21. There's no imposible, like me tonight!

117 12 5
                                    

****

"Tumben mama setuju? "

"Entahlah, aku suka saja sama anak itu."

"Gak berandal seperti teman zizi sebelumnya?"

"Siapa?"

"Itu yang kata mama tidur di teras rumah."

"Oh itu. Mama gak pernah lihat dia lagi, Setelah kejadian malam itu."

"Mama gimana sih suka yang mana?"

"Entahlah pa.. mama sekarang terserah zizi saja. Mama dan papa hanya harus mengawasi dan terus mengigatkan."

"Iya mama juga sudah janji akan beri ijin ke zizi setelah sweetseventeen kan." Pak Gandi mengingatkan.

"Mama sebenarnya cemburu pada anak cowok yang sebelumnya."

"Kenapa?"

"Dia terlalu menyayangi zizi."

"Oh mama takut kehilangan zizi."

"Iya, mama bisa membayangkan nanti bagaimana dia bisa menguasai hati anak kita satusatunya"

" mama terlalu jauh berpikir, ah tapi sudahlah. Biarkan zizi memilih"

Tak ada lagi jawaban atas pernyataan Pak Gandi, Deby hanya diam.

(Lalu Mereka bergandengan melangkah masuk kedalam rumah).

******

Zizi dan Rey sudah berada di Plaza atrium sebuah Mall berkonsep family friendly yang terletak di Jantung Kota, atau lebih tepatnya Pusat perbelanjaan no.1 di Kota ini.

"Ngapain kesini sih. Kan banyak Mall lain.?"

"Gue pengen beliin sesuatu buat nyokap. Tapi gue gak paham soal gituan. Makanya minta tolong lu bantu. "

"Gue mana tau? " zizi Menatap bingung Rey. "Aneh." Bisiknya lagi

Rey memasuki sebuah shop khusus peralatan dapur. Zizi membuntuti.

"Misi mba. Ini buat masak apa yah?" Rey menanyakan salah satu alat ke pelayan toko dengan mimik wajah yang sengaja ia buat seimut mungkin, padahal jelas di kotak tertulis dengan jelas nama dan fungsi alat masak tersebut.

"Rey lu ngapain sih." Zizi merasa risih ia melihat Rey seperti sedang sengaja ingin menggoda pelayan wanita itu.

"Ini oven buat Roti mas. Roti bakar." Pelayan itu menjelaskan dengan kikuk, merasa tubuh Rey terlalu dekat dan hambir menempel.

"Gue minta 1 set yah mba. Kirimin ke alamat ini." Rey membeli 1 set alat masak dan tidak lupa ia meminta nomor pelayan wanita tadi.

"Dasar genit" bisik zhy pada dirinya namun sepertinya suaranya masih bisa didengar oleh Rey.

"Siapa yang genit, huh?" Tanya Rey

"Eh, itu adàlah orang lewat!" Jawab Zizi dengan asal, lalu buru buru ia melangkah. " ayok bayar buruan" pinta zizi pada Rey. Rey menurut saja, sebab ia melihat zizi sudah mulai gelisah.

Setelah melakukan pembayaran dengan creditcard dimeja kasir mereka berjalan menuju restaurant jepang. Rey yang sengaja menuntun jalan Zizi hingga berada di Resturant jepang.

"Makan dulu yah, Laper!" Bujuk Rey pada zizi dengan wajahnya yang super cakep itu.

"Yaudah ayok., jawab zizi

"Pantesan badannya segede itu makan mulu sih." Zizi mengomel sendiri. Namun kali ini tetap sama masih didengar oleh Rey. Rey hanya terkekeh melihat tingkah zizi hari ini dan menurutnya itu menggemaskan.

Setelah beberapa hidangan jepang disantap . keduanya memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan. Rey memelankan laju motornya. Zizi hanya acuh.

"Zhy." Suara Rey mendadak memecah keheningan.

"Apa,??" Zizi menjawab ketus

"Boleh nanya?"

"Lu gak punya hak untuk bertanya sekarang. Cepetan jalan keburu maghrib lagian lu kenapasih ajakin gue ke Mall yang isinya buat keperluan ibu-ibu dan lu juga sebenarnya gak butuh pertolongan gue. Buktinya lu belanja gak nanya gue juga. Aneh lu." Zizi terus mengomel dibelakang Rey yang masih menyetir pelan motornya sambil menarik gas dan koplen bersamaan.

"Hati2 Rey!" Zizi menarik kuat jaket milik Rey agar tidak jatuh.

Rey terkekeh melihat tingkah dan kebawelan Zizi hari ini. Dia tak berhenti tertawa sejak tadi. Zizi mencubit pinggang Rey.

"Duh. Apaan zi"

"Lu kenapa tawanya lepas gitu?"

"Gak ih. Gue senang lu hari ini. Jangan cuekin gue lagi."

Zizi terdiam. Merasa dia sudah memberikan kesempatan banyak pada Rey untuk mendekatinya. Sedangkan hatinya sebenarnya masih mendambakan pria lain.

"Zhy. Lu inget waktu gue anterin lu pulang hujan-hujan?" Tanya Rey lagi pada zizi tanpa peduli zizi terus acuh.

"Gue bilang nggak!"

"Kalo yang waktu gue ikutin lu sampe bus. Dan gue minta maaf, Inget?"

"NGGAK !!"

"Dulu gue tanya kenapa lu benci gue banget. Dan lu gak jawab. Waktu gue bilang gue suka sama lu. Lu juga gak peduli. Gue juga akui tentang ke playboy an gue. Tentang betapa badungnya gue. Gue juga bilang bakal berubah. Tapi lu cuek." Rey terus melanjutkan kalimatnya sampai akhirya zizi berteriak.

"Please. Stop atau turunin gue disini!".
Ancam zizi yang mulai kesal lalu karna takut Rey terpaksa kembali diam dan meneruskan perjalanan. Zizi hanya memegang sedikit jaket jeans Rey dari belakang agar tak jatuh.

****

" To be continued "

Let Me Know! (END)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang