnya rumah sakit.
Kita bertemu lagi di hari jum'at. Sekolahku libur yeiyyy. Jangan lupa vote sama komennya teman-teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Dla nastolatkówHanya tentang aku yang ingin aku dan kamu menjadi kita. Mengubah hubungan yang sebelumnya teman saja. Aku tak tahu keinginan ku akankah jadi nyata. Tapi aku berharap nyaman sebagai teman tak membuatku putus asa. Aku akan memperjuangkan apa itu yang...