Author bakal Update dua Part Hari ini. Semoga cukup dan ini hadiah Author untuk Readers sebelum Author Istrahat beberapa bulan untuk Nulis, kecuali Votenya emang memungkinkan, dan mampu memotivasi Author maka Author akan Menulis kembali dan Update secepatnya. Thanks 💕
****
"Stiv." Suara panggilan itu terdengar dari luar ruangan musik--- suara teriakan Ika yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
Stiv terperanjak menyaksikan Ika yang menerobos masuk tanpa memberi salam, Ika bahkan menabrak kursi saking semangatnya.
"hey! Kenapa Ka, habis lihat Hantu??" Tanya Stiv.
Ika tidak menjawab pertanyaan Stiv, Ia malah meringis kesakitan sembari mengelus pinggulnya.
Stiv tertawa Jail menyaksikan tingkah lucu Ika itu.
"Ngapain kamu? Inikan jam pelajaran. kok, kesini?" Tanya Stiv lagi menahan tawa.
Ika menatap Stiv dengan bibir mengerucut "ihs kamu tuh, ngilang mulu. Sana zizi kena masalah!" Ucap Ika kesal.
"What?" Stiven terdengar panik. Lalu bangkit dari kursi drum dan ditangannya masih ada 2Stick drum.
"Iya Reynaldi Haris anak pindahan itu mukulin anak dari sekolah lain alasannya kerna zizi. Jadi zizi ikut kepanggil diruang BK sekarang dan---"
Kalimat Ika terpotong karena tubrukan bahu stiven mengenai badan Ika yang langsung terdorong ke meja.
"Sorry Ka. Aku gak sengaja." Belum juga dijawab oleh ika.. stiven sudah kebut aja. Ika hanya menatap heran Stiv. Sambil menggelengkan kepala. "Aneh"
****
"Misi pak." Stiv menerobos masuk.
"Kamu apa apaan, keluar sana! Tunggunya diluar saja."
Stiv menurut. Menunggulah dia diluar. Sementara zizi merasa menang akhirnya yang ditunggu datang juga. Batin zizi bergejolak.
"Zhy, kamu kenal kedua anak ini?" tanya Pak Mario.
"Mana mungkin aku mengenal berandalan seperti mereka." Begitu zizi menjawab dengan ketus.
Rey hanya melirik ke arah zizi lalu kembali menatap Pak Mario. Sementara anak STM itu hanya menunduk daritadi.
Pak Mario kembali mengintrogasi keduanya. Namun belum juga ada penyelesaian.
"Zhy.. kamu boleh kembali." Kata Pak Mario.
"Kalian berdua bagaimana?" tanya Pak Mario pada kedua anak berandalan yang dimaksud zizi.
"Aku bakal kasih duit obat ke ni anak Pak.." jawab Rey sambil menunjuk Ke arah anak STM itu.
"Ok, Kalian harus selesaikan sekarang kalau tidak bapak akan kirim laporan ini ke kantor polisi, kalian tidak mau bukan?"
"Tidak Pak, jangan.." jawab Anak STM itu dengan mimik ketakutan.
" jelas kamu takut, sebab ini semua salah kamu! Karena Kamu udah buat zizi malu!" Ucap Rey sambil menatap kesal anak STM itu.
Sedang yang ditatap diam saja."Sudah-sudah. Jangan mulai lagi Rey! Kau harus tepati janjimu untuk beri dia uang berobat." Potong Pak Mario pada Rey agar tidak semakin memanas.
"Baiklah pak." Jawab Rey
"Aku sudah tidak dibutuhkan, kalo tidak aku ingin pamit pak, ada kelas berikutnya." Potong Zizi di sela-sela percakapan ketiga pria dihadapannya. Sebab zizi mulai terlihat kesal dengan tingkah sok jagoan Rey dan Jijik dengan ulah anak STM yang sudah buat dirinya malu hari ini.
"Oh iya zhy, kau sudah boleh balik kelas." Jawab Pak Mario
Setelah pamit ke Pak Mario. Zizi Lalu melenggang secepat mungkin agar segera lenyap dari kedua berandalan itu.
****
Diteras stiven sudah menunggu kedatangan zizi dengan cemas---melihat zizi keluar stiv mendekat.
"Zhy kemana?" Stiv mendekati Zizi
"Yaudah." Ucap Zizi asal
"Yaudah apasih Cupu. Yang jelas!"
"Ya aku udah keluar dan boleh balik kelas sekarang!"
"Kamu kenapa bisa ikutan kena Bk sih."
"Kamu tuh darimana aja?" Zizi menghentikan langkah dan berbalik kearah stiven---ditatapnya lekat mata stiv---Stiven yang merasa awkward---hanya menoleh lalu kembali melangkah .
"Stiv!" Panggil Zizi
"Apaansih cupu"
"Kamu belom jawab gue." Zizi Mempercepat langkahnya mengimbangi langkah stiv.
"Aku dari ruangan UKS."
"Ngapain? Kamu sakit ?"
"Bukan, sebelahnya."
"Ruang Musik?"
"Tepat!"
"Ngeband??"
"Yoi"
"Kan bisa jam istrahat Stiven Edison"
"Bosen dikelas gue mah."
"Kenapa semenjak kelas sebelas, lo jadi males masuk kelas sih."
"Aku bosen belajar!"
"Tapi bokap kamu neror aku!"
"What?" Stiven mengerutkan dahinya dan bertanya maksud perkataan zizi barusan.
"Iya bokap kamu itu tadi nelpon aku, nanyain kamu!"
"Kamu ngomong apa?"
"Yah aku bilang aja kamu ada---Kan emang tadi ada. Beda kalo nelponnya nanti."
"Kamu diem aja---Lagi bokap aku dapet nomor kamu, dimana juga coba?"
"Mana aku tahu. Aku aja syok!"
"Udah deh, kamu tutup mulut, Ok." Stiv mempercepat langkahnya sesekali berlari kecil meninggalkan zizi.
Zizi hanya sempat meneriaki nama stiv sekali sampai akhirnya stiv benar-benar hilang dari pelupuk matanya.
"Dasar aku aduin bokap, tau rasa!" begitu zizi mengomel dalam hati.
Zizi kembali ke ruangan. Ibu Ane pun sudah ada sejak tiga puluh menit sebelumnya.
Karena sudah mendengar penjelasan dari anak lain. Ibu Anepun hanya mempersilahkan Zizi duduk tanpa bertanya lagi."Ok anak-anak untuk hari ini sekian dluh. Dan kamu zizi silahkan tanyakan tugas pada Yuni. Dia mencatat bagian bagian tugas untuk setiap kelompok."
"Iya bu. Jawab zizi"
****
"Sebentar lagi ujian tengah semester gimana belajar kelompoknya jadi?" Tanya Ika pada hendrik. Hendrik adalah salah satu murid yang bisa diperhitungkan juga. Dan sepertinya dia akan bersaing dengan Yuni menempati posisi kedua di kelas. Posisi pertama tak bisa diganggu gugat tentu itu milik zizi tungga pradita.
"Zhy.. aku hendrik. Aku dikasih titah sama bu Ane untuk bagi kelompok kelas menjadi empat bagian. Kamu ditunjuk untuk jadi ketua kelompok satu---aku ketua kelompok dua. Yuni tiga dan angga empat." Begitu hendrik menjelaskan.
Fast Update. Biar gak Penasaran banget karena kegantung bacanya. Happy Reading. And thanks💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know! (END) ✔
Подростковая литератураHigh rank #1 on HomeSweetHome (30 juli 2019) 🎖 #1 on CintaYangTakTerbalas (23 April 2020) 🎖 "Zhy. You Ok ?" Tangan kecil itu merengkuh pundak zizi. Zizi mendongak keatas. Dilihatnya helen dalam binar lampu---Helen mengangkat tubuh Zizi berdiri s...