26. Basa-basi Stiven!

106 14 6
                                    

****

"Eh eh.. Ka sini deh bentar." Teriak seorang pada Ika.

Ika menghampiri murid laki-laki yang baru saja memanggilnya diambang pintu, dan ketika sudah berada diambang pintu bersama, laki-laki itu memberi sekaleng cocacola pada Ika

"thanks" ucap Ika setelah menerima cocacolanya "Ada apa Bayu ??" Lanjutnya.

Kemudian beralih duduk dipinggiran taman depan kelas dan disusul Bayu ikut duduk.

"Gue boleh minta nomer zizi ?" Tanya Bayu.

"Eh ngimpi Lu cuk ??" Jawab Ika sambil memukul sedikit bahu bayu.

"Kok ngimpi ?" Bayu menggeleng tak mengerti.

"Lu punya apa mau minta nomor dia, hah??? Kita aja disini gak ada satupun punya nomor dia." Begitu Ika menjelaskan pada Bayu yang ngotot.

"Eh. Gue tuh dapet perintah dari neni. Makanya kesini."

"Heh? Jadi geng yelow itu yang mau?"

"Iya. Mereka ada urusan sama Zizi."

"Zizi pasti gak ada urusan sama mereka. Gue aja heran kenapa geng gaje itu ada waktu Party zizi." Ujar Ika.

Ika memang tak pernah cocok dengan Geng yelow yang menurut dia seperti blusukan jamban itu makanya dia ngerocos aja kalo bahas tentang mereka. Lagian Bayu juga spupu Ika jadi Ika Gak akan takut Bayu melapor jikalau ada kata-katanya yang keterlaluan.

Bayu kembali fokus menatap Ika "Gimana dong Ka?"

Ika bergidik "Gaktau, lagian Lu mau aja disuruh suruh. Dikasih apa sama mereka ?"

"Gak ada. Cuman karena mereka tau gue bisa dapetin dari Lu gitu."

"Suruh mereka deh minta Langsung ke zizi. Kalo dapet gue mau nraktir mereka Siomay segerobak." Ujar Ika dengan gaya zuper ngeyelnya lalu melenggang masuk membiarkan Bayu penasaran.

Dan sepeninggal Ika, Bayu juga ikut menghilang. Entah kemana dan 20 menit kemudian muncul beberapa anak dengan atribut serba kuning.

Yah The Yelow geng dengan tingkat kepedayan yang memuakkan menurut kacamata zizi anak primadona Sekolah.

Geng Yellow sudah merapat di teras kelas Ips satu, mereka asyik berbincang dan ditemani dengan Helen disitu.

"Zhy, bisa kluar sebentar ada yang mau ketemu." Helen mendekati zizi namun langkahnya mendadak terhenti karena stiv menghalangi.

"Gak ada urusan Len. Suruh bubarin aja." Pintah Stiv. Sementara Zizi hanya mendongak sebentar lalu kembali membenamkan kepalanya ketumpukan kamus yang sengaja disusun untuk senderan dahinya. sekedar tiduran.

Helen memutuskan untuk menyudahi usahanya. Pikirnya percuma. Belom lagi zizi yang mengacuhkannya.

"Gak ada hasil. Zizi males untuk keluar." Ujar Helen memberi tahu geng yelow yang masih setia menunggu diteras kelas

"Bentar doang Len bantuin gih." Pinta Neni lagi dan memaksa

"Gak bakal mempan mah kalo zizi. Dia gak suka diperintah. Kenapa gak kalian aja sih yang masuk !" Ujar Helen yang mulai sebal dengan perintah Neni dan the geng

Gak mungkin the geng yelow masuk kedalam ruangan. Mereka masih belom berani menerobos. Bagi mereka itu sama saja bunuh diri. Sejujurnya setiap kelas di Ips mendapati surat pelarangan untuk memasuki ruangan yang bukan kelas mereka. Itu karena banyak anak yang sering kehilangan barang.

Akhirnya The yelow memutuskan untuk pergi tanpa hasil.

*****

Zhy. Duduk stive dibangku sebelah zizi yang memang tak pernah terisi oleh siapapun.

Zizi hanya menoleh menatap sebentar kedalam mata coklat stiv lalu kembali memalingkan wajahnya keluar jendela.

"Udah lama banget." Stiv berbisik tidak perduli wanita disebelahnya mendengar atau tidak perkataaannya. Karena zizi hanya diam membisu.

"Setelah Lulus lanjut di UI apa ke Colomb atau Harfad??"

"Belom tau." Jawab zizi malas

"Seorang zizi yang kadar kepintarannya tak bisa di takar sekarang bilang gak tau mau lanjut dimana! yang bener aja Lu cupu...."

Zizi terus membungkam mulut. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Tatapannya terus saja ke arah lapangan basket.

"Apasih yang Lu lihat disana?? Gak ada yang cakepnya setara gue!" Sindir Stiv dengan sebelah alis terangkat. Mengisyaratkan kesombongan.

Zizi memutar badan lalu memicingkan kedua bola matanya. Dilihatnya lekat-lekat wajah pria dihadapannya saat ini.

"MIRIS." Begitulah ucapan zizi yang dengan santainya sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.

hanya satu kata namun membuat stiv meledak.

"Cupuuuuuuuuuuuu." Spontan stiven mengacak ngacak rambut Zizi.

Zizi tidak merasa keberatan dengan apa yang dilakukan stiven pada rambutnya.

"Gue seneng lihat Lu senyum. Jadwal senyum lu itu berapa kali dalam seminggu sih. Apa sebulan atau setahun?? Lagi lagi stiven menyindir halus zizi."

"Seabad." Jawab zizi sinis, Lalu kembali tersenyum. Sambil sesekali tersipu oleh tatapan tajam mata stiv padanya.

"Zhy. Balik bareng gue bentar yah."

To be continued

Let Me Know! (END)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang