18. Zizi celaka!

122 13 3
                                    

****

"Hey cantik." Dua anak cowok yang tiba-tiba muncul mengagetkan zizi.

"Duh." Jerit zizi. Karena kaget air panas yang ia pegang tumpah dan mengenai Tangannya.

"Sorry cantik panas yahh?!" Ucap salahsatu

Zizi memanas. Mendongak dan meneriaki keduanya. "GILA !" Sambil sesekali menjerit kesakitan.

"Galak amat. Sini gue obati." Sahut satu anak yang berpakaian serba hitam itu.

"Gak usah!" Zizi mendorong anak itu---alhasil Brughh. Jatuh tersungkur ketanah. Zizi baru mau melangkah pergi ingin mengobati tangannya---tiba tiba satu anak meraih tangannya.

"Lepasin Gila!" teriak zizi.

"Lu cewek kasar. Sombong." Salah satu cowok bringas itu ingin menempelkan bibirnya pada pipi zizi namun Baru ingin mencium pipi zizi. Lalu brak. Satu tendangan mendarat ke pipi cowok gila itu.

"Cari Mati. Beraninya lu mau nyentuh pipi calon pacar gue. Njir." Brak bruk . Begitu Rey menghajar anak yang tadi menyentuh zizi. Sementara anak yang tersungkur berdiri hendak membantu temannya dan saat ingin menghajar Rey. Keduanya terhenti oleh kedatangan Theo dan paul . lalu ditangkapnya kedua anak itu oleh theo dan Paul. Sementara Rey mendekati zizi. Mencoba menenangkan zizi dari rasa shock karena kedua anak tadi.

"Ohgod. Tangan lu zhy." Rey meraih tangan kanan zizi yang memerah

"duh." Jerit zizi.

"Sorry zhy. Hampir melepuh nih." Ucap Rey dengan rasa panik diwajahnya

"Ada apa?" Tanya Theo

"Luka rey?" Paul memperjelas

"Iya nih sepertinya terkena air panas." Zizi yang tangannya dipegangi Rey hanya diam dan meringis kesakitan.

"Duh Rey lu tolong bawa Zhy balik Ke tenda. Ni anak dua mau kami amankan dluh."

"Ok. Broh." Rey merangkuh bahu zizi menuntunnya jalan. Zizi hanya mengikut disadari tubuhnya hampir tak kuat menahan sakit. Sementara Paul dan Theo membawa kedua anak itu ke kantor security terdekat. Lalu kembali ke tenda. Ingin memastikan zizi baik-baik saja.

****

" Yaampun. Zhy Lu kenapa???" Yuni mendekat dan memasang tampang panik.

"Ini. Tangannya kena air panas." Rey menjawab setiap pertanyaan anak anak mewakili zizi, seperti asisten zizi.

Saat Rey dan zizi tiba di camp ternyata, Semua anak sudah berkumpul di camp pojok yang memang disediakan khusus perawatan sempat-sempat ada yang cedera atau sakit.

Kak Edward---seksi perawatan sekaligus dokter disekolah mereka. Mengambil alih zizi dari Rey---Diobati tangan zizi yang hampir melepuh dan dibalut kain kasa. Kemudian diplester.

"Udah it's ok sweety. Nanti jangan kena air dluh. Hati-hati loh gerakkinnya." Kata Edward pada zizi sambil menenangkan.

Rey yang masih berada disitu menghela napas panjang. "Syukurlah, Lu gak kenapa-napa." Bisik Rey pada zizi. Zizi hanya menengok kearah suara dan diam. Tidak menjawab apapun.

"Sini gue antar." Yuni meraih tangan zizi.

"Wait.. " Edwar menghentikan langkah keduanya. "Ini obatnya. Tolong dibantu ingatkan yah."

"Iya kak." Balas yuni. Kemudian langkah mereka diteruskan. Mengikut Rey dari belakang dan anak lain sudah menunggu kedatangan zizi di tenda. Ika yang sangat panik. Berlari mendekati zizi. "Lo tadi kenapa pergi sendiri? Kan bisa ajak gue. Ada yuni jugakan!"

"Iya. Sudahlah. Gue gak apa kok." Jawab zizi Mencoba relax agar kekhawatiran temannya itu hilang.

"Lu istrahat deh." Helen memberi senyum semangat sembari mengelus lembut punggung zizi.

Sedang Rara dan Fira hanya diam.

" to be continued "

Let Me Know! (END)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang